Chapter 4 : Teman Baru

318 25 4
                                    

Pagi-pagi buta sudah terdengar suara kokok ayam. Ibu, ayah, dan Koji sudah bangun hanya Yumi saja yang belum terbangun.

"Koji, ibu dan ayah akan berangkat ke sawah sekarang, makanan dan pakaian kalian sudah ibu siapkan jangan lupa beri gadis itu air minum. ibu dan ayah berangkat ya.. Hati-hati dan bila ada tetangga bertanya katakan saja bahwa gadis itu sepupumu mengerti?" kata ibu Koji menjelaskan.

"Iya bu, saya mengerti" jawab Koji.

Ibu dan ayah Kojipun berangkat, sedangkan Koji tengah mengambil air minum untuk gadis itu, setelah itu Koji masuk ke kamar yang ditempati Yumi, meletakkan air di meja, dan mematikan penerangan, serta membuka korden, sebelum Koji memegang pundak Yumi untuk membangunkannya.

Tiba-tiba Yumipun tersadar. Melihat seorang laki-laki tampan, badannya tegap, rambutnya panjang sepunggung, memakai ikat kepala, dan hanya mengenakan celana sebetis.

"Aaaaaaaa... Orang iseng..!!" Yumi berteriak.

Kojipun terkejut dan mundur beberapa langkah ke belakang.

Yumipun langsung merapat ke dinding dengan memegang erat selimut seraya berkata. "Siapa dan apa yang ingin kau lakukan di kamarku hah?!".

"Tenanglah! Aku tidak berniat jahat padamu kau jangan lakukan hal ini padaku, aku sudah menolongmu dan ini bukan kamarmu tetapi kamarku" kata Koji menjelaskan.

Yumipun melihat kamar itu dan menyadari bahwa kamar ini bukanlah miliknya.

"Aaaaaaa...!" teriakan Yumi untuk kedua kalinya.

"Diam!" perintah Koji.

Yumipun diam

"Mengapa aku ada di sini.., aku ingin pulang..." kata Yumi kecewa.

"Tenanglah..., namaku Kojala Sanji karena temanku dan keluargaku memanggilku Koji kau pun bisa memanggilku Koji dan aku telah menolongmu karena jatuh dari langit siapa dirimu dan apakah kau manusia atau bukan?" tanya Koji.

"Aku itu manusia" jawab Yumi ketus. "Namaku Yumi aku tidak tahu mengapa aku dapat terjatuh dari 'langit' yang aku ingat aku telah tersedot cermin yang menyebalkan itu!" jawab Yumi melanjutkan. "Mengapa kau memakai pakaian seperti itu dan mengapa di luar pemandangannya seperti di desa yang sangat terpencil?" tanya Yumi khawatir.

"Apa yang kau bicarakan, memang seperti ini pakaianku dan dari dulu memang seperti ini suasananya seharusnya aku yang bertanya tentang pakaianmu" kata Koji merasa tersinggung.

"Sekarang tahun berapa?" kata Yumi takut akan jawabannya Koji.

"Tahun 201" jawab Koji tenang.

"Apa?!, aku tinggal pada tahun 2015!, itu artinya..." kata Yumi terkejut.

"Kau dari masa depan!" jawab Koji terkejut.

"Bagaimana ini..." kata Yumi khawatir.

"Hentikan Yumi lebih baik sekarang kita makan dan agar pikiranmu jernih aku akan membawamu ke tempat yang sering aku kunjungi serta temanku bernama Narin akan berada di sana juga sebelumnya minum air dulu" papar Koji. Yumipun hanya menganggukkan kepalanya.

***

Yumipun sudah berada di depan rumah dan membawa bungkusan berupa pakaian ibunya Koji begitu juga dengan Koji dia membawa bungkusan berisi pakaiannya. Sebelum mereka berangkat tiba-tiba hujan deras muncul.

BRESSS...

"Wah, hujan sepertinya kita tidak jadi pergi ke sana" kata Yumi senang.

"Ini hanya hujan lewat, sebentar lagi juga reda, kita harus ke sana karena aku sudah berjanji untuk memperkenalkanmu dengan Narin, tunggu di sini aku akan mengambil daun pisang untuk payung kita.

***

Yang dikatakan Koji benar setelah sampai di tempat tujuan hujan itu sudah reda, Yumi sangat terkejut karena melihat sesuatu yang menyenangkan.

"Wahh..., aku belum pernah melihat hal seperti ini". Yumi melihat ada air terjun kecil diantara dinding alam itu, sebenarnya ada tangga buatan penghubung tanah di bawah dengan tempat di atas dinding tanah itu karena di atasnya ada lapangan rumput yang luas karena tangganya licin, Koji jarang pergi ke atas sana, di sisi kolam air terjun tidak ada batunya, ada tempat tertutup untuk mandi, rumput hijau dimana-mana, ada satu pohon yang rindang tidak jauh dari air terjun itu, sedangkan di tempat air terjun seperti lapang yang tersembunyi dilingkari oleh pohon-pohon yang lain tapi agak jauh, air terjun itu berada di dalam hutan yang tidak terlalu jauh dari belakang rumah Koji bila pagi Koji selalu mandi di sana dan bila sore setelah Koji memgambil kayu selalu mengunjungi tempat itu dulu.

***

Setelah Yumi dan Koji mandi tidak berapa lama datanglah Narin.

Yumi dan Narin berkenalan lalu Yumipun menceritakan kepada Narin dan Koji mengapa dia bisa berada di masa ini.

"Yumi, aku akan selalu membantumu kitakan sudah berteman benar tidak Koji?" kata Narin meyakinkan.

"Iya" kata Koji mengiyakan.

"Oh ya Koji mengapa kau selalu memakai ikat kepala apakah itu wajib?" tanya Yumi.

"Bukan, itu karena Koji mempunyai rahasia" kata Narin berbisik.

"Narin jangan.." kata Koji kesal.

Tiba-tiba Yumi mengeluarkan senyum liciknya dan berlari berusaha mengambil ikat kepala Koji. Narin hanya tertawa melihat kelakuan Yumi terhadap Koji.

Yumi, Narin, dan Koji mulai sekarang adalah teman.

***

Seminggu kemudian tidak terasa, mereka bertiga sudah ada di tempat air terjun.

"Malam ini akan ada pesta panen, sungguh menyenangkan kau harus ikut Yumi" kata Narin senang.

"Tapi, pakaianku..." kata Yumi sedih karena menyadari yang dia pakai bukanlah untuk umurnya.

"Jangan khawatir aku akan meminjamkan pakaianku, nanti malam datang ya ke rumahku" kata Narin ramah.

"Ya terimakasih" jawab Yumi senang.

***

Yumi dan Kojipun sampai di rumah Narin semua rumah pada masa itu sama memakai bahan bangunan dari kayu, hanya yang membedakannya adalah bentuknya.

"Sepertinya aku pernah melihat rumah ini, tapi dimana ya?" gumam Yumi tapi Koji tidak mendengarkan.

Yumi dan Koji masuk ke rumah Narin dan Kojipun memberi sesuatu pada Narin.

"Narin, ini cerminnya aku sudah memberi nama di belakangnya" kata Koji, lalu Koji memberikan cermin itu pada Narin.

Tiba-tiba mata Yumi terbelalak saat dia melihat cermin itu.

"Hah?! Cermin ini..." kata Yumi terkejut dan tidak percaya.




KekuatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang