Chapter 13 : Raksasa Batu

135 17 0
                                    

Tiba-tiba saja bumi bergetar, Koji dan Yumi sangat terkejut ketika melihat batu yang besar itu bergerak bahkan dapat berdiri. Batu itu mempunyai tangan dan kaki, tingginya 50 kali lebih tinggi dari manusia normal. Raksasa batu itu berjalan menuju Koji dan Yumi.

"Gawat, bila raksasa batu ini ke arah sini, dia dapat pergi ke desa dan melukai warga desa disana, aku harus mengalihkan perhatiannya, akan ku ajak ke tempat yang aman" kata Koji dalam hati serius.

"Yumi, kita harus pergi dari sini" kata Koji.

Yumi mengangguk.

Koji dan Yumi melewati raksasa batu itu, pergi lurus ke depan, raksasa batu itu pun mengikuti Koji dan Yumi. Setelah merasa aman Koji dan Yumi pun mulai menyerang raksasa batu itu.

Bumi bergetar dimana-mana karena gerakan kaki raksasa batu itu.

"Mengapa raksasa batu ini menyerang kita?!" kata Yumi.

"Aku tidak tahu, Yumi coba kau bakar kakinya agar tidak bisa bergerak" jawab Koji.

"Baik" kata Yumi.

Yumi pun membakar kaki raksasa batu itu Koji pun berusaha untuk merobohkan raksasa batu itu dengan angin dan berhasil.

Tiba-tiba saja tanah dan batu-batu di sekitar Koji dan Yumi bergerak menuju raksasa batu itu dan seketika raksasa batu itu utuh dan bangkit kembali.

Kali ini, raksasa batu itu melawan. Raksasa batu itu menggerakkan tangannya dan mengendalikan tanah, berusaha menyerang Koji dan Yumi.

Ketika ada batu besar menuju Koji, Koji dapat menghindarinya dengan cepat.

Kemudian, batu-batu sebesar kepalan tangan menghujani Yumi dari depan. Yumi yang tidak sempat menghindar, akhirnya terkena dan terdorong jauh. Yumi penuh luka dan tidak sadarkan diri.

"Yumi...!" teriak Koji.

Koji pun berusaha untuk mengalahkan raksasa batu itu dengan berbagai cara yang telah dipelajarinya dulu, tetapi tidak ada gunanya. Koji pun terluka dan sudah tidak sanggup lagi.

"Percuma saja..., raksasa batu ini terlalu besar dan kuat, tidak dapat dikalahkan bila hanya seorang saja yang menyerangnya" kata Koji dalam hati mulai menyerah.

Tiba-tiba saja Koji teringat akan suatu hal.

"Aku baru ingat sekarang. Guru memberi tombak agung yang dapat menolongku dalam kesulitan apapun, walau hanya dapat dipakai sekali saja" kata Koji dalam hati senang.

Koji pun berdiri dengan tegap mengangkat tangan kanannya, memejamkan mata dan berkonsentrasi.

"Tombak agung..., aku mohon..., datanglah..., aku membutuhkanmu..." kata Koji dalam hatinya.

Tidak lama kemudian tombak agung itu berada di tangan kanannya Koji. Tombak itu panjang, warnanya perak, terdapat ukiran yang indah, dan diselubungi cahaya putih.

"Tombak agung, menusuklah pada jantung raksasa batu itu!" teriak Koji.

Koji pun melemparkan tombak itu, tombak itu melesat cepat dan menusuk tepat pada jantung raksasa batu itu. Tombak itu pun masuk ke dalam jantung raksasa batu. Raksasa batu itu roboh seketika. 

Koji berlari menuju Yumi.

Batu yang melekat pada raksasa batu itu pun memisahkan diri, semakin lama batu yang melekat pun habis, disana terdapat seorang gadis tergeletak, mulut gadis itu terbuka, keluarlah cincin warna coklat dari mulutnya.

Gadis itu pun tersadar dan bangun dengan posisi duduk. Dia pun melihat cincinnya disampingnya dan memasangkan pada jarinya. Saat dia benar-benar sadar, dia melihat pemandangan yang sangat kacau. Dia pun melihat Koji sudah berada di dekat Yumi.

"Jangan-jangan..., aku penyebab semua ini" kata gadis itu dalam hati khawatir.

"Dan, orang-orang disana adalah korbanku.., aku harus bertanggung jawab" kata gadis itu dalam hati.

Gadis itu pun mendekati Koji dan Yumi.

"Yumi sadarlah kumohon.." kata Koji resah.

Yumi masih tidak sadarkan diri di pangkuan Koji.

Tiba-tiba...

"Jangan banyak bicara, bantu aku untuk membawa temanmu ke sungai disana" kata gadis itu kepada Koji.

"Siapa kau..?" tanya Koji.

"Aku seorang tabib" jawab gadis itu singkat.

Koji pun menurut dan membawa Yumi ke sungai.

***

Dua hari kemudian di rumah Koji...

Yumi ke luar dari kamarnya menuju ruang makan dan menemukan Koji bersama seorang gadis yang tidak dikenalinya duduk di meja makan.

Gadis itu lebih cantik dari Narin, rambutnya diikat, warnanya hitam, panjang, dan lurus, serta memakai pakaian Yumi yang diberikan oleh Narin.

"Koji, dia siapa?" tanya Yumi.

"Yumi! Kau sudah sadar!" kata Koji senang.

Koji pun mendekati Yumi.

"Yumi, kau harus istirahat lagi" kata Koji.

Tidak perlu, aku baik-baik saja. Yumi pun duduk di meja makan.

"Aku lapar" kata Yumi.

Koji pun duduk di meja makan kembali.

"Perkenalkan, nama saya Mila" kata Mila.

"Saya Yumi, Mila..., mengapa bisa berada disini?" tanya Yumi.

"Kau makan saja dulu, jangan banyak bicara" kata Koji.

Setelah Yumi selesai makan...

"Dia seorang tabib muda Yumi, dia telah menolongmu sejak hari itu, karena dia kau bisa selamat, sudah dua hari kau baru sadar sekarang" kata Koji menjelaskan pada Yumi.

"Terimakasih karena telah menolongku" kata Yumi.

"Seharusnya, aku yang harus berterimakasih kepada kalian semua" kata Mila.

"Mengapa kau bicara seperti itu?" tanya Yumi tidak mengerti.

"Sebenarnya..." kata Koji ragu.

"Sebenarnya, aku adalah raksasa batu yang telah menyerang kalian semua" kata Mila menyesal.

"Bagaimana bisa seperti itu?" tanya Yumi penasaran.

"Itu semua karena cicin ini" Mila menunjukkan cincin coklatnya.

Yumi sangat terkejut melihat cincin yang dipakai Mila, karena dia merasa bahwa cincin yang ia cari ditemukan.

KekuatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang