Chapter 8. Unexpected End Date

4K 199 1
                                    

KONSER itu selesai beberapa jam kemudian. Mereka yang menggemari musik klasik keluar dengan wajah dipenuhi kepuasan, termasuk Kendall dan Zayn.

"Saat mereka mengadakan konser di sini lagi, aku tidak akan melewatkannya." Seru Kendall.

"Aku juga." sahut Zayn.

Vallerie yang masih dalam kondisi setengah tidurnya merengut iri pada kedua anak itu. Dia mengeluhkan dirinya sendiri karena tidak bisa menyukai apa yang disukai Zayn. Dia sudah berusaha fokus selama pertunjukan, tetapi bagaimana pun musik klasik di telinganya terdengar seperti lagu pengantar tidur yang membuatnya mudah sekali mengantuk. Akhirnya dia jadi tidak bisa berakrab ria dengan Zayn seperti halnya Kendall.

"Aku lelah," keluh Vallerie seraya memijat tengkuk.

"Kita bisa istirahat dulu." Niall menjawab.

Vallerie melemparkan pandangan tidak sukanya. Dia masih marah pada dirinya sendiri karena membiarkan kepalanya bersandar pada bahu Niall selama dia tertidur. Betapa malunya dia ketika terbangun langsung bertatapan dengan wajah menyebalkannya yang menampilkan senyuman penuh kemenangan.

"Kalau begitu aku pergi duluan." Kata Harry memecah keheningan.

Kendall terkejut mendengarnya.

"Kau akan pergi kemana?" tanya Zayn kaget, mendahului Kendall.

"Ada sesuatu yang harus ku urus." Sebenarnya Harry bosan setengah mati dan dia ingin melarikan diri dari tempat menyebalkan ini. Tidak akan ada yang bisa mencegahnya pergi di saat dia sudah memutuskan. Kendall menganga melihat Harry membalikkan diri lalu berjalan pergi begitu saja.

"Hei, tunggu!" Vallerie berteriak, menyuruh Harry berhenti. Pria itu memejamkan mata kesal lalu berhenti melangkah.

"Apa!" bentaknya kesal ketika Vallerie berlari menariknya mendekati teman-temannya kembali.

Vallerie sadar harus melakukan sesuatu ketika melihat Kendall sedih karena Harry pergi begitu saja.

"Lepaskan tanganku, gadis tengik!" Harry menarik tangannya dari pegangan Vallerie. Pria itu mendengus sebal tetapi tidak bisa memprotes karena gadis itu melotot padanya. Vallerie tersenyum pada teman-temannya yang lain.

"Begini, aku mempunyai ide bagus. Harry, kau ingin pergi bukan? Bagaimana jika Kendall menemanimu?"

Kendall terkejut mendengarnya, "Aku akan tetap di sini bersama Zayn dan yang lainnya. Kau setuju bukan, Kendall?" Vallerie memandangnya sambil mengerjap-ngerjapkan mata, dia memberikan semacam kode agar Kendall lekas mengangguk setuju. Kendall yang paham dengan akal muslihat Vallerie langsung mengangguk.

"Aku tidak keberatan." Sahut Kendall, dia merasa gugup karena dihujani tatapan tajam Harry secara langsung. Lagi-lagi pria itu memberikan pandangan yang membuatnya merasa seperti objek penelitian.

"Bagus!" Vallerie berseru.

"Aku tidak bilang-"

"Kalau begitu silakan kalian pergi!" Vallerie menyela kata-kata Harry. Pria itu langsung protes. Kapan sih gadis ini mau mendengarkannya?

"Hei!!!"

"Sudah sana pergi." dia mendorong punggung Harry menjauh lalu menyuruh Kendall pergi menyusulnya.

Gadis itu tersenyum lebar lalu berbisik, "Terima kasih banyak," pada Vallerie.

"Good luck," Vallerie balas berbisik sambil mengedipkan mata lalu melambaikan tangannya pada Kendall dan Harry yang melenggang pergi. Dia begitu puas melihat mereka bisa bersama.

"Sebenarnya aku juga harus pergi. Ada tempat yang akan ku kunjungi," Ucap Zayn, kali ini mengagetkan Vallerie.

"Aku ikut!" seru Vallerie. Dia langsung ambil langkah seribu, mengikuti Zayn dari belakang. Pria itu tidak keberatan sama sekali.

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang