FLASHBACK (II)

377 26 0
                                    

Sejak kejadian itu terjadi aku menyuruh tente Ina untuk membeli alarm disetiap pintu yang terdapat dirumah.
Awalnya tante Ina bingung tetapi akhirnya ia mengikuti perkataanku.

"Tante.. pintu kamar, pintu belakang, pintu dapur, pintu teras, sudah semua dipasang?" tanyaku.

"Sudah sayang, sebenernya ada apa sih kamu kok aneh sampe nyuruh tante beli alarm sebanyak itu?"

"Aku ga mau tante kenapa-kenapa, soalnya cuma tante satu-satunya orang yang berharga buat ku."

Aku memeluk tante Ina erat dan diikuti tangisanku. Tante Ina memelukku balik dan menenangkan ku.

---

Hingga suatu malam, hal yang aku takutkan kembali terjadi, jubah hitam itu datang lagi.

Tapi kenapa suara alarm nya tidak menyala, apakah dia sudah tau semua hal ini?

Hingga akhirnya aku mendengar suara teriakan, ya itu teriakan tante Ina.
Tanpa basa basi aku langsung berlari dan mencari tante Ina.

Dia tidak berada didalam rumah dimana dia? ya tuhan.

Aku terus mencari arah dari suara teriakan tante Ina.
Setelah cukup lama aku mencari, akhirnya aku menemukan asal suara tante Ina tepat dibelakang rumah. Tapi..

Ya tuhan ada apa ini! apa yang akan dia lakukan pada tante Ina?

Kondisi tante Ina kini sudah tak beraturan, mukanya sembab penuh luka. Tangannya digantung hingga tubuhnya berdiri.

Sungguh aku tak tahan lagi melihat semua ini.

"Berhenti!!! apa yang kau lakukan pada tante ku!" teriakku lantang.

Kemudian si jubah hitam itu menengok dan tersenyum.

"Hai nona kecil, kita berjumpa lagi. Kau sudah cukup besar ya." ucap si jubah hitam.

"Tolong, lepaskan tanteku om. Apa salah keluargaku sampai om tega melakukan semua ini?" ucapku ditengah isak tangis.

"Apa salah keluargamu? haha BANYAK! apa kau tahu Ayahmu telah membuat karirku menurun, Ibumu membuat hatiku hancur dan tantemu? dia cuma pelampiasanku." jelasnya.

Aku semakin lemas mendengar penjelasannya. Tapi.. aku ingat kata Ibu jangan takut padanya, dia itu bodoh! yang hanya melakukan segalanya dengan cara licik.

"Dan sekarang inceranku adalah kau nona." lalu dia mulai mendekatiku.

"Hanya kau pewaris satu-satunya dikeluargamu" tambahnya.

Dia semakin dekat denganku, sambil memegang linggis, seketika tubuhku kaku dibuatnya. Apakah aku bisa menghindar?

"Enyalah kau nona kecil." ucapnya dengan mengacungkan linggis itu kearahku.

Sebelum linggis itu mengenaiku, aku sudah lebih dulu menancapkan obeng tepat dilehernya hingga membuat cairan merag itu keluar dengan derasnya.
Awalnya aku takut melakukannya tetapi aku berfikir bahwa orang jahat sepertinya tak layak untuk hidup!

Aku pun mengambil linggis yang berada digenggamannya. Tanpa basa basi ku ayunkan linggis itu dan berada tepat dikepalanya.

Apakah ini pantas untuknya Tuhan?

Semakin lama gerakan tanganku semakin tak terkontrol. Sekarang dia sudah diam tak bergerak, mungkin karena pukulan ku terlalu keras tadi.

Entah apa yang merasuki diriku, aku merasa ini sangat menyenangkan..

Cairan merah segar itu mulai mengalir dikepalanya, tak ada rasa iba sedikitpun yang ada justru keinginan untuk terus menghabisinya.

Ya Tuhan ini sangat menyenangkan..

Entah mengapa hatiku sangat bergembira saat cairan itu dengan derasnya keluar dan melihat orang yang dihadapanku telah terkulai lemas dengan keadaan kepala yang mulai ancur dan entah mengapa aku justru melontarkan tawa yang sangat puas.

PERGILAH KAU JUBAH HITAM!

Aku pun menghentikan aksiku karna ia tak bergerak lagi, kurasa dia sudah tiada.
Aku menghampiri Tante Ina dengan kondisi yang cukup mengenaskan.

"Tante Ina bertahanlah, aku Dee apakah tante dapat mendengarku?" Aku membukakan ikatan yang berada ditangan tante Ina.

"Dee sayang, kau tidak apa-apa?" tanya tante Ina dengan kondisi setengah sadar, raut wajahnya sangat lesu dan pucat.

"Aku tidak apa-apa tante. Tante yang kuat ya kita kerumah sakit, tante jangan tinggalin Dee sendirian." Aku memeluk tante Ina.

"Dee jangan sedih. Tante mungkin akan berusaha bertahan untuk Dee."

Tak lama setelah kejadian itu kurang lebih 1 bulan, tante Ina meninggalkanku selamanya dan kini aku ditemani Bibi dan juga supir pribadiku yang akan setia menemaniku kemana saja.

Dan sekarang aku mempunyai hobby baru.

Siapa yang ingin bermain denganku, aku akan mengajaknya untuk melakukan permainan yang tak dapat ia lupakan.

---

Hufft..
Maaf ya updatenya lama maklum lah kalau mau lulus smk itu tugas menumpuk. *eaa*

Maaf ya ceritanya maju-mundur maju-mundur cantik cantik ahaha. ^^

semoga kalian suka,.

jangan lupa vote dan komennya biar aku dapet inspirasi baru buat ngelanjutinnya;)

mksh~

You're My Baby DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang