PROLOG

1.9K 65 0
                                    

Suatu malam tepatnya digudang tua tak terpakai aku sedang bermain dengan boneka ku. Boneka ku ini sangat berisik hingga membuat telingaku sakit, akhirnya kutarik bibir mungilnya lalu kujahit perlahan-lahan hingga jarum besar berukuran sebesar pulpen itu berhasil menembus bibir kecilnya hingga mengeluarkan cairan merah segar.

Akupun melanjutkan permainanku dan dia pun hanya dapat menangis sambil merintih kesakitan.
Mungkin dia berniat untuk berteriak, tetapi mulutnya sudah berhasil ku jahit. Saat itu terasa sangat menyenangkan lalu akupun melanjutkan permainanku.

Aha... aku punya ide, sepertinya jari-jari mungil itu membuatku bergairah untuk memainkannya. Aku mulai mengambil gunting yang berada dimeja perkakas ku, dia mencoba berteriak dan jahitanku membuat bibirnya tersobek.
Aku mulai mendekatinya dan langsung menggunting jari jemarinya satu per satu, alangkah indahnya moment ini.
Cairan merah itu mulai bercucuran kelantai gudang ini.

Boneka ku mulai lemas, namun masih dapat bergerak berarti tandanya dia belum mati. Huft, membuatku lelah, To the point sajalah kalau begitu lagi pula ini sudah larut malam dan besok aku harus sekolah.

Aku langsung memilih untuk mengambil gergaji mesinku dan menyalakannya hingga membuat boneka ku melotot melihatku. Langsung kutekan gergaji mesinku tepat diperutnya dan berhasil menembusnya hingga cairan merah segar itupun bermuncratan dengan derasnya. Ku percepat permainanku ini lalu tak lama gergajiku berhasil mengeluarkan organ-organ dalamnya.
Ah betapa bahagianya aku.

Boneka ku sudah tidak bergerak lagi dan tandanya dia sudah mati. Akupun tersenyum melihat keadaan bonekaku.

You're My Baby DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang