What's Next?

284 35 3
                                    

No edit, lol:p

Thomas's POV

"Sudahlah, Tom kita tinggalkan saja dia!" kata Ki Hong emosi.

Jika saja dia tidak membawa informasi trisulaku sudah pasti dengan senang hati akan ku tinggalkan dia ditelan kabut beracun ini.

"Hey-hey kabut itu berasal dari pohon tinggi itu." seru Dylan, "Itu mengarah ke utara, lebih baik kita berlari kearah selatan!"

"Come on!"

Kami berlari sekuat tenang menjauhi kabut itu. Well, aku tertinggal oleh mereka setelah aku tertinggal oleh Tuppence. Ngomong-ngomong dia kemana ya?

"Tom, biarkan gadis itu menyongsong kematiannya!"

"Hentikan kata-katamu, Lee! Aku muak!" balasku. Dasar, sudah tidak mau menolong memerintah seenaknya pula.

"Wow, kabutnya berhenti!"

"Kabut ini berdurasi 5 menit!" gumam gadis di punggungku ini.

"Jika kau sudah bangun kenapa kau tak segera turun. Dasar modus!" kataku kesal. Enak saja melimpahkan berat tubuhnya itu kepunggungku.

"Asal kau tau kakiku terluka!"

"Kurasa kita harus berhenti."

"Lagi? Ayolah, kapan kita menamatkan game ini bila setiap saat kau meminta berhenti? Hey gadis dun--"

"Kau pasti haus, bagaimana kalau minum?" potong Dylan menengkan Ki Hong yang emosinya semakin memuncak. Thanks, Dyl!

Mereka mendudukan diri di bawah pohon. Ki Hong masih setia dengan sumpah serapahnya sementara Dylan hanya menanggapinya dengan senyuman.

Aku mencari kotak P3K yang mungkin kita dapatkan. Namun, yeah, tidak ada.

"Aku membawanya," kata Katherine seolah tau aku mencari P3K, "Dan aku bisa mengatasi ini sendiri." lanjutnya.

"Siapa juga yang ingin membantumu."

Aku mendudukkan diri di samping Ki Hong.

"Aku tidak paham dengan cara kerja otakmu."

"Karena ada syaraf, Lee."

"Ini bukan perkara biologi, bung! Kapan kau berhenti membawa masalah, huh? Beraliansi dengan Tupperware, lelaki keriting dan lelaki bertampang sok baik dan sekarang kau berurusan dengan gadis dungu yang bisanya hanya merepotkan!"

"Jika dia tidak membawa informasi trisulaku dia sudah kubiarkan menyongsong kematiannya secepat mungkin!"

"Benarkah? Kau bahkan melupakan kebaikanmu yang menolongnya!"

"Jika kalian kerepotan denganku lepaskan aku!" teriak Katherine.

"Beritau dimana trisulaku!"

"I-itu rahasia kami!"

"Begitukah caramu berterima kasih?"

"Kau bahkan tidak membantuku, Korean!"

"Kita berangkat!" seru Dylan menginterupsi.

Ki Hong menurut ia menarik tasnya dengan kasar dan berjalan mendahului.

Kami melanjutkan perjalanan hingga tak terasa malam sudah menghampiri.

"Kita beristirahat!" perintah Dylan seakan tau Ki Hong akan protes, "Tidak ada protes!"

Ki Hong mendengus kasar.

"Makanan apa ini?" tanya Dylan heran, "Menurutmu, Tom?"

"Terlihat seperti muntahan bayi." jawabku.

"Makan saja ini." Katherine menyodorkan seperti Mie.

"Kau yakin akan memakan muntahan Ki Hong?" Dylan memulai bercandanya yang memancing amarah si pemilik nama.

"Hey!" protes yang memiliki nama. Katherine hanya tertawa.

Seusai memakan makanan yang menjijikkan ini kami memutuskan untuk tidur--yang tentu ditolak Ki Hong. Well, tetapi ia tidak bisa menyangkal bahwa tubuhnya lelah.

---

"Tidurmu nyenyak sekali ya, Sangster." kata perempuan horror yang ternyata sudah kembali.

"Kemana saja kau, Tuppence?" tanyaku.

"Terpisah denganmu karena kabut asap. Apalagi?" jawabnya sangat santai, "Harry, bangunkan mereka!"

Harry membangunkan Ki Hong dan Dylan.

"Mau apa kalian?!" tanya Ki Hong setelah beberapa detik terbangun.

"Kami ingin memberitau kalian informasi yang sangat bermanfaat." jawab Shawn.

"Apa itu?" Dylan sangat antusias.

"Peta." Tuppence melemparkan gulungan. "Dalam peta itu sudah tercantum tanda bahaya, rute labirin dan letak reward." jelasnya.

"Jangan terima itu, Tom!" seru Ki Hong.

"Kalian menolak? Tidak ada ruginya bagi kami."

"Sudahlah Shawn. Jadi, sesuai dengan janjiku setelah kita menemukan Shawn aliansi kita telah usai. Sekarang kita adalah musuh!"

Mereka bertiga menodongkan senjata masing-masing. Tuppence dengan semacam kapak menodongkan pada leherku. Harry dengan launcher di kepala Dylan dan Shawn siap meninju Ki Hong dengan knuckle di tangannya. Katherine yang tak terlibatpun menjadi terikat.

Betzz ( Suara Launcher di tembakkan )

"Dylan!"

Grasss... Grasss... Blarr... ( Suara labirin berubah )

"Sialan!" seru Ki Hong.

Kami terpisah akibat labirin yang berubah menjadi banyak bagian dan tumbuh bagian baru.

"Tom! Tolong lepaskan aku!"

"Oh Kath!" aku melepaskan ikatan tali yang melilit tangan dan kakinya.

Ngingg... ( Suara proyektor )

"Pemberitauhan korban." kata Katherine, "5 orang sudah pergi."

"Apakah ada nama Dylan?"

"Seseorang berawalan D kurasa ada, tetapi entahlah dia siapa."

Dylan membuatku khawatir. Pasalnya dia tertembak launcher Harry. Tidak-tidak dia laki-laki kuat.

"Apakah itu kau Katherine?"

"Logan! Dimana Ansel?"

"Baru saja aku terpisah dengannya dan aku bertemu dirimu."

"Bagaimana trisulanya?" tanya Katherine dengan berbisik tetapi aku masih bisa mendengarnya.

"Aman denganku."

"Jadi kau yang membawa trisulaku?" tanyaku dengan nada mengancam seperti yang Ki Hong lakukan biasanya.

"Memangnya mau apa?" balas lelaki bernama Logan itu sambil mengoreskan pedang atau apalah itu pada lenganku.

"Akh..." Aku meringis menahan perih. Bisa-bisanya dia bergerak dengan secepat itu.

"Dugh..."

---

Maaf late update:(
Hidup gue berliku #halah.
Vomments yaa
Regards, Fitri

21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang