Al-Raffi Ghifari

157 5 0
                                    

          
          Raffi POV

           Sudah seminggu lebih aku di Jakarta. Selain urusan bisnis aku juga bertemu kerabat kerabat SMA maupun kuliah. Tak ada salahnya untuk sedikit silahturahmi.

          21 missed called.

          Mayang.

          Mayang menelfon ku sampai 21 kali? Astagfirullah...kenapa aku tidak sadar. Kuputuskan untuk menelfon Mayang sekarang juga.

         "Wa'alaikumsalam May, maaf baru bisa menelfon sekarang" aku menjawab salam Mayang di seberang sana.

         "Iya mas ga apa apa kok. Gini, aku mau kita ketemuan, bisa kan? Ada sesuatu yang sangat penting harus kita bicarakan Mas,"

         "Ketemuan? Apa gak bisa kita bicarakan di telfon saja May? Maaf maksudku-"

         "Mas, ini bukan tentang aku dan kamu kok. Bukan tentang kita. Not about ours Mas, kamu tenang saja"

          "Oke oke. Kamu atur saja jadwalnya,"

          "Besok siang jam 11 di Cafe yang waktu itu kita ketemu ya Mas, Assalamu'alaikum"

          "Wa'alaikumsalam" klik. Telfon di tutup.

Di lain tempat...

         Mayang POV

         "Mbak, sebaiknya di batalin aja mbak, kalo Mas Raffi gak setuju gimana. Apa gak menyinggung perasaannya? Aku juga belum siap mbak," aku menatap Dinda, adik sepupuku, aku tersenyum meyakinkannya.

         "Mbak sudah sangat yakin, kalo kamu adalah wanita yang pantas dan cocok bersanding sama Raffi. Mbak hanya gak mau Raffi jatuh ke tangan wanita yang salah. Kamu ngerti kan maksud mbak?" Dinda hanya tersenyum tipis ke arahku.

         "Tapi bagaimana kalau mbak gak bahagia? Apa mbak gak pengen bersanding di pelaminan sama Mas Raffi?"

          "Raffi udah gak mencintai mbak Din, mungkin baginya saat ini mbak adalah cinta masa lalunya saja, kamu wanita yang cantik dan sholehah, mbak yakin gak butuh waktu lama buat Raffi jatuh cinta sama kamu. Mbak tau Raffi luar dalem Din, bagaimana dia, sifatnya dia, bibit bebet bobotnya, jadi kamu gak usah khawatir. Dia akan jadi Imam yang baik buat kamu. Kamu ingin membahagiakan Bu'le kan?" Lelaki mana yang menolak Dinda? Hanya lelaki bodoh menurutku. Senyum nya saja dapat meneduhkan hati siapa saja yang melihatnya. 

         Aku memang sudah menceritakan semua tentang aku dan Raffi pada Dinda. Semoga keputusan yang aku ambil benar. Apa aku salah jika ingin mempersatukan dua orang yang aku sayangi? Dinda dan Mas Raffi. Dinda sepupuku yang sholehah, dengan mudah pasti Mas Raffi akan jatuh hati padanya. Aku hanya tak ingin Mas Raffi jatuh ke tangan wanita yang salah. Walaupun wanita beruntung itu bukan aku. Aku juga ingin membahagiakan Bu'le ku, sepertinya beliau sangat mengidamkan sosok menantu seperti Mas Raffi. Aku bukannya tidak mempertimbangkan keputusanku dulu, aku sudah sholat istikharah meminta pentunjuk pada Allah atas mimpi yang mendatangiku 2 hari yg lalu. Mimpi itu terasa jelas bagiku. Mimpi aku melihat 2 orang dengan senyum bahagia di atas pelaminan. Aku sangat mengenal dua orang itu. Raffi dan Dinda. Aku hanya menangis melihat mereka. Entah karena aku bahagia atau aku gak rela Raffi sudah bersama orang lain. Tapi aku tidak boleh egois kan? Walaupun aku nantinya akan sakit melihat Dinda dan Raffi. Kalau Raffi bahagia aku akan bahagia untuknya. Apalagi dia bahagia bersama adik sepupuku.



To Be Continued●
Vote and comments ya.....

        

         

Happy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang