Aku sangat menikmati pandangan sekitarku sampai ketika aku menyadari bahwa aku berjalan sendiri. Tunggu...
dimana Carri?-
-
-Sudah 30 menit aku mengelilingi jalanan sekitarku tapi tak ku temui jejak Carri sama sekali. Aku benar benar hilang di negeri orang. Aku tidak bisa mengingat dengan jelas aku berada dimana dan darimana aku berjalan sejak tadi.
"i swear to God this is not what i want" rasanya aku ingin menangis
Ku lanjutkan langkahku berharap ada seseorang yang kukenal disini ya harapanku tidak lebih dari 0.0001%. Aku menghampiri salah satu warung jajanan di pinggir jalan.
"excuse me, can i get some city maps? i don't remember my hotel's place" ujarku penuh pengharapan
Tidak sesuai pengaharapan ternyata ibu ibu yang ku ajak bicara tidak mengetahui bahasa yang ku ucapkan. Kupikir bahasa inggris adalah bahasa dunia.
Dengan berat hati ku lanjutkan perjalananku dan sepanjang jalan tak ku temui seseorang yang menggunakan bahasa inggris. Aku benar benar akan mati di negeri orang.
Tunggu, bukannya aku punya HandPhone?
ketika ku rogoh saku ku ternyata feelingku benar, handphone ku berada didalam ransel dan ranselku tertinggak di hotel.
Bless you, Bella
Aku hanya bisa duduk di kursi taman dengan harapan kosong. Aku tidak tahu arah, tidak tahu bahasa, tidak punya informasi apapun.
Sampai aku mendengar seseorang mengucapkan kalimat yang tidak asing di telingaku Bahasa Indonesia."Gue ga salah denger kan? Itu bahasa indonesia? Lo orang indonesia? Iya kan?" tanyaku menghampiri seorang laki laki berambut cepak
RAFA' POV
"gue baru nyampe, iya gue tunggu lo ditaman deket zhiang casino, tenang gue ga bakal kecewain klien lo.. sip okdeh" ujarku menutup telefon
"Tuh anak ga mikir apa biaya nelpon mahal, yakali disini bisa isi pulsa, bego." Aku meneriaki handphoneku sendiri
kurasakan ada seseorang yang mendekatiku..
"Gue ga salah denger kan? Itu bahasa indonesia? Lo orang indonesia? Iya kan?"
Hah apa apaan nih
Aku pura pura untuk tidak mengerti ucapannya. Aku tidak ingin masalah baru muncul
" 你是谁?你在这里做什么?"
Dia terlihat kebingungan, tentu saja karna bahasa kantonese yang kugunakan. Aku langsung angkat kaki dari kursi taman. Ku tinggalkan dia. Kasian juga tetapi aku benar benar tidak ingin disibukkan ketika aku berurusan dengan klien.
Bella's Pov
What the? I'm absolutely sure tadi dia ngomong pake bahasa indonesia tapi kenapa sekarang dia pake bahasa ini. God
"tunggu" aku ingin memberhentikan langkahnya tetapi dia sangat cepat. Aku merasa benar benar seperti orang bodoh.
"What about me? What.." aku menyusulnya walaupun aku tau aku sudah sangat tertinggal jauh
Terakhir ku liat dia berhenti didepan salah satu casino di sebrang jalan itu.
"ah iya, tadi dia bilang tentang casino udah pasti dia masuk situ. Tapi di macao casino ga cuma satu..."
i'm being a dumb again.
Aku tak peduli. Hanya dia satu satunya orang yang bisa aku mengerti. Aku pun masuk ke dalam casino itu. Tapi aku tertahan oleh security didepan gerbangnya.
"What..Wait don't push me, i'm a customer my...my boyfie in there" aku akan melakukan apapun untuk bisa menemuinya, termasuk mengaku sebagai pacarnya.
"Your card please"
"Yes i know, but my card with him there, he's there at the casino" aku langsung menunjuk ke arahnya ketika aku mendapatinya didalam. Aku beruntung tidak salah masuk casino.
Karena keributan yang ku perbuat akhirnya laki laki tersebut menghampiriku. Great!
"Okay, i get it. She's with me. Here my card" ia memperlihatkan kartunya dan menarikku masuk ke dalam casino.
"Omg. Thank you lo bener bener penyelamat" aku langsung melihat kerumunan disekitarku
"gila! Jadi kaya gini isinya casino? Rokok,Wine,even Cat?" Ya aku tidak sedang bercanda, ada seseorang yang membawa kucingnya sambil bermain.
Tanpa ku sadari, laki laki itu daritadi sedang menatapku dengan tatapan yang tidak tau apa maknanya.
"Eh sorry sorry,alay ya gue" aku memperlihatkan cengiranku
"Nama lo?" Akhirnya dia bicara pake bahasa indonesia juga
"Bella."
"Oke Bella, jadi to the point aja. Lo mau apa?"
oke dia kayanya mulai serius"Gue gatau apa apa tentang semua ini, gue cuma pengen pulang, gue gabakal buntutin lo kok kalo lo ga ngomong pake bahasa indonesia ditaman tadi" aku memasang muka sedih, aku ahli dalam berakting.
"Lo bawa passport lo?"
"Engga"
"Damn it. Terus mana bisa lo pulang tanpa passport?"
"makanya gue ngikutin lo, lo bisa antar gue ke hotel dulu trus lo bisa balik ngerjain pekerjaan lo"
"Lah itu lo punya hotel, ngapain ke gue"
"Gue gatau jalannya bolot."
Ups. Maap
"wah bolot kata lo"
"Sorry, bawaan lahir"
Bisa kulihat perlahan lahan dia luluh dan sepertinya mengiyakan permintaanku
"Tunggu sini, gue masih ada job. Jangan bikin ricuh, gue balik 30 menit dari sekarang-"
"-dan jangan lo pikir lo bisa minum sembarangan disini"
Hah?
"Tunggu sini"
Aku benar benar terdiam dibuatnya. Apa dia ingin aku mati kehausan menunggu 30 menit di kerumunan orang dengan asap rokok yang pekat ini?
"Ms.Bella?"
Lah ini siapa lagi
"Ya?"
"Here's your drink"
"Who send this?"
"That guy" benar saja dia menunjuk ke arahnya
"Thank you" aku tersenyum. Ternyata dia masih punya hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU
Romance"It felt wrong for me to push Lady Luck to the side and for me to choose who brought to be 'lucky'. It didn't seem right. It wasn't fair" Seorang gadis 20 tahun harus menerima takdirya sebagai salah satu Lady Luck oleh seorang mafia yang dikenalnya...