Chapter 20 : Menemukan Narin

141 13 0
                                    

"Mulai saat itu, aku selalu mencari dan mengawasi para pemilik cincin, hingga aku tahu siapa namanya dan kehidupannya, termasuk kau Yumi, tanpa Deja ketahui, aku selalu bersembunyi dengan tongkatku dan mengawasinya, dan dia tidak tahu bahwa aku dapat membuka lubang waktu" kata Nalu pada Yumi.

"Jadi, apakah Deja itu telah mendapatkan tubuhnya?" tanya Yumi.

"Ya, dia telah mendapatkan tubuhnya" jawab Nalu.

"Itu berarti dia sudah mendapatkan dua cincin, artinya kau membutuhkanku untuk melawannya?" tanya Yumi.

"Sebenarnya, dia sudah mendapatkan tiga cincin, ketika kau pergi, tidak lama kemudian Deja datang..." kata Nalu.

***

Di air terjun ketika Koji dan Mila diserang Deja...

"Akhirnya, aku dapat mengambil keempat cincin tanpa susah payah, sebelumnya akan kusingkirkan kalian!" ancam Deja.

Deja mengeluarkan kekuatannya ke arah Koji dan Mila.

Hyaaaa...

Tangan Deja ke arah Koji dan Mila mengeluarkan sorotan cahaya yang dapat menghilangkan nyawa.

Srrrrrrr......

Suara tongkat yang diputar dengan cepat sekali.

Ternyata itu Nalu yang berusaha menangkis kekuatan Deja.

"Aku terpaksa keluar, karena ini mendesak, yang penting aku tidak melawannya. Aku harus mengambil cincin itu" kata Nalu dalam hati.

Deja menghentikan kekuatannya.

Tanpa Deja tahu, Nalu berhasil mengambil cincin biru dengan tongkatnya, cincin itu pun masuk ke dalam tongkat. Tidak lama kemudian Deja mengambil ketiga cincin dan memakainya, dalam sekejap, tubuh Deja kembali.

"Ternyata kau Nalu, yang telah menggangguku! Mengapa kau bisa berada disini?" tanya Deja.

"Itu karenamu, aku dapat kutukkan, aku tidak bisa mati sebelum melenyapkanmu!" Nalu tegas.

"Apakah kau bisa? Sepertinya tidak" kata Deja mengejek.

Deja pun mengeluarkan api.

Nalu segera menangkis.

"Aku, tidak bisa melawannya, dia terlalu kuat, aku harus mencari pengendali cincin biru!" kata Nalu dalam hati serius.

"Kau pengecut, hanya bisa menangkis, aku tak ada waktu lagi, aku akan menghabisi kedua pengendali cincin itu!" ancam Deja.

"Jangan Deja! Biarkan waktu yang melakukannya! Mereka tidak bisa berbuat apa-apa!" kata Nalu.

"Kau benar, tidak ada gunanya, aku akan mencari pengendali yang satu lagi saja. Setelah itu akan ku kuasai bumi ini. Ha..ha..ha.." Deja pun menghilang.

"Apa yang kau lakukan? kita bisa saja untuk mengalahkannya" kata Koji kecewa.

"Sekarang ini Deja sangat kuat aku tidak bisa melawannya. Aku akan mencari bantuan" kata Nalu.

"Sebenarnya, siapa dia? Dia juga pernah mengusikku" tanya Mila.

Nalu pun menceritakan semuanya, setelah itu Nalu pergi dengan membuka lubang waktu, menemui Yumi.

***

"Karena itu, tadi Deja berusaha membunuhmu dan sekarang kita tengah bersembunyi" kata Nalu.

"Mengapa kau tidak bisa mengalahkan arwah Deja?" tanya Yumi.

"Dia itu tembus pandang, pastinya percuma saja bila melawannya bila dia tidak merasakannya" jawab Nalu.

"Kau benar juga. Kau kan hanya mencari satu pengendali, mengapa aku harus dilibatkan?" tanya Yumi bingung.

"Aku membutuhkanmu untuk mengajak temanmu dan aku sangat bertanggung jawab terhadapmu" Nalu menjelaskan.

"Apa maksudmu?" Yumi bingung.

"Karena kau, keempat cincin itu bersatu pada masa lalu..." ucapan Nalu terpotong.

"Jangan membahas itu lagi" kata Yumi sebal karena merasa dia penyebab ini semua.

"Aku tidak menyalahkanmu tentang itu, sebenarnya aku bertanggung jawab atas ingatanmu" kata Nalu menjelaskan.

"Apa?" Yumi terkejut.

"Aku harus menghilangkan ingatan tentang kehidupanmu saat kau mengunjungi masa lalu" kata Nalu.

"Mengapa?" Yumi kecewa.

"Seharusnya kau tidak mengunjungi masa itu, karena ingatan itu mempengaruhi kehidupanmu, kau jadi sedih karenanya" kata Nalu.

"Ucapanmu benar, tapi, aku merasa berat" kata Yumi sedih.

"Maafkan aku Yumi.." Nalu menyesal.

Yumi hanya diam.

"Yumi, sepertinya sudah aman, Deja tidak mencarimu lagi. Kau bisa pulang sekarang" kata Nalu.

Nalu mengambil tongkatnya dalam sekejap pintu gudang terlihat lagi.

"Kau tahu darimana? Kalau dia kembali bagaimana?" tanya Yumi.

"Aku tahu karena dia sudah jadi pengendali cincin, aku akan mengawasimu sampai rumahmu" kata Nalu menenangkan.

Nalu pun menempelkan tongkatnya dengan posisi berdiri di badannya dalam sekejap, Nalu lenyap.

"Nalu?" kata Yumi.

"Kau jangan khawatir aku di dekatmu" kata Nalu.

Yumi pun pulang ke rumahnya.

***

Di pesta ulang tahun sekolah...

Yumi berada di depan pintu gudang olahraga.

"Apa kau yakin, reingkarnasi Narin ada disini?" tanya Yumi pada Nalu yang tidak terlihat.

"Aku yakin" kata Nalu mantap.

"Akan kucari dia" Yumi pun pergi.

Nalu masuk ke dalam gudang.

Sudah satu jam Yumi mencari. Hingga dia melihat seorang gadis di sudut gedung olahraga.

Gadis itu cantik, rambutnya pendek sama seperti Yumi hanya saja rambutnya ikal, tubuhnya ramping seperti Yumi, dia memakai kacamata, dan gadis itu adalah seseorang yang pernah menabrak Yumi di perpustakaan waktu dulu.

"Aku menemukannya, ternyata dia adalah seseorang yang menabrakku dulu, dia memang mirip dengan Narin, eh.. dia itu memang Narin, aku jadi merindukannya" kata Yumi dalam hati terharu.

"NARIN!!" teriak Yumi.

Yumi pun langsung memeluk reingkarnasi Narin.

"Narin.., aku merindukanmu...., aku senang bertemu denganmu..." Yumi sampai menangis karena bahagia.

Reingkarnasi Narin pun melepaskan pelukannya.

"Apa yang kau lakukan? Kau tiba-tiba saja memelukku, aku bukan Narin tetapi, namaku Lily. Kau itukan yang aku tabrak waktu itu" kata Lily sedikit terkejut.

"Maaf Narin eh.. Lily, kau mirip dengan temanku" kata Yumi.

"Tentu saja kau itu Narin" kata Yumi dalam hati.

"Oh.., tidak apa-apa hanya saja kau datang secara tiba-tiba kau membuatku terkejut, karena ada kau aku jadi ada teman, siapa namamu?" kata Lily senang.

"Namaku Yumi. Lily, kita kesana yuk" Yumi mengajak Lily ke arah gudang olahraga.

"Lily, mengapa kau tadi sendirian?" tanya Yumi.

"Pamanku, meninggal satu minggu yang lalu.., aku masih memikirkannya.." kata Lily sedih.

"Maafkan aku Lily membuatmu teringat lagi pamanmu" kata Yumi menyesal.

"Tidak apa-apa" kata Lily.

"Kehidupan Lily hampir sama seperti Narin" kata Yumi dalam hati sedih.

Yumi dan Lily sampai di depan pintu gudang.

"Yumi, mengapa kita disini?" tanya Lily heran.

"Lily, maaf membawamu kemari tetapi ada suatu hal yang sangat penting" kata Yumi serius.




















KekuatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang