Hari ini dipenuhi dengan Asta yang sedikit menggangguku. Entah tiba-tiba mengajak ku kantin. Entah mengajaku berfoto. Cukup narsis rupanya. Ah tapi ini membuatku kehilangan banyak waktu dengan Seyra, Hani maupun Destri. Biasanya aku selalu bersama mereka. Tadi ketika aku berjalan dengan mereka menuju kantin Asta tiba-tiba datang dan mengajaku untuk bersamanya saja dan bodohnya sahabatku malah meng-iya-kan Asta. Mereka malah mengeluarkan watados (wajah tanpa dosa) mereka dengan tawa yang menurutku sedikit lebay. Ah , mereka memang selalu seperti itu.
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku mengemasi buku-buku dan bersiap untuk pulang.
"Ra, temenin gua yuk?"
"Kemana? Pasti ke toko buku." Jawab Seyra malas.
"Iya. Hehe. Ayolah Ra..." rengekku padanya.
"Ga ah. Gua ada janji sama Reza. Gua kan mau pe-de-ka-te sama dia. Jangan sampe gagal cuma gara-gara gua harus keliling nemenin lo cari novel. Mending lo ajak Hani atau Destri aja deh." Jawabnya panjang lebar.
"Ah lu mah. Mereka sama aja kaya lo. Yaudah lah, gua sendiri aja."
"Sama gua." Tiba-tiba suara itu terdengar. Aku hafal suara milik siapa itu. Seharian ini aku tak luput untuk mendengar suara itu. Ya, Asta. Siapa lagi kalo bukan dia.
"Sama lo? Lagi? Males." Tolak ku.
"Ah yaudah kalo gamau." Jawabnya lalu meninggalkan ku. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang semakin menjauh.
"Gua duluan ya Del. Bye!" Pamit Seyra memecahkan pandanganku yang menatap Asta.
"Iya. Hati-hati."
Sekarang aku benar-benar sendirian. Kenapa tadi aku harus menolak ajakan Asta? Ah benar-benar kecewa. Biarlah aku sudah biasa pergi ke toko buku sendirian.
Aku berjalan meninggalkan kelas. Terlihat Destri dan Hani sedang berada didepan pintu kelas mereka.
"Destri! Hani!" Teriakku.
Destri dan Hani menoleh kearahku.
"Kalian mau kemana? Langsung pulang? Gua mau ke toko buku nih. Temenin yuk."
"Boleh, kita juga mau cari buku buat ngerjain tugas Biologi." Jawab Destri.
Kami bertiga melewati lorong sekolah dengan cerita dan tak jarang bersenandung ria.
"Del, lo lagi deket sama Asta ya?" Tanya Destri, terdengar serius.
"Ngga. Biasa aja sih. Sama kaya gua kalo deket sama Adi." Jawabku menjelaskan.
Adi, dia adalah sahabatku dari SMP sampai sekarang dia satu sekolah denganku. Sangat dekat memang, karena orang tua dia berteman baik dengan orang tua ku.
"Oh, tapi kayanya Asta suka deh sama lo."
"Ga ah Des. Kan dia emang begitu kalo sama cewe."
"Eh tapi gapapa ding kalo lo deket sama Asta, Del. Siapa tau lo bisa ngerasain jatuh cinta. Hahaha" Celoteh Hani yang secara tidak langsung mengejekku.
"Ga mau ah. Gua cuma anggap dia sebagai sahabat doang. Ga lebih." Ucapku.
Akhirnya kita sudah sampai di busway untuk menuju toko buku.
Setelah 2jam lebih kita berada ditoko buku. Kami memutuskan untuk pulang. Destri dan Hani satu arah sedangkan aku harus berjalan sendiri ke busway untuk menuju rumahku yang berbeda arah dengan mereka.
Aku menunggu bus sambil mendengarkan lagi Yura Yunita - Berawal dari Tatap. Tiba-tiba sosok Asta memasuki ke alam lamunanku. Sosok yang membuat hari ini berbeda jauh dari hariku sebelumnya. Dia berbeda. Dia mengukir rasa baru dalam hatiku. Apa arti dari rasa ini? Ini jatuh cinta? Ah tidak. Mungkin dia memang sosok yamg berbeda dari sebagian banyak orang yang aku kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And This Feeling
Teen FictionKetika aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Terkesan wajar, namun terasa menyayat hati.