Epilog 2 [END]

5.7K 199 26
                                    

KENDALL kemudian terperanjat. Demi Tuhan, bukankah itu adalah amplop yang sama dengan yang akan dia berikan pada Harry? Surat itu hilang, bagaimana bisa sampai ada di sini? Kendall buru-buru membuka salah satu amplop yang kondisinya lebih baik. Tangannya gemetar saat membaca tulisan tangannya yang tertera di atas kertas. Ini memang surat cintanya untuk Harry.

Apa Harry yang menemukannya? Kendall lega. Dia lebih senang lagi mengetahui Harry menyimpannya hingga selama ini. Dia melirik amplop yang lebih tua dan usang.

Amplop dengan warna dan motif yang sama. Siapa yang memberi ini pada-tunggu! Kendall menyambarnya. Jika dia tidak salah lihat bukankah ini adalah surat yang dia berikan pada cinta pertamanya saat TK dulu?

Kendall tak percaya! Jadi bocah laki-laki manis dan pintar yang tak bisa dia ingat namanya pasca ditolak adalah Harry Styles, suaminya! Dia benar-benar seperti ditarik kembali ke masa lalu, ketika dia menuangkan sendiri seluruh isi hatinya pada selembar kertas untuk pertama kali. Saat itu Kendall sangat bahagia.

Kini ketika dia membukanya dan membaca kembali tulisannya saat masih kecil, dia menitikkan air mata. Ini benar-benar surat cintanya yang dia berikan pada bocah lelak yang disukainya dahulu. Dia tidak tahu Harry akan menyimpannya. Dan yang membuat Kendall takjub adalah, Harry tak pernah mengatakan apapun mengenai surat ini dan masa kecil yang pernah mereka lalui selama mereka bersama. Mengapa? Apakah Harry melupakan wajah gadis pertama yang menyatakan cinta padanya? Tapi wajar saja, Kendall pun lupa wajah Harry.

Sekarang Kendall bisa menjelaskan perasaan aneh yang dia rasakan terhadap Harry. Dia selalu merasa pernah mengenal Harry sebelumnya. Ternyata, hatinya tak pernah melupakan Harry. Tidak aneh dia kembali jatuh cinta saat bertemu Harry di SMA. Kendall bahagia karena cinta pertamanya adalah cinta terakhirnya.

"Sayang, kau baik-baik saja?"

Ketika Harry muncul di ambang pintu, Kendall sudah mengembalikan kotak itu ke tempat semula. Dia berpura-pura tidak terjadi apapun. Semua yang dia temukan hari ini biarlah menjadi rahasia. Tuhan tahu dia sangat mencintai Harry sejak dulu dan mengakhiri pencarian cintanya dengan cara yang tak terduga. Dia sudah sangat puas hanya mengetahui bahwa Harry menyimpan surat-surat darinya.

"Maaf membuatmu menunggu." Kendall mendekati Harry kemudian mengajaknya kembali ke dalam kamar.

"Kau lama sekali." Harry mengerutkan kening.

"Cukup sulit mencari dasi favoritmu ini." Kendall membantu memakaikan dasi itu. "Mengapa harus pakai setelan resmi seperti ini? Aku tidak ingat Perrie menyuruh tamu undangan memakai pakaian formal."

"Aku sudah menginvestasikan uang cukup banyak untuk pameran itu. Aku hanya ingin memastikan uangku tidak terbuang sia-sia. Lagipula akan banyak kolegaku yang datang ke acara itu. Secara teknis, ini adalah pertemuan bisnis."

"Ya Tuhan, sejak Dad pensiun kau jadi terobsesi untuk mendulang keuntungan selangit." Canda Kendall.

Harry Styles sekarang telah mewarisi kursi pimpinan perusahaan Ayahnya. Semenjak menjadi CEO, Harry telah memajukan Styles Corp ke level yang lebih tinggi. Kendall sangat bangga padanya. Harry juga seorang suami yang sangat baik dan penyayang.

Harry tersenyum. "Aku bekerja keras untukmu, Darcy dan si kecil di perutmu ini."

Pipi Kendall memerah. Tangan Harry menyentuh perutnya dan mengusapnya dengan lembut. "Dia baik-baik saja bukan?" Tanyanya penuh kerinduan.

Kendall mengangguk. Sama seperti Harry, Kendall pun tak sabar menanti anak kedua mereka lahir. Tetapi mereka harus bersabar sampai lima bulan kemudian.

Dia memeluk Harry penuh kasih sayang. "Terima kasih karena masih mempercayaiku untuk menjadi ibu anak-anakmu."

Harry mencium bibirnya, "karena aku sangat mencintaimu." dia menunduk menatap wajah cantik istrinya. "Ke mana kau menitipkan Darcy?"

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang