Alvaro berjalan dilorong sekolah menuju kelasnya, diikuti dengan tatapan kagum dari gadis-gadis disekitarnya, tapi Alvaro tak memperdulikan hal itu, ia terus berjalan ketika telah sampai di depan kelasnya ia dikejutkan dengan suara teriakkan, dia tau apa yang sedang terjadi. Pasti itu ulah dari keisengan siswa yang lain kepada salah satu temannya. Sekilas ia melihat kearah kejadian. Pemandangan itu membuat langka kakinya terhenti.
Alvaro melihat Atikha terpaku memandang lantai, kemudian Alvaro mengikuti arah pandang gadisnya, ia melihat cairan yang berwarna merah dilantai lalu ia memandang gadisnya lagi. Kenapa dengan gadisnya itu? Apa yang terjadi padanya? Alvaro bertanya dalam hati. Rasa khawatirnya semakin besar dikala dia melihat gadisnya gemetaran dan keringat dingin membasahi dahinya.
Alvaro memutuskan menghampiri Atikha ketika dilihat gadisnya itu terduduk kelantai dengan nafas sesak dan pandangan kosong serta air mata yang terus jatuh. Saat tiba di samping Atikha ia memberanikan diri menyentuh punggung gadisnya itu, ia tak mendapat reaksi apa-apa dari gadisnya, hanya mendengar sebuah gumaman dari mulut mungil yang sekarang terlihat pucat.
"Atikha. . . !! " Panggilan halus dari
Alvaro."Atikha Atikha. . . !! Alvaro memanggil lagi gadisnya karena gadisnya ini tak bereaksi dengan panggilannya, ketika Alvaro membalikkan badan mungil itu untuk menghadap kearahnya yang dilihatnya hanya pandangan kosong dari gadisnya.
"APA YANG TERJADI DENGANNYA HAA. . .????? KALIAN APAKAN DIA. . . .???? Bentak Alvaro dengan muka keras penuh emosi kepada sekelompok gadis-gadis itu.
Sekelompok gadis-gadia itu ketakutan karena baru pertama kali ini mereka melihat Alvaro marah yang mana muka tampannya berubah seperti iblis pencabut nyawa.
"Ka kami tidak tau, ti tiba-tiba dia sudah seperti itu. Jawab salah satu dari kelima gadis itu.
"Daaraahhhh" Ucap Atikha pelan.
Alvaro menatap gadisnya lagi air mata terus berjatuhan di pipinya cantiknya dan bibir pucatnya itu bergetar mengeluarkan suara.
"Daraahh. . .!!"
"Atikhaa. . .!!" Panggil Alvaro lagi
"Daraahh. . .!"
Alvaro berpikir mungkin gadisnya ini takut akan darah sehingga ia berpikir cairan berwarna merah ini adalah darah.
"Atikha ini bukan darah, Atikha lihat aku!! Ini bukan darah"
Tiba-tiba dirasakannya tubuh Atikha melemah. Ia segera memeluk tubuh rapuh itu didadanya. Atikha pingsan dalam dekapan Alvaro.
"Atikha, Atikha,Atikha. . . .!!"
***********
Alvaro menggendong Atikha untuk dibawah ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit, dua orang suster datang menghampiri mereka.
"Suster tolong dia suster, aku mohon tolong dia " Ucap Alvaro kepada suster itu.
Setelah Atikha telah dipindahkan ke brankas pasien, tiba-tiba datang seorang pria memakai jas warna putih.
"Atikha? Atikha!!! Kamu kenapa gadis kecil?? "
Doktor Arga memanggil Atikha dengan panik, awalnya ia kira tadi yang dilihatnya bukanlah gadis kecilnya."Dokter, dokter tolong dia. . Saya mohon!!! Saya tak tau kenapa tiba-tiba dia ketakutan melihat cairan yang berwarna merah". Ucap Alvaro prustasi dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran.
"Suster segera bawah keruangan inap". Ucap dokter Arga, ini bukan pertama kalinya terjadi.
"Baik dokter. . .!!!"
Alvaro menunggu diluar ruangan Atikha yang sementara ditangani oleh dokter. Setelah melihat dokter itu keluar dari ruangan, Alvaro menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaannya dokter??? Tanya Alvaro
"Dia baik-baik saja, hanya tunggu dia sadar ". Jawab dokter Arga, dokter Arga melihat Alvaro dengan serius. Apakah ini yang dikatakan gadis kecilnya itu sebagai calon imamnya?
"Kamu siapa? Kenapa bisa kenal dengan Atikha? Tanya dokter Arga penasaran.
"Saya teman sekelasnya Atikha "
Alvaro melihat tatapan dokter itu yang seperti menilai dirinya. Kenapa dokter ini seperti kenal betul dengan gadisnya? Tiba-tiba dia dipenuhi rasa cemburu, apalagi melihat dokter ini tak kalah gantengnya dan Alvaro memperkirakan umur dokter ini berkisar kurang lebih 30 tahun. Apakah ini yang namanya dok dok rekodok itu? yg pernah ditemui Atikha?
"Oh, sekarang pulanglah, dia tidak apa-apa, dia hanya kecapean dan terlambat makan" Ucap dokter Arga, Arga tidak mungkin memberitahu ke orang lain tentang apa yang di alami Athika, apalagi orang asing yang baru diketahui oleh Arga. Biarkanlah itu akan menjadi rahasia Athika.
"Bolehkah saya melihatnya terlebih dulu? " Tanya Alvaro.
"Ya, Silahkan. . .!!!"
Alvaro memasuki ruangan yang ditempati Atikha, dia melihat gadisnya itu sedang terbaring lemah di ranjang pasien dan belum sadarkan diri. Ia menatap lekat wajah itu, dengan keadaan seperti inipun gadisnya tetap terlihat cantik, pikir Alvaro.
"Cepat sembuh ya sayang!!"
Setelah ia menatap gadisnya cukup lama, dia beranjak dari ruangan itu dengan pertanyaan yang banyak di otsk tampannya tentang gadis masa depannya.
#WM