Chapter 17 : Pulang

147 15 0
                                    

Saat dimana Koji dan Narin masih kecil, setelah Narin menolong Koji dari orang gila...

"Narin, mengapa kau bisa berada disini apakah orangtuamu tidak mencarimu?" tanya Koji.

"Orangtuaku sudah tiada..., tadinya aku sedang mencari tanaman obat, untuk tugasku di sekolah medis" kata Narin sedih.

"Maaf Narin membuatmu teringat orangtuamu" kata Koji menyesal.

"Tidak apa-apa" kata Narin menghibur.

"Katamu kau bersekolah di sekolah medis, itu kan sekolah untuk bangsawan, apakah kau..." perkataan Koji terpotong.

"Memang benar, aku anak bangsawan, tingkatan pamanku dibawah jenderal satu tingkat, pamanku selalu membantu jenderal, melatih prajurit, dan terkadang selalu pergi sebagai duta kerajaan agar negeri ini tetap aman" kata Narin bangga.

Koji pun langsung berlutut.

"Jangan seperti ini, aku kan temanmu" Narin pun membantu Koji berdiri.

"Baiklah" kata Koji senang.

"Katanya kau mau membawaku ke suatu tempat" kata Narin tidak sabar.

"Ayo kita ke sana" jawab Koji senang.

Setelah beberapa waktu...

"Apakah tempatnya masih jauh Koji?" tanya Narin.

"Tidak, sebentar lagi sampai, itu dia tempatnya" Koji menunjukkan tempat dimana ada air terjunnya.

"Wahhh..., indah sekali!" kata Narin senang.

Narin pun berlari di sekitar air terjun.

"Hati-hati Narin disana licin!" teriak Koji mengingatkan.

Narin tidak mendengarkan Koji, hingga Narin pun terpeleset dan masuk ke dalam air.

Brusss..

"Narin!" teriak Koji.

Koji langsung saja menyelam menolong Narin.

***

Narin pun membuka matanya.

"Koji.., apakah dia datang untuk menyelamatkanku... seperti dulu..." kata Narin dalam hati.

Koji terus berusaha menolong Narin, semakin lama Narin jauh ke bawah air terjun.

***

"Narin, sadarlah.., Narin.., jangan pergi..., Narin..." suara samar-samar yang didengar Narin.

Uhukk.. Hk.. Huk...

"Yumi, tekankan tanganmu pada perut Narin jangan biarkan dia kehabisan darah!" seru Mila.

Yumi pun menurut, perut Narin mengeluarkan banyak darah karena sayatan dari angin yang ditimbulkan Koji cukup dalam dan panjang.

"Narin, kau akan selamat bertahanlah, Mila akan menyelamatkanmu" kata Koji khawatir.

"Tidak perlu..." kata Narin lemas di pangkuan Koji.

"Mila jangan dengarkan Narin" perintah Koji.

Mila pun melaksanakan tugasnya sebagai tabib.

"Narin, maafkan aku.., karena aku kau jadi begini.." Koji pun mengeluarkan air matanya.

"Seharusnya aku yang meminta maaf pada kalian semua sejak awal, seharusnya aku tidak memulai permainan ini..., aku hanya kesal saja kalian tidak memberiku kabar" kata Narin menyesal.

"Narin, jangan banyak bicara kami sudah memaafkanmu aku sudah menceritakan semuanya, kau hanya ingin bermain dengan kami, kau akan menghabiskan energimu" kata Yumi sedih.

KekuatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang