Haii readersss!! Terima kasih sudah setia mengikuti Impossible dari awal sampai sejauh ini. I think this chapter is the end of the story:') maaf buru-buru ngetamatin yaaa but I think I know, 'Aku' bakal move on kok dari 'dia' dan 'dirinya' bakal jadi sama dia:) so enjoy!!! Sorry messed up!!:D
--------------------------------------------------
Aku menatap senja sore. Saat ini, aku memilih untuk menenangkan diriku sejenak di sebuah villa. Sendiri, ya hanya sendiri. Ku pikir keputusanku untuk mengalah lebih baik dibanding harus melanjutkan cerita ini sampai jauh. Aku menghela nafas panjang. Ku lihat ponselku yang berdering, disana tertulis nama sahabatku. Aku mengangkatnya.
"HEH LO DIMANA??!!! ANAK-ANAK PADA NYARIIN LO!! PLEASE KASIH TAUIN LO DIMANA DAN GUE NYUSUL LO KESANA!!!" ujar sahabatku.
Aku hanya tersenyum kecil. "Disuatu tempat yang jauhhhh banget." jawabku tenang. "Ih seriusan. Orang-orang lagi pada panik nyariin lo. Lonya malah jawab gitu." ujarnya. Lagi-lagi aku tersenyum. "Udah ya. Jangan nelfon lagi. Gue pasti balik kok. Pasti." ujarku lalu memutus hubungan telfon. Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ombak yang mengarah ke arahku meninggalkan bekas air di kakiku. Mungkin, keputusanku ini akan membekas dibenaknya.
Aku yakin keputusanku tepat. Tiba-tiba memori tentangnya berputar. Aku hanya tersenyum kecut. Tak lama, bulir air mata itu jatuh, membasahi pipiku. Lalu, di memori itu muncul temanku dan aku tersenyum bahagia.
Di memori itu ku lihat mereka berpegangan tangan dan tersenyum ke arahku. Aku tahu, itu adalah memori di kemudian hari. Dimasa depan. Aku tersenyum lagi.
"Lebih baik ngalah dan ngerelain dibanding harus selalu ngeliat temen sendiri nangis gara-gara kita. Terlalu egois untuk terus bertahan. Ngerelain dan mengalah adalah suatu keputusan yang paling bijak saat ini. Semoga kalian cepet jadian ya. Gue juga seneng ngeliat kalian seneng." gumamku.
Menyukainya adalah sebuah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan, karena aku membuat sahabatku sendiri menangis. Mengalah dan merelakannya adalah sebuah keputusan terbijak yang pernah aku lakukan, karena aku bisa membuat orang lain bahagia dan melihat sahabatku tersenyum bersamanya.
Aku yakin, aku berhasil membuat cerita ini ditutup dengan akhir yang bahagia. Meskipun aku tahu, disini aku yang akhirnya harus mengalah. Tapi, bukankah mengalah adalah sebuah keputusan yang paling bijak?? Terima kasih sudah mau membaca cerita pendek ini. Sampai jumpa di cerita selanjutnya dengan tokoh 'Dia' yang berbeda:)
Someday you'll gonna realize
One day you'll see this through my eyes
But then i won't even be there
I'll be happy somewhere
Even if i can't
I know
You don't really see my worth
You think you're the last guy on earth
Well I've got news for you
I know I'm not that strong
But it won't take long
Won't take long
Cause someday, someone's gonna love me
The way, i wanted you to need me
Someday, someone's gonna take your place
One day I'll forget about you
You'll see, i won't even miss you
Someday, someday
But now
I know you can't tell
I'm down, and I'm not doing well
But one day these tears
They will all run dry
I won't have to cry
Sweet goodbye
Cause someday, someone's gonna love me
The way, i wanted you to need me
Someday, someone's gonna take your place wo oh oh
One day I'll forget about you
You'll see, i won't even miss you
Someday,
I know someone's gonna be there
Someday, someone's gonna love me
The way, i wanted you to need me
Someday, someone's gonna take your place
One day I'll forget about you
You'll see, i won't even miss you
someday, someday
oh yeah yeah
-Nina, Someday
The End
--------------------------------------------------
Terima kasih yaaa sudah mengikuti impossible!!!! Sampai jumpa di cerita yang sedang saya garap sekarang!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
Novela JuvenilIni hanya sebuah catatan kecil. Mungkin, bagian kecil catatan kehidupan. Aku juga tidak tahu ini akan berakhir sampai kapan. Ini tentang sebuah cerita tentang Aku, Dia, dan Dirinya. Entahlah ini akan berakhir atau tidak. Satu hal yang aku pikirkan s...