Aku terbangun dan mendapati Rafi disebelahku sedang mendekapku. Salah satu hal yang ingin ku lakukan bersama seseorang yang aku sayangi, yaitu melihat wajahnya pertama kali saat terbangun.
Dia terlihat sangat lelah. Dia sudah diharuskan menanggung beban yang berat sejak kecil. Dia sangat lembut terhadapku tetapi dia sendiri terdidik dengan sangat keras.
Aku memain mainkan daun telinganya. Aku ingin waktu berhenti sekarang juga.
"Hmmm..." ia tahu jika aku sedang mempermainkannya
"Wake up" ujarku
Dia tidak meresponku malah semakin mendekapku dengan erat.
"Please just stay like this for 3 minutes" ujarnya
Aku tersenyum. Kurasa kupu kupu yang berada didalam benakku beterbangan kemana mana.
Dia mengecup pangkal kepalaku.
"Marry me,Bella"
"Ga"
Dia melepaskan dekapannya perlahan
"Kamu berubah pikiran?" Tanyanya dengan wajah serius
Aku mengangguk. Ku lihat dia mempertahankan wajah seriusnya.
"Ga bakal nolak" ujarku sambil mengecup bibirnya
Dia memasang muka idiot. Sangat lucu ketika bisa mempermainkan dia seperti ini
"Udah berani ya sekarang" katanya
"Kapan aku takut sama kamu?" Godaku
Tiba tiba dia menaikiku dan menatapku dalam dalam. Aku tak mau kalah, aku menatapnya lebih dalam.
Dia perlahan mendekati wajahnya ke wajahku. Aku tetap menahan ekspresiku. Semakin dekat.. sampai bibir kami hendak bersentuhan.
Aku menutup mataku dan ia tertawa lepas. Kami gagal berciuman.
"Itu yang kamu bilang berani?" Godanya
Aku tidak bisa diperlakukan seperti ini. Aku bangkit dan mendorongnya sehingga aku berada diatas pahanya.
"This is what i called, brave" ujarku
Aku mendekap wajahnya dan itu terjadi begitu saja. Sekitar 2 menit kami bertautan,terdengar suara pintu utama terbuka. Itu pasti Carri. Dengan cepat aku melepaskan ciumanku tapi ditahan oleh Rafi.
"Aku belum selesai" Ujar Rafi
"Aku udah" Ujarku dengan polos
Rafi menghela nafas kuat kuat. Dan menatapku sambil memperbaiki rambutku dan di acak nya.
"Aku bakal balas kamu nanti lebih daripada ini" ujarnya sambil memperlihatkan senyum nakalnya
"aku tunggu" Aku membalasnya
Aku merapikan bajuku dan siap siap ke bawah menemui Carri. Aku sangat merindukannya.
---
"Bella?" Panggil Carri
"Carri!" Panggilku dan berlari menghampirinya
"Oh tuhan, kamu darimana saja?" Katanya
"Maafin aku ga ngabarin, aku kesesat"
"Kesesat dimana? Bukannya waktu itu kamu disamping aku terus?" Tanyanya
"Aku gatau, tiba tiba kamu hilang. Aku gatau aku yang hilang atau kamu" kataku
"Terus disana kamu tinggal dimana?"
"Sama Rafi"
"Rafi?"
Rafi menghampiri kami dan bersalaman dengan Carri.
"Rafi" ujar Rafi
"Carrisa, kakaknya Bella" Ujar Carri
"Kamu bisa bahasa indonesia?" Tanya Carri
"Ibu saya orang indonesia" Jawab Rafi
Carrisa mengangguk dan kembali memeluk erat adik perempuannya itu.
"Aku gabisa tidur nyenyak tau" Ucap Carrisa ke Bella
"Maafin aku" Ujarku"Makasih ya Raf" ujar Carrisa ke Rafi
---
Makan Malam
Aku dan Carrisa menyiapkan makan malam untuk kami berempat. Ketika selesai memasak kami menatanya di atas meja makan.
"Kamu jadi bisa masak,Bel" Ujar Carrisa
"Ga usah berlebihan gitu" Balasku
Kami semua tertawa. Dan setelah kami selesai makan malam. Rafi ingin menyampaikan sesuatu kepada Ayah dan Carri.
"Bapak dan Carrissa...Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan malam ini" ujarnya
"Ada apa,Raf?" Tanya Carri
"Mungkin sekarang bukan saat yang tepat untuk menyampaikan ini dikarenakan Bella baru saja pulang dan Ibu Bella masih berada di luar kota, tetapi saya ingin menyampaikan bahwa saya mempunyai keinginan untuk melamar Bella menjadi Istri saya, saya ingin meminta restu dari Bapak dan Carissa" Ujar Rafi
Seisi ruangan hening. Tampak ayah dan Carri sedikit terkejut. Aku memegang erat tangan Rafi.
"Bella masih seperti anak kecil untuk saya...tidak mudah untuk merelakannya menjadi tanggung jawab orang lain-" ujar ayah
Aku menatap ayah yang terlihat mulai berkaca kaca
"-tetapi melihat kamu menjaga anak saya disaat saya tidak berada disampingnya dalam waktu yang cukup lama ini. Saya...bisa mempercayakan Bella bersama kamu" Lanjut Ayah
Aku dan Rafi menghela nafas. Dan kami kembali menatap Carri untuk mengharapkan jawabannya.
"Apapun yang bisa buat Bella bahagia, aku setuju" Jawab Carri
Aku tidak sanggup menahan tangis haru ku. Walaupun ini belum bisa dikatakan lamaran yang sesungguhkan dikarenakan ibu tidak berada disini.
"Terima kasih sudah mempercayakan Bella bersama saya, saya tidak akan mengecewakan kalian" Ujar Rafi
Begitulah malam yang indah itu berakhir. Dan aku tidak bisa menunggu tentang apa yang akan terjadi esok hari bersamanya, kekasihku.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU
Romance"It felt wrong for me to push Lady Luck to the side and for me to choose who brought to be 'lucky'. It didn't seem right. It wasn't fair" Seorang gadis 20 tahun harus menerima takdirya sebagai salah satu Lady Luck oleh seorang mafia yang dikenalnya...