The First Game (part 1)

618 25 0
                                    

Hei hei.. buat part ini maaf ya kalo kata-katanya agak frontal (sedikit).
Semoga kalian suka~~~

yuk ah lanjuttttttt~
.
.
.
.
.
.
.

*Kringgg*

Bel istirahat berbunyi.
Seperti biasa kami langsung ke kantin.
Saat kami ingin menempati tempat duduk yang biasa kami duduki, tiba-tiba..

*Brugg*

Suatu mangkok berisi baso mendarat tepat dibaju seragamku.

"Aish! baju gue..." teriakku histeris.

"Maaf aku ga sengaja" ucap Tere.
Rupanya dia yang menumpahkannya.

"Sini kak aku bersihin" Tere menjulurkan tissue ke baju seragamku.

"Ga perlu! gue bisa sendiri" Aku pun membersihkan noda akibat tumpahan baso itu.

"Ga usah sok baik deh lo sama Dee! ini emang rencana lu kan" ketus Michaela dengan tangan berlipat dada.

"Ups.. kok tau si, apa udah ketebak ya?" jawab Tere dengan nyengir menyebalkan.

"Jangan macem-macem deh lo!"

Hampir saja tangan Michaela melayang lalu mendarat tepat dipipi Tere, tapi sebelum itu terjadi aku menepis tangan Michaela.

"Tenang Chaela, jangan emosi" sautku sambil senyum miring.

"Hey Tere, jangan main-main sama kita atau kamu bakal terima balasannya. Sekarang kamu minta maaf sebelum kamu menyesal" tambahku dengan melontarkan senyum licik.

"What? minta maaf sama kalian? ga banget gue minta maaf sama nenek lampir macam lo. Gue ga akan takut kalian itu hanya senior yang sok!" celetuk Tere sambil menunjuk kami dan lalu pergi bersama segerombolannya dan diikuti tawa puasnya.

Kita lihat aja nanti siapa yang bakal takut.

---

Ruangan gelap dan hanya disinari dengan satu lampu gantung berwarna kuning. Terdapat pula meja besar yang disertai benda-benda tajam diatasnya. Tempat ini tidak bisa dibilang rumah tepatnya gudang yang dipenuhi perkakas.

"Ah, gue dimana?" Gumam Tere.

"Tere kita dimana? Aww.. tangan gue sakit" ringis Zahra teman satu genk Tere.

"Gue ga tau kita dimana, tangan dan kaki kita diiket." Tere berusaha melepaskan ikatan yang berada ditangan dan kakinya.

Mereka melihat bayangan yang mendekat, ya itu adalah Aku.
Aku mendengar mereka berdua berteriak minta tolong dan itu membuatku tersenyum lebar.

"Sudah bangun ya kalian? lama juga kalian tidurnya bikin aku lelah menunggu" kataku sambil bertepuk tangan.

"Siapa lo! lepasin kita!" teriak Tere.

"Aduh... kau ini sangat bersemangat ya sampe teriak-teriak begitu"

"Lepasin kita!"

"Ish... kalian berisik banget si, tapi gapapa deh biar ruangan ini ga sepi." jawabku santai.

"Idiot lo! siapa lo!"

Ya.. aku menutup mukaku menggunakan topeng.

"Kalian mau tau aku siapa?" Akupun membuka topengku. "Hai ini aku Dee, masih ingatkan?"

Merekapun kaget melihatku dan langsung menatapku tajam.

"Kan sudah ku bilang jangan main-main denganku, tapi kalian malah ingin bermain denganku." kataku sambil memainkan cutter ku.

"Mau apa lo dengan cutter itu" ucap Tere mulai takut.

"Gausah takut adik kecil, aku hanya ingin bermain dengan mu dan temanmu, karna itu sekarang kamu jadi my baby doll" Aku langsung menyeset pipinya dengan cutter ku.

"Arrrrrgggghhhhhh" teriak Tere spontan dan cairan merah itu pun mulai mengalir dipipinya.

"Ahh.. aku senang sekali, goresanku sangat indah bukan?" kataku riang.

"Gila lo! idiot! ga punya otak lo senior gila" ketus Tere sambil menangis.

"Apa? tidak sopan sekali kamu!" langsung saja aku menyeset-nyeset seluruh bagian mukanya dengan cutterku.

"Arrrrrgggghhhhhh sakit.. Dasar cewe sinting, dari awal juga gue udah udah tau lo itu sinting"

Muka Tere sudah penuh dengan luka sayatan yang ku buat, dan kini menjadi merah karna cairan merah kental yang terus mengalir.

"Oh gitu? udah ngomongnya? kamu tuh berisik banget si Tere. Lihat dong temanmu tuh diem kalem cuma bisa nangis ngeliat temennya aku mainin"

"Belum cukup lo giniin gue. HAH!" teriak Tere mencoba bangun dari tempat duduknya tapi tidak bisa.

"Belum lah.. Tapi aku mau main dulu sama boneka ku yang satu lagi."

Aku pun mendekati Zahra dan membuatnya ketakutan dan gemetar.

"Ka jangan, aku takut" badan Zahra kini gemetar dan air matanya mulai membanjiri wajahnya.

"Tadinya aku ga akan apa-apain kamu, tapi karna kamu sekongkol dengan Tere jadi mau tak mau kamu akan senasib dengannya." Aku pun langsung mengambil lem powerglue diatas meja yang terdapat perkakas ku.

"Mau kau apakan itu, jangan mendekat" cegah Zahra.

Bersambung.......

Hayi hayoo si Zahra mau diapain?
kata kalian itu lem enaknya buat apa? haha.

Aduh.. jiwa psikopat ku mulai kambuh haha.
tinggalkan vote dan coment ya karna itu sangat berarti bagiku hehe

You're My Baby DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang