Dinda POVKepalaku terasa berat saat bangun tidur. Badanku ambruk lagi ketika akan bangun dari kasur. Kenapa ini kepalaku terasa berputar. Aku mengucek ngucek mataku sesaat. Saat aku bangun jam sudah menunjukkan pukul 5.50. Aku belum shalat! Astagfirullah..
Aku selesai shalat pukul 5.57. Mepet banget. Jangan sampai deh terulang lagi kesalahanku.
Aku menuruni anak tangga dan berhenti di ruang tamu. Samar2 terdengar suara ibu sedang berbincang. Ada tamu pagi2 gini? Siapa?
"Dindaaaa..." sesuatu-lebih tepatnya-seseorang menubruk tubuhku, memelukku erat. Dari parfumnya aku tau siapa wanita ini.
"Mba Mayang? Main lagi nih ceritanya kesini? Tumben gak sibuk pemotretan atau apa kek gitu" Mba Mayang hanya tersenyum lebar. Cantik.
"Lagi pengen free aja sih Din, cape lah pemotretan terus, rutinitas yg membosankan..."
"Yauda duduk yuk mba, cerita2 kayak dulu"
"Mba udah tau berita nya dari Bu'le kalo..." aku mencari Ibu di sekitar sini, tapi nampaknya ibuku itu malah kabur ke dapur. Apa yg ibu beritahu pada Mba Mayang???
"Selamat ya Din, I will happy for you and Raffi, congrats ya!" Kulihat setetes air bening meluncur anggun di pipi Mba Mayang.
"Mba nangis?"
"Mba nangis bahagia Din. Mba udah tau ceritanya dari Bu'le kok. Kapan Raffi mau ngelamar kamu?"
"Belum tau juga Mba. Insyallah orangtuanya Mas Raffi mau dateng dari Aceh" aku dan Mba Mayang duduk di sofa.
"Ohhgitu. Kamu gak ngajar hari ini? Badan kamu panas lho Din," Mba Mayang nampak memperhatikan ku, lalu punggung tangannya menyentuh keningku.
"Panas banget. Udah kamu istirahat aja gak usah ngajar dulu. Izin bisa kan?"
"Eng-kayaknya aku gak bisa izin lagi Mba. Soalnya kemarin udah izin. Ini aku mau siap-siap kok udah jam segini 30 menit lagi kelas mulai"
"Lho izin aja lagi gapapa kan? Kan kamu sakit Din"
"Gabisa Mbak, ntar kan aku mau ngambil cuti lagi. Jadi gakpapa deh hari ini masuk aja"
"Buat apa cutinya?"
"Lamaran-"
"Ohiya deng, ciee yang udah mau nikah, mbak bahagia Din kalian bisa bersatu juga. Yaudah yuk mba anterin kamu ke SD. Jangan bawa motor dulu deh Din, kamu lagi gak vit gini"
"Makasi Mba,"
*
Malam harinya pukul 8 aku sudah bersiap untuk tidur. Ku copot jilbab baby pink lalu mengambil selimut. Biasanya aku kalau tidur engga make jilbab.
Sebelum tidur, aku mengecheck notifikasi yg masuk di smartphone berlayar 4 inc.ku. hanya beberapa LINE dari teman sejawat ku. Maksudnya teman teman guru di SD. Gak ada notif dari Mas Raffi. Astagfirullah..kenapa aku jadi mikiran Mas Raffi terus? Mungkin dia sibuk kan dia juga kerja disini. Masa dia harus ngabarin aku terus? Gak gitu juga kan. Itu mah maunya aku,hehe..tapi kan gak boleh gitu gak boleh egois.
To: Mas Raffi
Assalamu'alaikum Mas. Sibuk ya? Apa Dinda ganggu?
Sent
Sampai malam pesanku ga di balas oleh Mas Raffi. Sedih sih. Ah tapi yaudahlah berfikir positif saja, mugkin dia sudah tidur. Pasti Mas Raffi kecapean juga karena bekerja. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur.
Raffi POV
Dua hari belakangan ini aku benar benar sibuk. Aku harus menyelesaikan laporan ini! Argh,sukses membuatku pusing dan agak keder. Mempercepat penyelesaian laporan bukan hal yg mudah. Apalagi ada beberapa bagian yg salah dan harus diulang lagi, banyak deh. Kenapa aku ingin mempercepat kerjaan ku? Yap, karena aku ingin secepatnya melamar Dinda. Papa dan Mama ku sangat bahagia mendengar aku minta dilamarkan seorang gadis. Mamaku apalagi. Akhirnya anak bungsu Mama mau nikah jugaa...itu yg diucapkan Mama padaku di telfon. Mereka akan sampai di Jakarta besok siang. Tentu aku akan menjemput orangtuaku di Bandara Soeta pukul 12 nanti.
Kapan aku akan bertemu Dinda lagi? Aku kangen padanya kah? Oh,tentu. Mungkin saat acara lamaran. Kenapa tidak menelfonnya saja. Atau videocall? Ah,tidak deh. Telfon saja.
1 new message...
From: MyDinda
Assalamu'alaikum Mas. Sibuk ya? Apa Dinda ganggu?
SMS dari Dinda tadi malam. Aku ketiduran di atas meja jadi tidak melihat pesan dari Dinda. Harusnya aku membalasnya tadi malam juga. Kuputuskan untuk menelfon saja, mendengar suaranya akan mengikis rindu yg membuat ku sesak (mungkin).
Tutt...Tutt...Tutt....
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalah Mas"
"Maaf baru membaca pesan mu pagi tadi."
"Ohiya gapapa Mas"
"Din, apakah kamu tau aku kangen kamu?"
"Gak tau. Kan baru kamu kasih tau"
Aku hampir saja tertawa lepas. Polos sekali Dinda. Jawabannya lucu, ahh aku makin kangen kalo gini.
"Tapi udah tau kan sekarang?"
"Udah sih. Terus mau nya apa?"
"Yaa ketemu" jawabku ambigu. Kalimatku belum selesai.
"Sabar lah Mas. Kamu boleh ke rumah dengan kedua orangtuamu nanti. Itu kan katamu?"
"Oke oke baiklah. Orangtua ku sampai nanti siang di Bandara."
"Oke. Sampaikan salam ku buat mereka ya Mas"
"Siap. Salam dari calon mantu kan?"
"Hmm.." aku hanya mendengar gumaman Dinda.
"Apa kamu kerja hari ini?"
"Eng-engga nih Mas aku izin gamasuk dulu hari ini"
"Kenapa? Kamu sakit?"
"Sedikit pusing sama panas aja Mas"
"Jaga kesehatan ya, aku tak ingin kamu sakit di acara lamaran nanti. Kesehatan yang utama"
"Siap dehh, bentar lagi juga sembuh kok"
"Yaudah, cepet sembuh ya. Aku mau kerja lagi nih. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" klik. Telfon di tutup.
Tuberculosis alias TBC
I need more Vote and comments.
Bye!
See again the nesxt part!