part 9

57 3 0
                                        

Cha POV

sudah sebulan hubunganku dengan Zain. dan hubungan kami makin erat. kuliahku juga lancar-lancar saja. Zain ternyata orangnya sangat baik. gak macem-macem. peduli padaku. sangat perhatian dan romantis. saat ini kami sedang berada di salah satu mall terbesar. ya.. dia mengajakku jalan-jalan. katanya sih biar refreshingin otak..

"Sayang... hei... kenapa kok cemberut sih?" tanya Zain padaku. mungkin ia sadar akan perubahan raut mukaku.

"capek,.sayang..." aku menggembungkan pipiku.

Zain mencubit pipiku "o..o..o.. pacar aku capek yah.. yasudah ayo ke restoran itu. kita makan dulu oke..." Zain menggandeng tanganku menuju sebuah restoran.

setibanya di restoran, Zain memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman. pelayan pun datang dengan membawa buku menu.

"sayang...kamu mau makan apa?" tanya Zain padaku.

"mmm... aku beli moccacino saja.. aku masih belum lapar..."

"yakin???"

"iyah..." aku mengangguk yakin.

"yasudah, mbak. moccacino satu dan white coffee 1" ucap Zain pada pelayan.

"baiklah. mohon menunggu.." pelayan pun pergi dari hadapan kami.

sembari menunggu, Zain selalu ngelawak. dasar Zain... aku dulu memang belum bisa mencintai Zain. namun, seiring berjalannya waktu rasa itu tiba-tiba ada. Zain memang orang yang tepat. mungkin. dan aku ingin kebahagiaan ini tak terenggut lagi. seperti dulu.

"Sayang..." panggil Zain sembari memegang kedua tanganku.

"iya apa sayang?"

"aak..akku..." lohlohloh.. kenapa Zain? mengapa ia gugup??

"akku.." ucapnya lagi..

"kenapa Zain? ada apa?" tanyaku khawatir.

"mmm... aku... kebelet. aku mau ke kamar mandi dulu yah.. mmmuuaah.. aku sayang kamu" Zain lantas kabur setelah mencium pipiku kilat.

"ZAINNN....." dasar Zain. aku kira dia kenapa. huh... Zain... Zain...

sembari menunggu Zain dan pesananku datang, aku membuka novel yang aku bawa dari rumaj tadi. membaca dengan seksama. ya.. aku pencinta novel. sangat.. dan kadang Zain membelikanku novel. Zain memang perhatian sekali.

tiba-tiba ada yang menutup mataku. dan pandanganku menjadi gelap. aku berteriak...

"heeii.... buka... siapa siih ini..."

tiba-tiba tangan itu terbuka, dan mencubit pipiku keras. sakit...

"Zain.... sakit... ih... tauk aku ngambek sama kamu" dan tiba-tiba pesanan datang. pertengkaran berhenti sejenak. dan setelah pelayan pergi pertengkaran kembali dimulai.

"Ih.. ngambek kok bilang-bilang.." Zain ngomong kaya gitu?? Zain?? aaaa Zain somplakkk....

"tauk ahh.. aku mau pulang! sekarang!!!" tiba-tiba ia berdiri dari duduknya. meninggalkanku duduk sendirian. bukankah tadi aku yang ngambek? Kok malah dia yang pergi sih? Zain jahat banget ih... huaaa.... aku menangis tertahan. Ya Allah... akankah terulang kembali....

tiba-tiba sebuah benda kotak ada di depan mataku...

"haii... Aisyah Nadira...." aku terperangah melihat benda itu. dan siapa pemberinya????

"maukah kau menjadi pendamping hidupku????" Zain melamarku? jadi tadi ia gak beneran ninggalin aku? apakah ini jalan yang terbaik Ya Allah?

dengan air mata yang masih mengalir aku menjawab "iya Zain.. aku mau..." jawabku. Zain langsung memelukku didepan orang banyak. riuh tepuk tangan terdengar. dan disana juga ada orang-orang yang kusayangi juga. ada mama, papa, kak Al, orang tua Zain dan sahabat-sahabatku. oooo... jadi ini rencana mereka toh... hmmm baiklah... Zain memasangkan sebuah cincin ke jari manisku. dan aku pun sebaliknya. acara lamaran yang mmm.... cukup membuatku terkejut.

"Zain... aku mohon jangan tinggalkan aku...." ucapku sambil menangis.

Zain menghapus air mataku. lantas memelukku erat. dan mencium keningku. "tak akan sayang... aku akan selalu di sampingmu. hingga Allah yang memisahkan kita" aku tersenyum akan jawaban Zain.

Acara dilanjutkan dengan makan bersama. kita tertawa bersama. sahabat-sahabatku merasa senang karena lamaran ini. Pak subekti dan istrinya meminta aku untuk tak memanggilnya om dan tante lagi, melainkan ayah dan ibu. ya... karena aku akan menjadi menantunya hhaha... juga sebaliknya pada Zain ke kedua orangtuaku. Ya Allah... aku sungguh bahagia. jika ini mimpi indahku, jangan bangunkan aku dari tidurku Ya Allah... aku tak mau sedih lagi....

If Allah swt Say YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang