High School Love Story

Epilog 1

8 YEARS LATER..

Blitz kamera menyambar silih berganti mengiringi langkah Vallerie dalam acara London Film Festival. Dia tampak memesona dalam gaun cantik rancangan Maura Gallagher yang memang dibuat khusus untuknya. Para awak media begitu semangat mengambil setiap detail gerakan Vallerie. Lambaian, postur tubuh, hingga langkahnya yang luwes dan anggun tampak sempurna dalam lensa kamera.

Vallerie Thomas kini tidak hanya nama seorang gadis remaja biasa, sekarang nama itu lebih dari sekedar terkenal. Vallerie telah menjadi nama seorang model international dan aktris. Paras cantiknya menghiasi setiap cover majalah ternama London. Berbagai macam merek parfum, pakaian, hingga kosmetik rela membayar mahal hanya untuk menjadikan Vallerie sebagai brand ambassador mereka. Vallerie pun telah membintangi lusinan CF, video musik dan serial drama yang membuat namanya kian melambung tinggi dan berdiri kokoh di puncak popularitas. Gelar sebagai bintang Hollywood telah Vallerie raih. Kehidupan pribadi Vallerie tak pernah menjadi rahasia, tanpa terkecuali hubungan asmaranya dengan fotografer terkenal, Niall Horan. Vallerie memang tidak berniat menyembunyikannya, karena itu ketika paparazzi mengabadikan momen ketika dia dan Niall berkencan, dia sama sekali tidak membantah. Dia hanya kebingungan ketika dihujani pertanyaan kapan dia dan Niall akan menikah. Seperti yang diajukan mereka kali ini.

“Kalian akan tahu jika saatnya telah tiba.” Vallerie menempelkan senyum terbaik di bibirnya.

“Apa kalian akan mengumumkan kabar baik itu?” Vallerie diam cukup lama sebelum menjawab, “jika dia telah kembali dari luar negeri.”

Awak media terkejut dan berikutnya ledakan pertanyaan menghujani Vallerie. Beruntung beberapa bodyguard segera menggiringnya masuk dan dia bebas dari serbuan para wartawan yang penasaran.

Vallerie sebenarnya tak bermaksud mengumumkan bahwa Niall akan melamarnya tepat setelah pria itu kembali dari luar negeri. Niall tak menunjukkan tanda-tanda itu. Lebih baik dia lupakan Niall sejenak dan fokus untuk bekerja. Vallerie duduk di belakang panggung, dia baru saja selesai mengerjakan tugasnya sebagai pembaca nominasi. Penata rias baru saja pergi selepas membetulkan riasannya. Seharusnya dia bergabung dengan tamu lain di hall, tetapi dia memilih diam di sana dan merenung.

Lima tahun yang lalu, Niall pergi tepat ketika dia resmi memulai karir sebagai model di bawah asuhan Maura Gallagher setelah dua tahun menjalani masa training. Pria itu pergi meninggalkannya demi meraih cita-cita. Vallerie membiarkannya karena dia pun bertekad akan menjadi wanita yang pantas bersanding dengannya. Melirik ponsel, senyum Vallerie terbit ketika matanya terpaku pada gambar yang menghiasi layar ponselnya.

Betapapun indahnya pemandangan di sini, bagiku kaulah yang terindah.

Itu segelintir kata-kata yang tertulis di foto yang menampilkan pemandangan matahari terbenam di Grand Canyon, Amerika. Sosok Niall tak tampak dalam foto, tetapi Vallerie bisa merasakan kehadirannya karena Niall-lah yang memotret pemandangan spektakuler itu. Hanya Niall yang bisa membuat hal yang tampak sederhana menjadi luar biasa. Kemampuan yang sudah Vallerie ketahui semenjak dia melihat foto dirinya hasil jepretan Niall.

Niall Horan pergi ke Amerika untuk belajar menjadi seorang photografer profesional dan pria itu berhasil mewujudkannya. Pameran foto hasil jepretannya tahun lalu yang dilangsungkan di Las Vegas sukses besar. Tidak hanya meraih keuntungan fantastis, tetapi juga berhasil mencatatkan namanya dalam daftar duapuluh pria tersukses tahun ini versi majalah People.

“Aku penasaran apakah dia akan datang pada acara itu?” Vallerie bergumam.

Dia sudah memberitahu Niall bahwa hari ini adalah hari yang penting dan meminta pria itu agar kembali. Tetapi hingga saat ini Niall tak memberi kabar padanya. Niall sepertinya membalas dendam, karena akhir-akhir ini Vallerie merasa pria itu sedang menggantung perasaannya seperti yang pernah dia lakukan bertahun-tahun yang lalu.