"Jika aku pergi dan meninggalkanmu. Apakah kau akan selalu menganggap aku menjadi sahabatmu seperti waktu sebelum aku meninggalkanmu?"tanya anak lelaki berambut brunette berumur 10 tahun didepan seorang anak perempuan sepantarannya itu dengan serius.
"Pasti. Tapi, kau tidak akan melakukan hal yang kau bicarakan kan? Kau tidak akan pergi meninggalkanku kan?"tanya anak perempuan itu.
"Jika aku pergi dan meninggalkanmu. Apakah kau akan benci kepadaku?"tanya anak lelaki itu lagi.
"Liam, kau kenapasih? Mengapa kau selalu berkata bahwa seakan-akan kau akan pergi dan meninggalkanku."balas anak perempuan itu dengan tangan yang disilangkan didadanya.
"Jawab aku,Zoey. Kau tidak akan membenciku kan?"tanya anak lelaki itu.
"Aku akan membencimu. Puas!"ujar anak perempuan itu dengan raut wajah kesal.
Anak perempuan itu langsung melihat kearah sahabatnya. Ia melihat sahabatnya langsung menundukan wajahnya dan tidak lagi melihat kearahnya lagi. Ia berfikir apakah kata-katanya itu keterlaluan?
"Liam maafkan kata-kataku tadi ya. Itu tidak benar, aku mengucapkan itu karena aku kesal denganmu karena kau selalu berkata seperti itu."ujarnya melembut.
"Zoey?"tanya anak lelaki itu.
Anak perempuan itu hanya menoleh dan memasang senyum dibibirnya.
"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu. Sesuatu yang sangat penting."ujar anak lelaki itu bertambah serius.
Entah hati anak perempuan itu berubah menjadi khawatir. Ia takut bahwa Liam akan meninggalkannya.
"Besok aku harus meninggalkan Inggris."ujar anak lelaki itu dengan singkat.
Hati anak perempuan itu semakin menjadi-jadi. Apa yang ia khawatirkan akhirnya terjawab dan semuanya benar. Anak lelaki itu akan pergi meninggalkannya.
"Aku harus ikut dengan ayah dan ibuku ke Amerika. Ayahku mendapat tugas dinegara itu. Dan aku tidak tahu akan kembali ke Inggris dengan cepat atau tidak. Bahkan, untuk kembali saja aku tidak yakin."ujar anak lelaki itu.
"Berarti kau akan benar-benar akan meninggalkanku?"tanya anak perempuan itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Anak lelaki itu hanya mengangguk menandakan bahwa ia akan benar-benar meninggalkannya.
"Aku benci Liam. Aku benci Liam. Liam jahat."ujar anak perempuan itu menangis dengan derasnya.
Anak lelaki itupun langsung memeluknya dengan erat. ia juga sangat ingin menangis dan mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan anak perempuan itu. Tapi, saat ini ia tidak tahu harus melakukan apa-apa.
"Zoey, aku berjanji padamu. Aku akan kembali dengan cepat. Dan suatu hari nanti saat kita bertemu aku akan langsung menikahimu seperti yang kau katakan saat aku menemanimu bermain Barbie yang kau nikahkan dengan seorang pangeran tampan dulu."ujar anak lelaki itu.
"Benarkah?"tanya anak perempuan itu melihat kearahnya.
"Yeah, aku berjanji."ujar anak lelaki itu dan memeluk anak perempuan itu kembali.
***************
"Zoey?"ujar seorang perempuan yang tak lain adalah sahabatnya,Barbara.
"Yes?"jawabnya singkat.
"Temaniku ke cafe yuk. Aku sedang ingin minum coffee pagi ini."ujarnya.
"Tidak bisa. Sebentar lagi kita akan ada ujian. Bagaimana jika nanti kita telat?"tanya perempuan yang bernama Zoey itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot [PENDING]
Fanfictionkumpulan cerita pendek. Copyright © 2014 by clockerice.