"Lo jangan kurang ajar ya sama gue" Raya mendorong tubuh lelaki yangada di depannya
"Hhhh... asal lo tau aja ya! Lo itu bukan tipe gue Ray"
"Oh gitu ya? Bagus deh" Raya kembali menghadap pintu dan keluar untuk menunggu Angga datang menjemputnya. Ronald menuju ke arah motornya yang sedang terparkir di garasi rumah nya, ketika sudah duduk di atasnya ia baru menyadari sesuatu
"Apa apaan nih" Iya melihat kedua ban motornya kempis, lalu melihat Raya yang sekarang sedang acuh tak acuh. Ia sudah menebak siapa yang melakukan ini kepada motornya
"Lo apain nih motor gue?" tanya Ronald
"Gue?"
"Iyalah, pasti elo kan? Ngaku lo!!"
"Eh cowok gilaaa, lo liat gue ngutak ngatik motor lo gak? Gausah asal nuduh lo!" Raya emosi
"Awas aja lo, gue bakalan bikin perhitungan sama lo!" Ronald pergi sambil mendekatkan handphonenya di telinga
"Rasain lo, makanya gausah kebanyakan gaya" Raya benar benar puas, untung nya ia sering melihat Angga yang mengempiskan ban motor sekolah musuh jadi Raya sedikit mengerti tentang motor. Lamunannya terhenti ketika sebuah motor berhenti di depan rumahnya.
***
Setelah membeli ticket dan beberapa makanan dan minuman kini Angga dan Raya memasuki bioskop tersebut. Kini film sudah diputar dan keduanya terlarut dengan layar yang ada di depan mereka, tanpa sadar tangan Angga mengenai tangan Raya
"Ray, lo dingin?" tanya Angga dengan bisikan di telinga kiri nya
"Engga kok, gue gapapa" Raya berusaha tersenyum, mungkin pilihan bajunya salah karena ia lupa kalau akan pergi ke bioskop bukan candle light dinner. Tanpa sepatah katapun kini kmeja Angga sudah membalut tubuh Raya yang dingin dan tangannya pun terasa lebih hangat karena jemari Angga menggenggam tangan mungil nya. Kini duanya merasa hangat dan mulai sibuk dengan fikirannya masing masing
"Ya Tuhan, jangan sampe Angga tau perasaan gue yang sebenernya.. duhh gue deh degan banget, untung banget gelap kalo engga gatau deh bakalan gimana" Raya sangat senang, tetapi beda dengan lelaki di sebelah nya ia merasakan sesuatu yang aneh
"Sejak kapan tangan Raya sehalus ini, kenapa gue ngerasa nyaman banget kaya gini ya. Malem ini juga dia cantik banget, gak heran jadi primadona sekolah"
Setelah film sudah selesai kemudian mereka berdua berjalan ke foodcourt area dan memesan makanan untuk mengisi perut mereka yang kini sudah kelaparan, sembari makan pandangan Angga tak luput dari sosok gadis di depannya
"Abis ini mau langsung pulang atau gimana?" tanya Angga, sejujurnya ia tidak ingin langsung mengantar Raya pulang karena ia masih ingin menghabiskan waktu bersamanya
"Hmmm... gimana kalo kita main timezone dulu" ajak Raya
"Ray? Lo gak salah ngomong nih?"
"Loh Ga, emanya kenapa?" Raya memiringkan kepalanya
"Dandanan lo udah feminin banget kaya gini tapi sekarang malah ngajak main timezone"
"Ah,, biarin aja sih ayokkkk Ga" Raya segera menarik tangan Angga menuju ke arena timezone yang masih terdapat di kawasan Mall tersebut, keduanya mulai membeli kartu untuk dapat mengakses permainan yang mereka inginkan. Angga melihat Raya yang sedang memasukkan bola basket ke dalam keranjang yang sedang bergerak, tanpa sadar Angga melihat kearah pada lelaki yang memperhatikan Raya dengan pandangan kagum. Anga merasa gerah dengan hal itu kemudian ia merangkul pundak Raya dengan sebelah tangannya dan memelototi lelaki barusan, yang di pelototi hanya tersenyum samar kemudian keluar dari arena timezone. Kedua nya melanjutkan untuk foto box, hal yang selalu di hindari Angga tetapi entah kenapa ia justru tidak dapat mengelak karena tidak ingin melihat wajah cemberut Raya. Sekarang sudah pukul 10 malam dan kedua nya menuju parkiran untuk kembali pulang
"Thanks ya GaJ" Raya tersenyum kikuk
"Sama sama tuan putri ku" Angga menatap lekat wajah Raya seakan tidak ingin gadis itu menghilang, detik itu juga Angga memajukan tubuh nya dan satu kecupan ringan mendarat di kening Raya
"Good night" motor dihadapan Raya pergi dengan kecepatan tinggi, dan kini yang dicium dan mencium sedang dalam pikiran dan perasaan nya masing masing
***
Raya duduk di ruang tamu sembari melihat hasil fotonya dengan Angga, hari ini ia benar benar sangat bahagia karena sedah lama ia tidak menghabiskan watu bersama orang yang dicintai nya tersebut.
Tengg... Tongg... Tengg... Tongg
Raya segera beranjak untuk membuka pintu depan, ia melihat 2 orang yang sedang membopong seorang lelaki yang Raya kenal. Tanpa menunggu aba aba dari pemilik rumah kedua lelaki itu masuk dan menjatuhkan tubuh Ronald di sebuah sofa lalu menghampiri Raya
"Lo anak SMA Peliha Harapan kan?" tanya lelaki bermuka seram, belum sempat menjawab pertanyaan tadi lelaki satunya sudah menambahkan
"Jagain ya tuh bos gue, awas aja kalo sampe lo apa apain!" setelah memberi peringatan kini keduanya keluar dari rumah tersebut. Raya mendekati Ronald dan mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuh Ronald
"Duhhhh... baru berapa hari udah bikin susah aja" Raya pergi meninggalkan Ronald tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar Ronald mengigau tidak jelas dan kemudian terjatuh dari sofa yang di tidurinya. Ingin sekali Raya meninggalkannya aja, tetapi hati kecilnya melarangnya
"Oke... sekali ini aja Ray lo bantuin dia" Raya mulai meletakan satu tangan Ronald di bahunya lalu memaksanya untuk berdiri dan berjalan untuk menaiki tangga
"Mama?" tanya Ronald sambil menatap wajah Raya
"Apa? mama? Bukan! Gue bukan nyokap lo, udah mabok masih aja ngeselin"
"Mama ngapain disini ma?"
"Ishhhh... apaan sih lo kan gue ud..." ucapan nya terpotong ketika menyadari Ronald memeluknya erat
"Ronald kangen mama" Raya dapat menangkap nada kerinduan dalam kalimat yang di lontarkan Ronald, untuk pertama kalinya Raya merasa kasihan pada kakak tirinya
mT9
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Sama Lo?IMPOSSIBLE
Randomhallo guys.. ini pertama kalinya gue nulis cerita di wattpad dan di published. cerita ini tentang persahabatan yang melibatkan sebuah perasaan cinta dan juga terdapat konflik keluarga. semoga cerita ini dapat kalian nikmati ya. jangan lupa juga di v...