Chapter 14 : Kekuatan Cincin yang Sebenarnya

149 16 0
                                    

"Sebelum aku menjadi raksasa batu, aku adalah seorang tabib muda, sejak kecil aku sudah hidup sendiri, hingga suatu hari ada seorang kakek yang mau merawatku. Kakek itu seorang tabib, mulai saat itu aku belajar darinya hingga dapat menjadi seorang tabib yang tergolong muda" kata Mila.

"Tidak lama kemudian kakek meninggal dan meninggalkan cincin ini" Mila menunjukkan cincinnya.

"Satu bulan kemudian, saat aku pulang dari bukit untuk mencari tanaman obat, aku merasa ada yang mengikutiku, sebuah bayangan, tapi aku tidak tahu itu apa. Aku pun mulai berlari, bayangan itu pun mengikutiku. Tiba-tiba saja aku melihat arwah seorang laki-laki, dia tembus pandang, wajahnya seperti manusia normal hanya pucat, tentu saja aku takut. Sebelum aku pergi, dia berkata padaku untuk mengembalikkan cincin miliknya" kata Mila melanjutkan.

"Aku menolaknya, dia pun mengambil secara paksa cincinku dengan kekuatannya, cincinku menjadi panas sekali aku rasa cincinku tidak mau keluar dari jariku, dia pun berkata bahwa cincin ini tidak dapat diambil secara paksa kecuali oleh pemiliknya, dia ingat bahwa dengan memotong tanganku dia dapat mengambil cincin ini. Tiba-tiba saja tanganku terangkat sendiri dan terasa kaku. Aku panik sekali, saat aku melihat cincinku aku merasa terhipnotis, rasanya..., cincinku mengatakan bahwa dia ingin aku menelannya, aku pun menelannya" kata Mila.

"Aku merasa gelap semuanya, hingga tiba-tiba saja muncul gambaran diriku yang sudah ditutupi oleh batu-batu, aku tidak dapat mengendalikan diriku aku hanya dapat melihat bahwa aku berhasil mengusir arwah itu dan aku pergi, tidak tahu kemana, hingga aku pun menetap di suatu tempat. Selama aku menetap aku mendapat pelajaran untuk mengendalikan cincin ini, aku dibantu oleh suatu suara. Suara itu juga berkata padaku, bila aku ingin kembali seperti sedia kala aku harus dikalahkan dalam suatu pertempuran, setelah aku kalah nasibku berbeda, bila yang mengalahkanku orang baik aku pasti selamat tapi bila yang mengalahkanku orang jahat pasti dia akan mengambil cincinku dan aku tidak tahu seperti apa kehidupanku selanjutnya. Apakah aku mati atau bagaimana. Tapi, bila aku memenangkan suatu pertempuran, aku dapat kembali seperti semula tapi hanya sementara, setelah itu, tubuhku akan lenyap tentu saja cincin ini terbawa olehku, aku pun pergi ke tempat asalnya cincin ini berada dan menjadi pelindung cincin ini. Setelah mendengar penjelasan seperti itu, aku pun pasrah dan bila aku merasa, ada sesuatu yang lebih hebat dari ku, tubuhku akan bertarung untuk itu. Ini akan berbeda bila sejak awal aku dapat mengendalikan cincin ini, aku dapat mengendalikan diriku, pastinya aku akan pasrah bila dikalahkan" kata Mila mengakhiri.

"Akan aku ingatkan pada kalian, jangan sekali-sekali untuk menelan cincin yang kalian punya, resikonya sangat besar kalian tidak akan bisa kembali kepada keluarga kalian, kalian bahkan bisa jadi pelindung cincin itu yang tempatnya tidak tahu dimana, membayangkannya saja aku tidak mau. Oleh karena itu terimakasih karena menolongku" kata Mila.

"Jadi, ceritanya seperti itu.." kata Yumi mengerti.

"Oh ya Yumi, aku akan menolongmu agar kau bisa pulang kembali ke masamu" kata Mila senang.

"Darimana kau mengetahui bahwa aku bukan dari masa ini?" tanya Yumi keheranan.

"Aku yang memberitahukan semuanya" kata Koji santai.

"Terimakasih Mila karena kau mau menolongku" kata Yumi senang.

***

Satu minggu kemudian di kamar Yumi...

"Yumi, mengapa kau tidak tidur? Ini sudah malam sekali" kata Mila mengantuk.

"Aku sedang memikirkan sesuatu.., aku pernah mengatakan suatu hal mengenai cermin itu, tapi apa ya?" tanya Yumi pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa waktu...

"Aku ingat sekarang!! " teriak Yumi senang.

Mila pun terkejut dan bangun.

"Ada apa?" tanya Mila setengah sadar.

"Bukan apa-apa, lebih baik kita tidur sekarang" kata Yumi yang mulai mengantuk.

***

Pagi harinya di meja makan setelah sarapan...

"Koji, aku baru ingat keinginanku sebelum datang ke masa ini" kata Yumi senang.

"Apa itu?" tanya Koji.

"Aku ingin tahu siapa pemilik cermin itu dan jawabannya adalah Narin, karena aku sudah mengetahuinya, sebentar lagi aku pasti pulang" kata Yumi senang.

"Benarkah? Itu berita bagus" kata Mila senang.

Sedangkan Koji tidak menanggapinya.

"Koji, mengapa wajahmu serius sekali? Apakah kau tidak senang?" tanya Yumi.

"Tentu saja aku senang Yumi, tapi... Aku dapat surat ancaman ini tadi pagi.

Yumi dan Mila pun membaca isi surat itu.

"Pertempuran saat bulan purnama dengan wanita bertopeng itu diatas air terjun?" tanya Yumi.

"Ya, dia memanfaatkan waktu itu, kau tahu kan pengendali cincin biru akan sangat kuat saat bulan purnama? Itu kata guruku" kata Koji resah.

"Aku akan menghadapinya" kata Yumi mantap.

"Tapi..." kata Koji.

"Koji, sekarang kita tidak seperti dulu, sekarang kita kuat dan ada Mila yang akan membantu, tenang saja, kita pasti bisa lagipula, dia itu sendiri, sedangkan kita bertiga, kita pasti menang, benarkan Mila?" kata Yumi memberi semangat.

"Ya! Ini juga adalah kesempatan kita untuk merebut cincin milikinya" kata Mila memberi semangat juga.

"Kalian benar, kita akan hadapi dia!" kata Koji mantap.

KekuatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang