Day by Month. Maybe until year.

1.6K 50 1
                                    

Jakarta, 21 Januari 2013

Saat aku mulai bertemu denganmu, kita hanya sebagai teman sekelas. Aku sama sekali tidak menyukaimu hanya menganggapmu sebagai teman. Hingga sampai saat perasaan sebagai teman saja berubah menjadi perasaan suka. Suka yang berawal dari kejadian yang tidak masuk akal. Saat aku dan temanku dan dia dan temannya melakukan lari bersama. Awalnya hanya untuk dapat mencapai garis finish pertama. Hanya untuk menjadi seorang pemenang. Namun, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Padahal, aku sedang menyukai orang lain. Namun, saat aku dekat dengan laki-laki lain rasanya berbeda saat aku sedang bersamanya.

Hingga temanku menggodaku. "Lo suka ya sama dia?" kata-kata yang membuatku tertawa aku hanya menjawab "Ya nggak lah ngaco lo." namun di dalam hatiku aku mulai tersenyum. Waktu berjalan cepat sampai suatu kejadian yang membuatku mulai mencintainya. Saat dia mulai memerhatikanku. Saat kakiku terkilir, dia menanyakan keadaanku. Aku hanya tidak dapat menjelaskan namun, dari matanya dia tulus menanyakan keadaanku.

Usai kejadian itu aku mulai melayang tinggi sekali. Namun, hingga saatnya aku harus terjatuh. Jatuh yang sangat sakit. Hari itu aku mulai menangis, merasa bersalah karena aku menyukainya saat temanku juga menyukainya. Aku mencoba melupakannya namun tidak, hatiku berkata tidak. Suratan takdir berkata aku tetap menyukainya entah sampai kapan. Aku mulai menjaga jarak dengannya mulai memerhatikannya diam-diam.

Entah ia menyadarinya atau tidak. Tapi, aku yakin ia menyadarinya. Sudah sebulan aku menyukainya namun aku sama sekali tidak berbicara dengannya sejak kejadian itu. Aku mulai untuk biasa saja. Untuk berusaha tertawa saat teman-temanku bercerita tentang dia dan temanku yang menyukainya. Namun, perasaan ini tidak dapat dibohongi, disisi lain hatiku sakit, sakit yang teramat. Namun, aku mulai membiasakan diri untuk berusaha tertawa disaat hatiku sakit.

Aku mulai berbicara dengannya. Berawal saat aku,dia, dan salah satu temanku mengambil buku pelajaran di loker. Aku bertanya pada temanku. "Kenapa lo taro semua buku lo di sekolah? Emangnya lo nggak belajar?" aku bertanya pada temanku. Namun, justru dia yang menjawab, "Emangnya lu belajar gue tanya?" aku hanya menjawab dengan tawaanku. Dia hanya ikut tertawa. Aku mulai tersenyum. Tersenyum di dalam hatiku. Mulai berbicara dengannya.

Meskipun, hanya dengan kata-kata seperti itu. Hanya saat itu kau dan aku bisa berbicara. Sampai tak terasa aku sudah menyukaimu selama 4 bulan. Aku dan dia makin dekat. Namun, hanya berkomunikasi dengan tatapan mata. Hanya saat aku melihat dia dan dia juga melihatku. Saat aku tertawa dan aku melihatnya dia juga melihatku. Aku mulai tersenyum. Lagi-lagi tersenyum dalam hatiku.

--------------------------------------------------

Jakarta, 1 April 2013

Mulai pada saatnya hatiku mulai sakit. Saat aku berlari karna pelajaran olahraga. Aku berlari bersama 3 temanku. Saat itu 2 temanku sudah berlari. Saat dia dan teman-temannya mulai berlari ke arahku. Temanku yang selalu menemaniku sudah mendahuluiku. Saat aku menatap ke belakang saat aku mulai melangkah dan mulai berlari. Baru selangkah, aku terjatuh. Lagi-lagi tulang di lututku tergeser. Aku meminta tolong. Namun, hanya temanku yang mendahului tadi yang menyadari aku jatuh. Sedangkan, 2 temanku sudah lari jauh di depanku. Lalu bagaimana denganmu? Kamu hanya lewat begitu saja menatapku dengan tatapan iba lalu melanjutkan berlari. Rasanya aku ingin menangis. Menangis.

Dulu, saat kakiku terkilir kau yang menanyakan ada apa denganku. Namun, saat aku terjatuh di depan teman-temanmu kamu malah hanya melihatku dan pergi begitu saja. Aku menangis. Lagi-lagi menangis karenanya. Betapa bodohnya diriku. Menangis karena laki-laki yang jelas tidak mencintaiku. Oh, mungkin ini rasa sakit yang dirasakan temanku. Apalagi jika ia mengetahui aku menyukai laki-laki yang sama dengannya.

---------------------

Di publish juga akhirnyaaa ayo di comment:D

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang