Saban malam sebelum aku tutup mata
Akan aku renung dalam-dalam
Dan fikir-fikir tentang apa yang aku berbuat
Pada kali ke seribu saat hari ini
Adanya aku cuma sebagai manusia
Yang akan memberikan tari bila dihulur kepingan harga
Sungguh kita luangkan sehari ke sehari
Memerah tenaga untuk yang punya cemeti.
Lalu tadi , pagi tadi
Orang tua aku dengan mata bundar yang terbuka
Mengulas lembut rambut aku
Terus satu per satu kucupan mengotori sekitar panca wajah yang tidak sempurna
Berair air mata, sumpah.
Wahai si wajah tua
Setiap kali kucup mesra kalian singgah di atas benak
Yang selalu berada di puncak
Itu ibarat hadiah dari Tuhan yang diturunkan dari langit buat aku
Yang pada aku diibaratkan sampah-sampah hina
Bahkan tidak sedikit pun layak untuk melaminasikan sesuatu dari kamu
Yang begitu suci
Aku
Mungkin kau samakan dengan istilah batu tepi jalan
Yang tentu-tentu cuma barang-barang
Hasilan manusia gedek
Tapi wallahi sayang
Untuk wajah-wajah mereput itu
I am willing to be a killer.
YOU ARE READING
QALB
Poetry" Berbekalkan kasihan dari Tuhan dan papan kekunci buat mereka bahasa basi. "