Chapter 2. The Beautiful Girl Named Perrie Edwards

7.3K 278 1
                                    

SEBUAH mobil mewah buatan Eropa berwarna hitam metalik berhenti tepat di area parkir SMU Royal President. Seseorang dengan pakaian rapi terlihat keluar mobil dengan gayanya yang mempesona. Berjalan dengan tenang di koridor khusus kelas Platinum. Siapa lagi jika bukan Harry Styles, pria paling populer seantero sekolah. Terkenal karena pembawaannya yang tenang dan cuek. Tetapi sanggup membuat hati para gadis meleleh setiap kali melihatnya tersenyum-senyum evil. Sayang, tidak semua murid bisa melihat prince yang satu ini. Dia lebih sering berada di kawasan elit itu daripada di kawasan siswa umum. Murid kelas biasa hanya bisa melihatnya ketika pulang sekolah dan pagi saat dia datang.

"Hei, Styles!" Niall, si murid jenius namun playboy itu muncul tiba-tiba menepuk pundaknya.

"Sialan! Bisakah kau muncul tanpa mengagetkanku!" bentak Harry sinis, seperti biasa.

"Pagi Harry.." sapa beberapa wanita begitu dia dan Niall melewati sekumpulan gadis di koridor yang biasa dia lalui.
Harry hanya tersenyum kecil tanpa memandang wajah mereka.

"KYAA.. Dia tersenyum!" teriak mereka heboh. Benar-benar berisik! Bahkan Niall sampai menutup kedua telinganya.

"Mengganggu saja!" gumam Harry pelan begitu langkah mereka menjauhi para gadis berisik itu.

"Kenapa? Mereka penggemarmu bukan?" komentar Niall dengan nada menyindir.

Harry memang selalu begitu. Tidak mau menghargai orang-orang yang sudah menghormatinya.

"Aku tidak pernah meminta mereka jadi fansku." balas Harry cuek.

"Itu namanya kau tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Tuhan." Niall menasihati. Harry menoleh sebentar, tatapannya datar namun menusuk.

"Mereka begitu karena aku kaya. Tidak lebih!"

"Huh, aku benci pada sikapmu yang rendah diri itu," Niall mendengus.

"Up to you."

Niall hanya menggeleng-gelengkan kepala. Susah menasihati orang yang sudah keras kepala sejak lahir.

Harry tahu itu sikap buruk dan harus di hilangkan, tapi sudahlah! Tidak penting! Itu yang selalu ada di otaknya sehingga menghalanginya untuk mengurangi sifat buruknya itu.

"Niall.." panggil gadis cantik, modis, dengan badan bak model professional menyapa Niall dengan nada manja. Dia adalah Amanda. Gadis itu mendekati Niall.

"Pagi, sayang." Niall bersikap begitu manis disambut pelukan dari Amanda.

Harry yang melihatnya agak risih. Tapi dia diam saja. Tidak mau mengganggu dua sejoli yang bermesraan di hadapannya. Dia memalingkan pandangan ke arah lain.

"Pulang sekolah nanti temani aku belanja, oke." Amanda merayu sambil memegang tangan Niall.

"Pulang sekolah, hm..," Niall berpikir.

"Ayolah sayang, kau mau ya.." Amanda menampilkan puppy eyesnya seraya mengguncang-guncang lengan Niall. Pria itu mendesah kalah.

"Mmm, Baiklah."

"Kyaaa, kau memang yang terbaik.." Amanda melonjak gembira lalu mengecup pipi Niall cepat. Setelah itu pergi meninggalkannya dengan wajah cerah. Seperti baru mendapat hadiah besar saja.

Niall tersenyum kecil. Bangganya sudah mendapat ciuman dari gadis secantik Amda di pagi hari seperti ini.

"Menjijikan" cibir Harry yang menyaksikan semuanya. Niall yang masih berseri memandang Harry yang bermuka masam.

"Kenapa? Kau iri padaku? Karena tidak ada fansmu yang berani berbuat begitu?" sindirnya bangga. Harry berdecak sambil menggelengkan kepala. Dia merasa kasihan pada gadis-gadis yang menjadi korban pesona Niall.

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang