Chapter 5. I Am Sorry

4.5K 210 1
                                    

SINAR keemasan memancar dari balik awan. Pagi yang indah untuk berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Kendall berjanji tidak akan menampakkan wajah takut lagi meskipun kejadian kemarin-kemarin cukup meninggalkan kenangan buruk untuknya. Dia tidak akan menyulitkan siapapun termasuk Vallerie. Gadis itu sudah menderita banyak karena dirinya.

Kendall menguatkan hati ketika berjalan menuju kelas. Dia waspada pada siapapun yang mulai menunjukkan gelagat mencurigakan di koridor yang dilewatinya. Ketika kembali terdengar suara ribut menuju ke arahnya, Kendall mengerang. Dia bersiap menerima serangan apapun yang akan dilancarkan orang-orang suruhan Harry untuknya. Tidak ada Vallerie yang akan menolongnya kali ini. Dia harus menghadapinya sendiri.

“Hei, kau!” seru seseorang dingin.

Kendall hanya mendengus mendengar nada yang tidak ramah sama sekali. Dia berbalik sambil menggerutu.

“Ada apa! Aku tidak memiliki waktu untuk—“ kata-katanya terhenti karena detik itu juga Kendall Jenner membatu dengan mata terbelalak. Seluruh urat syarafnya seperti dipotong ketika matanya menangkap sosok Harry Styles ada tepat di hadapannya. Berdiri dengan tangan dijejalkan ke dalam saku celana.

“E-um, maaf. Aku tidak bermaksud menyinggungmu.” Cicit Kendall takut dengan suara yang kecil.

Dia baru menyadari orang-orang yang berkumpul di sekitar koridor memandang mereka dengan berbagai macam ekspresi. Tetapi yang lebih dominan di tampilkan adalah mimik meremehkan. Mereka berpikir Harry akan menghabisi Kendall kali ini.

Harry tidak menjawab, bahkan tidak memperlihatkan reaksi apapun. Dalam benaknya masih terngiang-ngiang kata-kata Vallerie saat dia kalah dalam pertandingan basket satu lawan satu.

“Kau harus minta maaf pada Kendall.”

Sesuai kesepakatan, siapapun yang kalah dalam pertandingan itu harus mengikuti apapun yang diajukan sang pemenang. Setidaknya ada tiga permintaan yang harus dipenuhinya dan ini baru permintaan pertama.

“Aku…” Harry kembali diam. Sulit rasanya mengeluarkan kata ‘maaf’ dari dalam mulutnya. Dia sadar dirinya dihujani oleh berbagai tatapan dari segala penjuru. Dia benci mengetahui dirinya tergagap-gagap di depan seorang wanita.

Kendall sampai memandanginya heran melihat keanehan tingkahnya. Ketika dia hampir saja mengucapkan kata keramat itu seseorang menghancurkan segalanya.

“Pagi, Kendall!!” seru Vallerie heboh.

Dia yang tidak memperdulikan situasi tegang yang tengah terjadi di antara Harry dan Kendall, dengan santainya merangkul bahu gadis itu. Harry membelalakkan matanya pada Vallerie yang dibalas tatapan tajam yang mengisyaratkan ‘ayo cepat minta maaf!’.

Kendall tidak menjawab karena matanya masih terpaku pada pangeran yang berdiri di hadapannya. Vallerie yang menyadari situasi itu langsung memberikan kode pada Harry dengan isyarat lirikan mata.

Harry betul-betul ingin mencekik Vallerie detik itu juga karena dengan berani memerintahkan seorang Harry Styles untuk melakukan sesuatu yang tak disukainya. Pria itu menggeram frustasi sebelum akhirnya berkata dengan nada datar dan cepat.

“Aku minta maaf.” Ucapnya tanpa ekspresi. Meskipun hanya seuntai kalimat yang diucapkan dengan nada kaku dan cepat, orang-orang tetap terkejut mendengarnya. Termasuk Kendall Jenner. Mereka semua menunjukkan raut histeris dan tidak percaya. Orang-orang saling pandang dengan bingung. Seorang Harry Styles meminta maaf?

“A… apa?” Kendall tidak percaya bahwa akan keluar kalimat sefenomenal itu dari mulut Harry. Untuk beberapa saat dia yakin telinganya salah dengar.

“Jangan membuat aku mengulanginya!” bentak Harry kesal.

“Hei, mana ada orang yang meminta maaf sambil berteriak-teriak begitu !” omel Vallerie.

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang