The First Game (part 2)

491 25 5
                                    

"Mau kau apakan itu. jangan mendekat" cegah Zahra.

---

Tanpa aku pedulikan ocehannya, aku pun langsung menarik mulutnya, diapun berontak aku kuatkan lagi peganganku dan langsung menaruh lem itu tepat dibibirnya seperti memakai lipstik.

Aku pun menutup bibirnya paksa hingga lem itu berhasil mengeras dibibir Zahra. Zahra yang ingin sekali berteriak tetapi tak bisa karna bibirnya kini sudah mengerat dengan lem ku. haha

"Kenapa nangis? mau teriak sakit ya?

" Dasar cewe beren*sek lo! jangan siksa temen gue kaya gitu. idiot!" cerocos Tere.

Hinaannya itu malah membuat diriku semakin bergairah. Akupun mengambil pecahan kaca yang terdapat dibawah lantai dan mendekati Zahra.
Zahra hanya bisa menangis sambil memberontak.

"Matamu bagus ya, boleh aku ambil?"

Tanpa basa-basi kutancapkan pecahan kaca itu dan membuat dia semakin memberontak. Cairan merah itu mengalir membasahi wajahnya lalu kutancapkan lagi lebih dalam dan semakin dalam hingga benar-benar bola matanya menyatu dengan beling itu.

Aku melihat Tere mulai menangis dan berteriak tak karuan tapi kubiarkan saja.

Pecahan kaca yang berada dimatanya kucabut hingga bola mata itu berhasil keluar dengan cantiknya.
Aku tertawa lepas karna berhasil membuat dia tersiksa.

Aku melihat Zahra begitu mengenaskan dengan mata satunya yang sudah keluar dan bibirnya yang tersobek dan memperlihatkan daging pada bibir atas dan bawah akibat ulahnya sendiri.
Kini baju seragamnya yang tadi berwarna putih kini sudah menjadi berwarna merah.

"Sakit ya Zahra? maaf ya" Aku membelai wajahnya pelan.

Zahra menolak belaianku

"Kau ini dibelai pake tangan ga mau. Emm yaudah deh kalau pakai ini bagaimana?" Aku langsung mengambil tongkat besbol. Tanpa basa basi ku ayunkan tongkat besbol itu tepat dipipinya.

"Arrrrgggggghh" teriak Zahra kesakitan.

Lagi dan lagi ku ayunkan tongkat besbol itu hingga gigi-giginya terlepas dari tempatnya.
Kini wajahnya sudah tak dapat aku jelaskan, mukanya bonyok, kulit-kulitnya terlepas, cairan segar bercucuran.

Zahra mulai terkulai lemas tetapi masih dapat bernafas, rupanya dia masih hidup. Kulemparkan tongkat besbolku asal.

"Kau sendiri kan yang mau pakai cara kasar? dibaikin malah begitu." Aku tersenyum sadis kepadanya.

Tanpa berfikir lama ku ambil celurit yang sudah ku siapkan. Kulihat mata sebelah Zahra melotot, menandakan dia semakin takut kurasa haha, namun tak aku pedulikan.

Aku tetap berjalan kearahnya sambil menunjukkan senyuman terindahku.

"Mau kau apakan celurit itu Bitch!!"

Omongan Zahra tak dapat ku dengar jelas dia berbicara apa, karna hampir semua giginya terlepas. Tapi cara bicara Zahra itu semakin membuatku tersenyum lebar.

"Aku akan mengirimu ke neraka Zahra"

Belum sempat dia menjawab kata-kataku, aku langsung menebas kepalanya hingga terputus.

*Bruug*

Kepala Zahra terjatuh kelantai. Sementara itu keadaan Tere semakin lemas yang sedari tadi menyaksikan aku bermain dengan Zahra.

"Hey cantik, kesian ya temanmu. Lihat deh giginya copot, mukanya bonyok, dan sekarang dia ga punya kepala. haha" kataku sambil memegang kepala Zahra dan ku tunjukan tepat didepan muka Tere.

Tere yang melihat kepala temannya ku pegang sangat shock hingga kini mukanya pucat dan cairan merah bekas sayatan sudah mulai mengering.

---

*Brakk*

Suara pintu gudang terbuka. Aku pun membalikan kepalaku secara spontan.

Bersambungg...

Hayo siapa yang buka? ditebak hayo ditebak :D
Apakah ada malaikat pelindungnya Tere? atau malah malaikat penyabut nyawa yang datang? haha.

Baca aja terus part berikutnya~

Semakin kesini semakin sadis ya (maybe).

semoga kalian yang baca suka dengan cerita pendek yang gajebo ini.

Happy reading guys♥♥♥

Tinggalkan vote dan comentnya. Tapi, jangan tinggalin aku~ wks.

You're My Baby DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang