Untitled

3K 121 0
                                    

How could this happen to me?
I've made my mistakes
Got nowhere to run
The night goes on

As I'm fading away
I'm sick of this life
I just wanna scream
How could this happen to me?

[Untitled - SimplePlan]
_____________________________________

Adelia POV

Sungguh aku tak tahu apa yang sedang terjadi pada diriku. Oh, tepatnya dihatiku. Semua ucapannya bagaikan pisau tajam yang menyayat. Itu sangat perih.

Aku telah membuat suatu kesalahan. Kesalah terbesar dalam perjalan persahabatan ini. Aku menjatuhkan hatiku padamu. Aku memang tak semestinya jatuh cinta, terlebih padamu.

Aku muak dengan kata jatuh cinta. Jatuh cinta memang indah, jika ketika cinta itu jatuh ada cinta lain yang siap menangkapnya. Tapi jika sepertiku? Aku dengan beraninya menjatuhkan cinta tetapi tak satupun cinta ingin menangkapnya. Bahkan sahabatku sekali pun.

Oh Tuhan, se-menyakitkan-kah rasa ini hingga aku harus menangis sepanjang malam?

Ku rasa memang benar. Hal yang bernamakan 'jatuh' itu pasti meninggalkan bekas luka. Atau mungkin harus terluka terlebih dulu baru mendapatkan bahagia?

Lalu apa yang harus aku lakukan terhadap perasaan ini? Mengembalikan rasa tak semudah saat aku menjatuhkan rasa. Aku tahu bahwa Asta merasakan apa yang kurasa, kecuali rasaku terhadapnya yang lebih.

Aku hanya bisa menunggu datangnya mentari pagi yang hangat. Yang siap menjemputku tanpa aku harus memintanya datang.

-------------------------------------------------------------

Alarm pagi berbunyi. Ya, yang aku tunggu telah datang. Mentari pagi yang akan menghangatkan. Aku bangun dari tempat tidur. Mataku terasa berat saat ini. Jika tidak sekolah pasti aku akan kembali tidur setelah mematikan alarm sialan itu. Aku berjalan malas menuju kamar mandi.

Oh segarnya air pagi ini. Bebanku seakan ikut terangkat seiring busa sabun ditubuh ku tersiram dan mengalir bersama air. Aku keluar dari kamar mandi dan merapikan diri untuk berangkat sekolah.

Sialan. Mataku bengkak. Ah, terserah. Aku tidak peduli toh dia tahu kalo semalam aku menangis, dan itu karenanya.

Sudah seminggu ini aku hanya berdua dirumah dengan Bi.Ijah. Mama dan adiku menyusul Papa yang sedang dinas diluar kota. Aku memutuskan untuk tidak sarapan. Aku masih malas untuk makan.

Ku buka pintu rumahku. Oh, sungguh sangat berbeda. Biasanya dia, bibirku masih kelu untuk memanggil namanya. Ya, biasanya dia sudah ada didepan pintu kemudian menggandengku menuju motornya dan berangkat sekolah bersama. Kali ini? Aku sendiri.

Aarrggghhhh!!! Otakku tak bisa bekerja normal jika kau masih saja menelusup dalam pikiranku. Enyalah kau, SA HA BAT ku.!!

Friendship And This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang