Taraaa muncul lagi aku dengan ceritaku yang sangat-sangat tidak jelas ini, hehehehe. . .
Ok selamat membaca yah. . .
Alvaro pov
Aku sedang menatap punggung cantik dengan rambut hitam panjang sepinggang tergerai indah yang sangat ingin ku belai itu, gadisku berjalan masuk kedalam rumah sakit besar yang cukup terkenal di salah satu kota Jakarta. Aku terus menguntitnya diam-diam dari belakang, sejak dua tahun lalu aku merasa sudah seperti psyko, terus memperhatikannya dari jauh dan mengikutinya seperti ini bila aku ingin. Aku teringat saat diperpustakaan sekolah.
Plashback On
Saat Atikha keluar dari kelas Alvaro mengikutinya. Setelah Alvaro sampai di perpustakaan, bukan buku yang menarik untuk dicarinya, tapi ada sesuatu tepatnya seseorang yang sangat ingin dilihatnya. Orang itu adalah Atikha ya barusan ia melihat gadis itu masuk dalam perpustakaan. Kemana dia? Saat mencari gadis itu mata Alvaro tertuju dibagian sudut ruangan, itu dia gadisnya berada di sana. Sambil megambil asal buku dilemari yang dia sendiri tak tau judulnya apa karena matanya terus tertuju pada gadis itu. Untung diruangan ini skrang tidak terlalu banyak orang dan semua yang ada disini keasikan dengan kegiatan mereka masing-masing. Karena apabila ada yang melihat dia sedang memandang Atikha dengan pandangan yang didalamnya terdapat sebuah ketulusan dan kasih sayang yang nampak di mata Alvaro, bisa-bisa satu sekolah gempar dengan gosip kalau cowok populer nan dingin disekolah ini lagi jatuh cinta dengan Atikha sang gadis cantik yang pendiam. Menurut Alvaro si tidak masalah digosipkan seperti itu, itu memang yang dia inginkan agar semua kaum adam di sekolah ini tau bahwa Atikha Putri adalah milik Alvaro Lort tapi itu akan membuat gadisnya itu terbebani dan bahkan mungkin tidak nyaman dan nantinya akan lebih menjauhinya.
Sambil duduk tak jauh dari tempat duduk yang sedang diduduki Atikha, Alvaro membuka buku yang ada ditangannya, ia pura-pura membaca tapi mata dan fikirannya tak fokus pada buku yang dihadapannya karena matanya terus menatap gadisnya itu yang kini sedang menguap sambil tangan lentiknya menutup mulutnya sendiri. " Chikh, emanknya semalam apa yang dilakukan gadis pujaan hatinya itu sampai-sampai terlihat dia sangat ngantuk ", pikir Alvaro. Tapi gadis itu terlihat sangat lucu dengan mata yang sayu dan bibir yang terkatup rapat sambil digerak-gerakkan gadis itu merebahkan kepalanya di atas meja dengan menghadap bagian samping dimana Alvaro berada, ckckckckck. . Sangat lucu membuat Alvaro sangat ingin mencium bibir tipis nan merah alami itu. Tanpa melihat sekelilingnya Atikha memejamkan mata indahnya.
Tak lama gadisnya tertidur Alvaro mendengar bunyi yang berasal dari hp Atikha, sepertinya gadisnya itu terganggu dengan bunyi hp itu, gadis itu bangkit tegak dari tempat duduknya dengan mata sayu dan muka bosan ia melihat hp yang sedari tadi berbunyi, Alvaro melihat sedikit senyum dari gadisnya itu. Siap yang menelfon? Kenapa gadisnya terlihat sedikit senang? Akh Istri masa depanku jangan kau buat suami masa depanmu ini cemburu sayang. .
Saat ia mengangkat telefonnya dia memilih memalingkan wajahnya dari sebelah kirinya yang terdapat subuah jendela kaca besar tepat disampingnya. membut Alvaro tak mendengar apa yang gadisnya bicarakan dengan sang penelfon, dan itu membut Alvaro dipenuhi rasa penasaran, selang beberapa lama gadisnya itu kembali merebahkan kepalanya di atas meja sambil menghadap ke arah Alvaro dengan menutup mata ia mengucapkan salam kepada sang penelfon yang bisa didengar oleh Alvaro." Waalaikumsalam Dok"
Dok? Siapa doķ? Dokar? Dokter? Doktor? Apa KoDok? Hufft aku tak ingin dia tersenyum seperti itu karena mengingat orang lain. Aku harus cari tau siapa si KoDok rekodok itu.
Dan disinilah aku, di depan ruangan bertuliskan Dr.Arga. Wah ternyata Si Dok-dok itu seorang pria dan gadisku telah di dalam bersama Si dok rekodok itu. Apa yang dilakukan gadisku didalam sana? Apa dia sakit? Sakit Apa? Aku melihat seorang yang berpakaian suster duduk didepan ruangan ah mungkin ini adalah asisten si rekoDok itu.
"Permisi suster, maaf boleh nanya ngga?" Tanyaku sopan pada sang suster.
"Gadis yang baru masuk keruangan itu sakit apa yah?" Tanyaku langsung pada suster itu dan aku melihat si suster itu bengong dan juga ternganga. Emanknya aku salah ngomong yah?
"Eehmm sus suster. . . !!!!!! "
Kataku sambil melambai lambaikan tanganku didepan wajah suster itu."Eh maaf, ada yang bisa saya bantu? " Dengan salah tingkah dan pipi yg merona dia bertanya kepadaku. La emanknya dari tadi aku ngomong ngga didengarin ya, cikh aku tau aku tampan tapi ngga gitu-gitu juga kale. Ngga liat apa aku ini masih anak sekolahan masih dibawah umur, jangan terpesona gitu juga keles cih.
" Saya mau nanya, gadis yang baru masuk keruangan itu sakit apa yach? Aku mengulangi pertanyaanku. Masih dengan pipi yang merona, dia menjawab dengan gumaman yang masih dapat ku dengar.
"Saya pikir dia menanyakan nomor ponselku " Eh Maaf dek saya tidak boleh memberitahu karena itu menjadi privasi pasien. Dia menjawab dengan nada yang dibuat-sehalus mungkin " dia melanjutkan dengan gumaman lagi " Dari pada nanya yang ngga bisa dijawab mending tanya namaku saja". Edhan si suster ini, ckckckc. .
Bagaimana ya supaya bisa mengobati rasa penasaranku ini sambil berpikir dan mengetuk ujung jari-jariku dimeja.
"Hhhmm sus kalau boleh tau, dokter Arga ini. Dokter spesyalis apa yah? "
"Oh Dokter Arga adalah salah satu dokter psikolog di rumah sakit ini. "
Psikolog? Kenapa Atikha menemui Dokter pisikolog yah? Ah itu tidak mungkin, aku berusaha menghilangkan pikiran-pikiran buruk tentang gadisku. Setelah mengucapkan terimah kasih aku beranjak dari depan ruangan ini aku tak ingin Atikha melihatku ada di sini. Aku berjalan menuju tempat yang agak jauh dari tempat tadi tapi masih terlihat apabila dia keluar dari ruangan itu. Aku memutuskan pergi ke toilet saat Aku merasakan panggilan alam dari dalam tubuhku. " Sayang tunggu aku yach Suami masa depanmu ini sedang ingin buang air kecil " Dalam hatiku berujar.
Saat beberapa menit di dalam toilet. Aku keluar dengan perasaan lega. Dan saat telah di depan WC untuk pria aku berjalan terburu-buru karena pikiranku terus pada Atikha mungkin dia sudah keluar dari ruangan dokter itu. Tiba-tiba. .
Buukkhh
Astaga aku menabrak seseorang dan sekarang orang itu jatuh dilantai. Orang itu menonggak sambil meringis ke arah Alvaro. Astaga mengetahui siapa yang aku tabrak tadi membuat jantungnku seperti jatuh dari tempatnya. Apa yang akan aku lakukan sekarang? Membantunya? Meminta maaf? Pura-pura marah? Atau pergi begitu saja? Aku terlalu gugup untuk berhadapan dengan orang yang ditabraknya ini. Fiks aku merasa seperti seorang pecundang kali ini.
#WM
