Jatuh Cinta Sama Lo? IMPOSSIBLE Part 2

318 11 0
                                    

"lo mau kemana?" tanya raya penuh selidik.

"mau tau aja lo urusan gue, udah sana balik ntar keburu sore" sambil meletakan tangannya dipuncak kepala raya lalu mengacak acaknya.

"hmm... yaudahdeh, gue balik ya lo ati ati dijalan" sambil berjalan mengikuti bram kearah motornya.

motor yang dinaiki raya melaju meninggalkan angga yang masih berada di parkiran, sedetik kemudian angga turun dari motornya dan berjalan santai ke belakang sekolah.

"mereka udah otw ga" teriak salah satu cowok dengan badan yang besar dan muka yang sangar, yang sedari tadi sudah memperhatikan kearah luar.

"kalian udah siap kan? Inget kan sama apa yang tadi gue bilang" katanya santai seraya menghembuskan asap rokok yang baru saja dinyalakannya.

Tak lama kemudian sudah terjadi adu timpuk menimpuk menggunakan batu yang entah dibawa sejak kapan, bukan berita yang baru lagi ketika mendengar SMA Pelita Harapan yang tawuran dengan SMA Pekerti Luhur, dan ketika kedua pemimpin itu berhadapan terjadilah perkelahian diantara keduanya. Entah apa yang membuat kedua sekolah ini sangat membenci satu sama lain, apakah karena dendam pribadi antara Angga yang merupakan pemimpin SMA Pelita Harapan dengan Ronald yang memimin pasukan SMA Pekerti Luhur. Tidak ada satu orang pun yang mnegetahuinya, setelah hampir 2 jam mereka tawuran tiba tiba datang polisi yang membuat mereka melarikan diri.

"ini belom selsai" ucap Angga lirih di dekat telinga Ronald.

Ia memasuki rumah mewahnya tersebut mengendap endap, takut membangunkan pemiliknya yang sedang tertidur karena sudah sangat larut. Ketika merasa sang pemilik umah tidak mengetahui kepulangannya ia langsung menuju ke kamar nya untuk membersihkan semua luka yang di dapatkannya ketika tawuran tadi.

"akhirnya pulang juga kamu" ucap seorang wanita yang meletakan tangannya di dada sambil memakai piyama, rambutnya yang seikit bergelombang dibiarkannya terurai. Ronald yang mengetahui dirinya sudahtertangkap basah oleh ibunya tidak dapat mengelak lagi.

"iya ma, macet banget.. mama kaya gatau jakarta aja macetnya kaya gimana" ucapnya santai.

"tawuran lagi?" tanya sang mama kepada anak semata wayangnya tersebut.

Ronald tidak menjawabnya karena ia yakin kalau wanita yang ada di depannya ini sudah tau jawabannya.

"kapan sih kamu berenti tawuran kaya gini? Kamu gak sayang sama muka kamu?" tanya sang ibu sembari mengelus pipi anak kesayangnnya

"hahaha mama lebay banget, nanti juga sembuh ma" ucapnya riang seakan tidak ingin membuatnya khawatir.

Wanita itu keluar dari kamar dan menuju kamarnya sendiri, melihat handphone nya dalam keadaan menyala ia menyadari kalau ada pesan masuk. Secepat mungkin ia membuka pesan tersebut, sedetik kemudian tersenyum lalu membalasnya. Berpuluh puluh kilometer dari rumah Ronald, ada seorang gadis yang sedang cemberut, tadinya ia sangat gembira ketika berbicara dengan seseorang di telfon tetap ketika sambungan itu terputus wajahnya berubah menjadi masam.

"kenapa muka lo?" tanya sahabat gadis itu.

"gapapa, gausah kepo lo" jawabnya ketus.

"yaudah daripada lo bengong sambil cembeut gitu, mending lo bantuin gue ngobatin ini" sambil menunjuk mukanya yang lebam akibat tawuran tadi siang.

"lo tuh ya, gaada kapoknya udah bonyok kaya gini masih aja hobi tawuran" jawabnya ketus sembari duduk di hadapan cowok itu.

"ini mah belom seberapa, yaudah gausah bawel, mending lo obatin" sambil menyodorkan handuk basah.

Raya hanya bisa menghela napas, bukan hal yang tabu lagi ia mendapati Angga dalam kondisi seperti ini, bahkan lebih parah. Ia mengobati luka Angga dengan sangat hati hati, takut membuatnya tambah sakit. Jarak yang begitu dekat antara wajah Angga dan wajahnya mampu membuat dada nya berdetak lebih cepat dan ia merasakan bahwa muka memanas dan merah, tapi sepertinya Angga tidak menyadarinya.

Angga tidak pernah mmandangi muka sahabatnya ini sedekat ini, matanya yang indah dengan bulu mata yang panjang dan lentik, kulitnya yang putih bersih dan sehalus bayi membuat nya penasaran ingin menyentuhnya, bibirnya tipis dan memerah, juga rambut panjang nya yang hitam membuat Raya begitu terlihat cantik. Pantas saja ia menjadi primadona sekolah meskipun baru kelas XI, lamunannya terhenti ketika mengingat tawuran tadi.

"Ray, tadi sekolah kita hampir menang kalo aja gaada polisi pasti menang" ucapnya menggebu gebu

"sebenernya apa sih masalahnya sampe tawuran mulu kaya gitu? Soal cewek?" tanya Raya menyalidik

"bukanlah" jawab Angga yang sekarang sedang menonton tv

Raya diam diam bernafas lega, karena ia tidak sanggup harus melihat Angga menyukai perempuan lain. Diam diam selama ini Raya menyukai sosok sahabatnya ini, entah sejak kapan perasaan ini tumbuh dan semakin dalam yang pasti Angga tidak mengetahui perasaan Raya. Karena perasaannya hanya akan menimbulkan perpecahan diantara keduanya, seperti yang biasa di televisi ketika persahabatan hancu gara gara salah satunya ada yang memendam perasaan lebih. Maka Raya berasumsi kalau Angga tidak boleh mengetaui perasaannya yang sebenarnya, lamunannya pecah karena wajah Angga sudah berada dekat dengan wajahnya.

nantikan part selanjutnya ya....


Jatuh Cinta Sama Lo?IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang