Atikha sudah rapi dengan pakaian sekolah ketika ia keluar kamarnya. Atikha berjalan menuju dapur untuk sarapan, ia tidak mau lagi melewatkan sarapan seperti kemarin, akibatnya dia sendiri yang kelaparan.
"Pagi, Mboh. . .!!!"
"Eh non, pagi juga non. .!!! Ayo sarapan dulu, ini susunya. . ." Si mboh menyerahkan susu yang baru saja dibuatnya.
"Trima Kasih. . . !!!" Ucap Atikha tersenyum.
"Sama-sama, eh sebentar non suka makan apa? Nanti mboh masakin."
"Terserah mboh aja dhe. ."
Si mboh tersenyum sambil mengangguk, ia kenal betul siapa Atikha, sudah 10 tahun si mboh bekerja di rumah mewah itu, majikannya ini tidak banyak mau. Biasanya ditengah malam, ia sering mendengar teriakan dari majikannya, ia berpikir mungkin majikannya ini mimpi buruk. Si mboh terlalu kasiang dengan Atikha, ia tidak tau dimana ibu dari majikannya ini, semenjak dia bekerja di sini, dia tidak pernah melihat ibunya hanya ayahnya tuan Lee Hyung yg ada. Tapi setelah 3 bulan bekerja di sini tuan Lee Hyung meninggal dengan cara tragis.
"Aku sudah selesai. .!! Aku berangkat dulu mboh. .!!" Ucap Atikha permisi pada Mboh dan berjalan untuk mengambil tas sekolahnya yang ia simpan di sofa depan.
"Ah iya, hati-hati non" Jawab mboh, sedikit terkejut karena tadi ia melamun.
Atikha menunggu Bus untuk dia tumpangi, ia lebih suka naik angkutan umum itu ketika akan pergi sekolah. Perusahaan ayahnya telah menyediakan untuknya mobil mewah tapi ia sendiri yang menoknya, alasannya ia belum ingin diketahui orang lain tentang statusnya, dengan alasan itu juga dia tak memakai nama belakangnya.
Ketika Atikha melihat bus itu datang ia cepat-cepat naik, setelah sampai di dalam bus dia melihat hanya tersisa satu kursi kosong, ia segera menduduki kursi kosong itu dengan diam dan tak lupa sebuah hedset ditelinganya.
Atikha melihat kesamping ketika merasa diperhatikan oleh seseorang di sebelahnya, Atikha melepaskan hedset ditelinganya ketika orang itu berbicara padanya.
"Waah, kamu sangat cantik!!!" Bolehkah saya meminta pertolonganmu? Tanya ibu hamil yang duduk disamping Atikha.
"Meminta tolong apa? "Jawab Atikha diselingi sedikit senyum di bibirnya.
"Bolehkah kamu memegang perutku, agar anakku lahir cantik sepertimu." Ucapa Ibu hamil itu. Sedari tadi wanita itu memperhatikan Atikha sambil berharap anaknya kelak bisa secantik gadis itu.
Haaa, memangnya apa hubungannya? Dan dia juga tak secantik seperti yang dikatakan wanita hamil itu, pikir Atikha. Tapi demi menyenangkan hati wanita hamil itu ia akan melakukannya.
"Aah boleh kah aku memeganggnya? Tanya Atikha balik. Ibu hamil itu mengangguk dengan senang dan mata berbinar bahagia.
Dengan tangan agak sedikit takut Atikha menaruh telapak tangannya diperut ibu hamil itu sambil sedikit membelai-belai perut buncit itu, Atikha merasakan ada gerakkan dari dalam perut ibu hamil itu.
"Woohh, dia bergerak. . !!! Sepertinya anakku menyukaimu!! Hehehehe. . . . "
Atikha merasa sungguh ajaib, baru kali ini dia memegang perut wanita yang sedang hamil, Atikha tersenyum dan mendekatkan wajahnya keperut wanita itu sambil berkata.
"Hay baby, hiduplah dengan sehat diperut ibumu yach??? "
Mendengar Atikha berkata seperti itu membuat ibu hamil itu ikut tersenyum.
*******
Atikha masuk ke gerbang sekolah tapi pikirannya masih tertuju pada wanita hamil tadi, sepertinya wanita tadi sangat senang dengan kehamilannya. Apakah dulu ibunya juga sesenang itu mengandungnya? Tidak, dia tidak bahagia mengandungku, jika dia bahagia dia tidak mungkin meninggalkanku sendirian yang hampir mati tenggelam. Punya pikiran seperti itu membuatnya ingin menangis, rasa benci pada ibunya terus ia simpan dihatinya.