tak terasa waktu begitu cepat berlalu. kini aku telah duduk di bangku kelas 11 selama setengah tahun. kelas makin kompak, sahabat-s habatku? makin ketjeh... dan... Bilal.. hhaha... nama itu. jadi tersenyum sendiri mengingat namanya. sudah setengah tahun belakangan ini kita dekat. dia gak nyebelin.. eh ralat. gak senyebelin dulu. sikapnya tambah manis padaku. hingga suatu ketika...
flasback on
pagi yang cerah di hari minggu. aku bangun dari tidur nyenyakku. menyibakkan selimut tebalku. lantas ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. yehh aku mau jogging dulu. sendiri? tentu tidak.. aku akan jogging bareng Bilal.. hihi...
tak lama Mama memanggilku, katanya ada Bilal di depan. ya.. mama, papa, dan kak Al sudah tahu dengan Bilal. dan mereka semua menerima Bilal dengan senang hati.
aku pun turun ke lantai bawah. dan yah... benar saja. si tamvan Bilal sedang duduk manis di ruang tamu."hai.. sudah lama?" tanyaku pada Bilal.
Bilal tersenyum. "tidak juga. ayo berangkat..." aku pun mengangguk.
tak lupa kami berpamitan ke orang rumah sebelumnya.~~~
hushh..hushh..hushh... deru nafasku terdengar kencang. detak jantungku berpacu dua kali lipat. capek..maka dari itu kita istirahat sebentar.
"nih minum dulu, cantik... capek ya?" ucap Bilal sambil memberi sebotol air mineral padaku. aku menerima dan berterimakasih.
"yah... lumayanlah..."
"Syah..." panggil Bilal.
"ya, Lal? ada apa?" aku menengok padanya. di gugup. kenapa???
"mm...anu...mm...gimana ya cara ngomongnya..." hhaha... dia gugup. lucunya... tanpa sadar aku memegang bahunya.
"ada apa? bicaralah pelan-pelan..."
"aku...men..nyayangimu, Syah..."
Duaarr.... Bilal bilang apa? dia menyayangiku... Ya Allah... ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan... alhamdulillah.....
"lalu?"
"mmm...perasaanmu padaku bagaimana?"
"akuu...aku...juga...menyayangimu..." sambil menunduk malu... pastilah wajahku merah ini...
Bilal memegang kedua tanganku. menatap keduam mataku lekat-lekat. ya.. aku melihatnya. kedua bola matanya coklat. MasyaAllah..."Syah... maukah kau menjadi..." tunggu dulu. aku belum siap, Lal. jangan katakan bahwa kamu mau nembak aku... Nonono... prinsipku masih sama. jomblo hingga akhir SMA.
"mmm Bilal... maafkan aku. aku tak bisa berkomitmen untuk saat ini. tapi sungguh aku menyanyangimu. sungguh aku serius. tapi ini prinsipku. jika kita berjodoh kelak. kita pasti akan bersatu juga." ucapku pelan takut menyinggungnya.
"ya... baiklah... tapi kapan?"
"tunggu kita lulus SMA. bisakah? jika tidak tak masalah."
"insyaallah... aku akan menunggumu, Syah... tapi... bisakah kita tetap bersama?"
"tentu Bilal... tentu..."
"makasih, A..."
"A???"
"ya.. bolehkah aku memanggilmu A? biar spesial.." dia mengedipkan sebelah matanya..
"dasar..hhaha... tentu boleh, B!"
"B?" dia cengo. hhahaha
"iya, B. bolehkan?" ucapku sembari menggembungkan pipiku.
"tentu boleh, A... boleh sekali......" ucapnya sembari mencubit pipiku. aku? mengaduh kesakitan.
flashback off
hhaha... itu momen paling indah...
"hei, A kenapa senyum-senyum?" tanya Bilal padaku.
"tidak apa-apa." ucapku sambil tetap tersenyum.
"kenapa? bilang oadaku, A..." Bilal mencubit pipiku keras...
"aauuhhh... sakit, B... aku tidak apa-apa kok. percaya deh..."
"yasudah... aku percaya"
ya.. kini kita berdua sedang ada di taman. sekedar duduk berdua. melihat bunga bermekaran. sungguh indah karuniaMu Ya Allah...
dan sungguh indah ciptaanMu di sampingku ini... semoga kebahagiaan ini tak kan lenyap. Aamiin....
KAMU SEDANG MEMBACA
If Allah swt Say Yes
RandomKita hidup di dunia yang sama. Kita sama-sama bernafas. Kita memiliki rasa yang sama. Kita sama-sama tahu akan hal itu. Tapi kita tak dapat bersatu. Hingga suatu masalah muncul. Tak ada kata "KITA" lagi. Tak ada aku dan kamu lagi. Dan entahlah apala...