"Elena?"panggilku kepada seseorang yang berada didepanku.
Iapun menoleh kearahku dengan wajahnya yang penuh dengan luka lebam disekujur wajahnya bahkan badannya.
"Kau baik-baik saja,El?"tanyaku.
"Seperti yang kau lihat,Harry. Aku baik-baik saja."ujarnya seraya memberi senyuman kearahku.
"Ikut aku sekarang."ujarku seraya menarik lengannya.
"Harry, lepaskan. Kau membuat tanganku sakit."ujarnya sambil meringis kesakitan.
Akupun melepas punggung tangannya. Akupun langsung mengangkat lengannya dan terlihatlah luka memar tertera dilengannya.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuat tanganmu seperti ini."ujarku dengan rasa bersalah.
"Tidak apa. Luka ini bukan karena perbuatanmu kok."ujarnya tersenyum.
"Yasudah, ikut aku sekarang. Aku ingin mengobati lukamu di UKS."ujarku.
"Tidak usah,Har."ujarnya menolak.
"Jangan membantah."ujarku seraya mengenggam lengannya dengan hati-hati.
Kitapun sampai di UKS. Akupun menyuruhnya untuk duduk diranjang yang telah disediakan oleh pihak pengurus UKS. Akupun langsung mengambil beberapa obat yang akan kugunakan untuk mengobati luka lebam ditubuhnya.
"Tahan ya,El."ujarku seraya memberi obat itu kebagian luka ditubuhnya.
Ia hanya diam tidak membalas. Ia memang sering seperti ini.
"Apakah Robin yang melakukan ini kepadamu,El?"tanyaku seraya masih mengobatinya.
"Bukan."ujarnya yang ku tahu bahwa ia berbohong.
"Tak usah berbohong lagi,El."ujarku yang langsung menatapnya.
"Aku tidak apa-apa,Har. Aku sudah terbiasa mendapatkan ini. Tak usah khawatir."ujarnya tenang.
"Aku sudah beberapa kali memberi tahumu. Kau harus berakhir dengan Robin. Kau tidak bisa membiarkan Robin seperti ini terus kepadamu."ujarku seraya duduk disebelahnya.
"Tidak bisa,Har. Aku mencintainya. Lagipula kemarin memang salahku kok. Aku yang lupa membalas pesannya jadi wajar saja jika ia marah kepadaku."ujarnya.
"Kau jangan lupa dengan kata pukulan diakhir kalimatmu. Dan apa kau bilang? Dia melakukan itu hanya karena kau tidak membalas pesannya? Apakah kau sudah gila? Dia itu tidak waras,Elena."ujarku kesal.
"Jaga omonganmu,Har. Dia lelaki baik. Aku yakin ia sangat menyayangiku juga. Mungkin ia hanya sedang kesal saja."ujarnya dengan wajah sedikit kesal.
"Apa kau bilang? Menyayangimu? Kalau dia menyayangimu dia tidak akan memukulimu setiap hari seperti ini,El."ujarku.
"Sudahlah,Har. Aku malas untuk membuka pagi ini dengan keributan seperti ini. aku harus kembali ke kelas sekarang. Terimakasih sudah mengobati lukaku."ujarnya dan langsung melangkah pergi.
"Elena,tunggu. Aku ingin kau menemaniku sore ini untuk pergi ke taman dekat rumahmu. Bagaimana?"tawarku.
"Baiklah."
"Hmm, baiklah. Sampai jumpa,El."ujarku dan ia langsung melanjutkan langkahnya untuk memasuki kelas pertamanya.
Dia adalah Elena. Wanita yang sangat kucintai dan sangat ku sayangi. Dia juga sahabat terbaikku. Sahabat dari seorang Harry Edward Styles.
Aku sangat tidak suka dengan apa yang selalu Robin lakukan terhadap Elena. Ia selalu memukuli Elena karena suatu perkara kecil saja. Aku sangat tidak tega melihat Elena setiap harinya selalu mendapatkan perlakuan kasar Robin. Tapi itulah Elena. Ia selalu saja membela Robin dan mengatakan bahwa Robin sangat menyayanginya. Seharusnya ia tahu bahwa ada seseorang yang sangat mencintainya dan selalu ingin menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot [PENDING]
Fanfickumpulan cerita pendek. Copyright © 2014 by clockerice.