The Maze

791 70 11
                                    

Vomments jangan lupa! Maafkan ke-typo-annya!



Thomas' POV

"Tempat macam apa ini?!" tanyaku setengah berteriak.

"Aku jelas tidak tahu" balas Dylan.

Aku berdiri di tempat asing yang dikelilingi semacam tanaman merambat dengan tinggi sekitar 45 meter-atau lebih.

"Bagaimana jika kita memanjat?" tanya Ki Hong sambil mulai memanjat.

"Kedengarannya mudah" tambah Dylan.

"Hey, ayolah ini hampir 45 meter dan kalian akan memanjat?" tanyaku.
"Aku juga tak yakin tanaman ini bisa dipanjat" lanjutku.

"Kau benar, Tom. Aku kehilangan akal sehatku sejak aku terpilih menjadi kontestan" balas Ki Hong.

"Kupikir kita bisa mulai mencari titik pertemuan utama" ajakku.

Kami pun menyusuri tempat aneh itu yang ternyata berkelok-kelok.

"Kau bawa air?" tanya Dylan. "Aku haus-sangat haus" lanjutnya.

"Ini" Ki Hong melemparkan botol air mineral yang tadi ia ambil sebelum memasuki elevator.

"Aku terus berpikir, siapa orang di balik permainan gila ini?" tanya Dylan.

"Kurasa pemerintah" jawabku.

"Mengapa mereka melakukannya?" tanya Dylan lagi.

"Sebaiknya kita tanyakan nanti jika kita bertemu mereka" jawab Ki Hong. "Ayo segera bergerak dan menyelesaikan permainan ini"

"Kita pergi ke arah mana?" tanya Dylan.

"Kita coba saja mencari titik tengah tempat ini" jawabku. Aku bahkan ragu dengan jawabanku sendiri.

Kamipun mengikuti belokan-belokan di tempat itu. Mungkin tempat ini akan kusebut dengan labirin.

Grss...grss...

"Suara apa itu?" tanyaku.

"Entahlah aku tak tau, sebaiknya kita berlari saja" ajak Ki Hong.

Kami berlari. Tak lama tanah di labirin itu terbelah menjadi dua bagian.

"Dylan, awas!" teriakku sambil mendorongnya ke sisi kiri labirin itu bersama Ki Hong sedangkan aku terpisah di sisi kanan.

"Sial, apa ini sudah saatnya labirin berubah?!" tanya Dylan.

"Kurasa. Tom melompatlah sebelum tanah ini terpisah semakin jauh!" teriak Ki Hong.

Aku mengambil ancang-ancang untuk melompati tanah itu.

"Wushh.." aku berhasil melompatinya, walaupun aku tersungkur dan menabrak labirin itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ki Hong sambil mengulurkan tangannya membantuku berdiri.

"Yeah, aku baik-baik saja. Terima kasih"

"Apakah tempat bodoh ini sudah berhenti berubah?" tanya Dylan.

"Labirin.. Nama tempat ini adalah labirin" gumamku.

"Baik, kapan labirin ini akan berhenti berubah?" tanya Dylan.

"Sepertinya sudah berhenti" jawab Ki Hong.

"Sudah tidak ada suara tanah terbelah lagi kan?" tanya Ki Hong memastikan.

"Ya, kau benar kurasa sudah berhenti dan semoga saja memang sudah berhenti." balasku.

"Baiklah, ayo kita lanjutkan."

Kami meneruskan perjalanan mencari titik pertemuan utama.

Srakk..srakk..srakk..

"Suara apa lagi itu?" tanya Ki Hong.

21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang