Hidden

610 8 0
                                    

Sebelumnya terima kasih untuk 100+ votenya😊

-

Seketika, aku berada di tempat saat aku mulai menginjakakkn kakiku disana. Menatapnya dari jauh saat ia tertawa tapi diam-diam khawatir saat tatapannya berubah menjadi sendu lagi. Seolah hanya ini yang bisa aku lakukan. Perasaan itu muncul. Tapi seakan aku tidak peduli dan tidak mau menengok sebentar untuk sekedar melihatnya. Aku sudah terlanjur menganggapnya sebagai teman dekat. Tapi, disisi lain perasaan yang lama aku kubur dalam-dalam mendadak muncul.

Perasaan yang selama ini tidak pernah kupedulikan dulu. Perasaan nyaman saat ada di dekatnya. Perasaan nyaman saat ia menanyakan kabarku. Perasaan senang saat ia berusaha ada disaat aku membutuhkannya. Ia selalu ada disana. Berusaha untuk menawarkan bahunya untuk sekedar membuatku tenang, meskipun secara tidak langsung. Ia yang selalu menyemangatiku saat aku rasanya ingin menyerah begitu saja.

Tapi, saat aku mulai menyadari tentang perasaan itu. Seolah ia pergi begitu saja. Tanpa alasan yang jelas. Bukan pergi sebenarnya, tapi sekedar menghindar, sekedar menjauh. Apa ia risih dengan perasaan aku ini? Rasa nyaman yang dulu ada, jarang aku rasakan lagi. Dia seolah mengerti ini akan terjadi. Aku hanya diam. Mengapa saat aku mempercainya, dia malah menjauh.

Dia satu-satunya cowok yang rela meluangkan waktunya demi seorang gadis malang yang bercerita tentang cowok itu sendiri.

'Gue udah move on ke orang yang ngertiin gue'

Kata-kata itu dibalas dengan candaannya. Apa dia tidak sadar bahwa gadis malang itu menceritakkan tentang dia sendiri.

'Gimana bisa gue suka sama dia tapi ada orang lain di hati gue'

Seolah kata-kata itu ia tanggapi dengan candaan tapi kini kebih serius lagi.

Entah memang dasarnya aku memang yang tidak peka atau bagaimanan. Perasaan ini sudah terlanjur bersemi lama. Bahkan saat cerita ini berjalan, nama dia perlahan terukir di bagian pojok hatiku yang mungkin tak akan tersentuh. Nama itu seolah-olah terabaikan. Lalu lambat laun, akan ditenggelamkan waktu.

Waktu itu, mungkin aku sempat berbicara kalau aku menyukainya tapi seolah rasa itu dipojokkan lagi dengan nama baru lagi yang baru ku kenal di SMA. Ia dengan sabar dan ceria mendengarkan ceritaku. Dengan embel-embel 'Maaf ya gue cuman bisa dengerin tapi gue belum tentu bisa ngasih saran' tapi kenyataannya notif malam itu sebagian besar dari dia. Dia bahkan ingin membantuku demi kebahagiaanku. Tapi seolah, nama itu kembali terpojokkan dan semakin terhimpit.

Tapi, lama kelamaan meskipun itu terlambat, Tuhan menyadarkanku tentang satu nama yang terpojokkan itu. Ia ada disana selama mungkin 2 tahun lebih dipojokkan dengan nama-nama lain. Mungkin, memang akunya saja yang baru menyadari itu semua. Mungkin ini terlalu terlambat. Tapi, tidak apa kan kalau terlambat. Setidaknya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Saat aku mengungkapkannya lagi. Dia justru meresponnya dengan respon singkat. Bukan respon yang memenuhi notif hingga berlanjut larut. Tapi, hanya candaan kecil biasa yang biasa ia lontarkan. Aku baru memulai cerita ini dan mungkin ia sudah ingin mengakhirinya. Setidaknya, aku masih belum terbiasa dengan ini semua. Aku harus terbiasa dengan balasan-balasan singkatnya.

'Kalo gua udah dipertemukan sama jodoh gua'

Bolehkah aku berharap?

Hidden.2014.12.11

-

HAII ini bener-bener sequel dari Impossible bener-bener sequel yang serius. Judulnya Hidden. Anggep aja ini kayak semacam buku keduanya Impossible. Hihihi gue tau ini semacam promosi tapi ya tidak apa-apa ya huehehehehe. Terima kasih untuk 100+ votenya!!! Uuuu seneng liatnya padahal baru segitu tapi gapapa aku sudah sangat-sangat berterima kasih. Setelah 1.5 tahun penantian akhirnya votenya berhasil mencapai angka 100 alhamdullilah

Dibaca ya guys Hiddennya. Ya mungkin 11 12 sama Impossible cuman mungkin sedikit beda karena di Hidden sudah.... Emm baca sendiri aja deh ya!! Terima kasih sebelumnya!!!:)

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang