Sorry judulnya Gaje , saolnya lagi bingung buat judul di part ini apa. Yang nyangkut diotak Cuma ini. Sekali lagi sorry,sorry and so sorry kalau judulnya gk nyambung dengan cerita, tapi ada sih dikit yang mengena dengan ceritanya.
Ya udah lah ya.........
Happy Reading aja ya Guysssss.................!!!
**********************************
Elena POV
Tanpa menolehkan pandangan kearahku, ia berlalu begitu saja dan pergi dengan tanpa menyadari bahwa sebelumnya ia sedang berbicara denganku.
"Cih,, dasar pria sombong, sudah kuduga kepribadiannya pasti sama buruknya dengan cara bicaranya" cibirku menatap kepergiannya. Sumpah demi apapun jika dilihat dari belakang seperti ini ia sungguh tipe orang yang hangat dan sanggup membuatku meleh seketika, hanya saja dilihat dari depan dia sungguh angkuh dan memuakkan benciiiiiiiiii, pikirku geram. Kemudian melanjutkan langkahku ke tujuanku sebelumnya, dan? Aku tadi mau kemana ya??? Ah lupa aku!
"Yap!!! Toilet!!!" Pekikku setelah lama berfikir dan langsung dapat perhatian lebih dari pengunjung restaurant.
***
Andrew POV
Sial dia Lagi!!!! Disaat aku frustasi mengapa dia muncul??? Apa dia itu biang masalah?? Muncul dihadapan setiap orang yang memiliki masalah! ARrggggg!!! Geramku. Kuhempaskan tubuhnya begitu saja kelantai dengan asal, setelah aku sadar bahwa yang kupeluk saat ini dia, tanpa memperdulikan rintihan kesakitan darinya.
"Awh!" Rintihnya yang hanya kubalas dengan tatapan dingin disertai senyum simpul dari sudut bibirku.
"Cihhh,,, kamu lagi. Apa dunia sesempit ini? Hingga aku harus bertemu denganmu lagi?" Cibirku kemudian.
"Kau ...! apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya tanpa memperdulikan cibiranku.
"apa yang kulakukan? Seharusnya aku yang bertanya, apa yang dilakukan orang susah ini diReastaurantku?" balasku yang berhasil membuatnya sakit hati.
"Jadi, ini restaurantmu?" tanyanya.
"Ya! Seperti yang baru saja kukatakan" balasku sambil menyeringai jahat. Kemudian seseorang datang membawa amplop berwarna coklat kearah kami. Tidak, lebih tepatnya kearahku, karena orang itu supir pribadiku.
"Tuan, ini berkas-berkas dari pak Daniel yang Tuan minta" ucap pak Herman yang notabenenya supir pribadiku itu kemudian memberikan amplop berwarna coklat yang tadinya berada ditangannya.
"Oke makasih" balasku datar.
"Kalau begitu saya permisi Tuan, Nyonya" pamit pak Herman, sambil merunduk karahku kemudian kearah Elena. Aku yang melihat pak Herman merunduk kearah Elena, kemudian mencekal pundak pak Herman tidak suka melihat pak Herman merunduk hormat pada wanita yang tidak kukenal.
"Jangan panggil dia nyonya, dia bukan siapa-siapa ku" Ucapku
"Baik Tuan, maafkan saya, saya tidak tau. Permisi" kemudian pak Herman melangkah meninggalkan kami.
Tanpa menoleh kearahnya lagi, aku membuka amplop berwarna coklat itu, kemudian mengeluarkan isinya yang berupa selembar foto seorang anak kecil yang begitu lucu dan cantik sedang memeluk boneka beruang yang besarnya menyerupai dirinya dengan gaun berwarna peach. Foto itu berhasil membuat seseorang yang berada dihadapanku memelototkan mata saat aku mencuri pandang kearahnya. Aneh, apa mungkin ia terkejut? Tapi untuk apa? Toh dia tidak mengenali dan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan gadis kecil ini jadi untuk apa ia terkejut, pikirku santai. Kemudian melangkah meninggalkannya tanpa pamit padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogate Heart or Wealth???
De TodoPROLOG Hati dan harta wanita itu beda tipis. terkadang seseorang lebih memilih harta wanita ketimbang hati wanita, dengan cara merebut hati wanitanya dulu kemudian perlahan-lahan merebut harta wanitanya. apakah priaku seperti itu? kurasa tidak, ia a...