donor hati

5.3K 300 0
                                    

Ali Pov

Setelah kevin dan galang pergi menemui dokter aku bergegas masuk ke ruang rawat prilly, saat pintu terbuka bau obat menusuk indra penciuman sangat kuat. Aku berjalan perlahan menuju prilly yang masih betah tertidur dengan oksigen menutupi hidungnya, aku amati wajahnya yang terlihat tidak sepucat tadi dan harus aku akui dia perempuan yang cantik dengan tampilan apa adanya yang tak seperti perempuan lain yang sering menebalkan wajahnya dengan bedak itu. "Sakit apa sih lo sebenernya?" Tanya ali kepada prilly namun yang ditanya masih setia tertidur "lo kebo banget ya prill, liat noh abang-abang lo cemas banget gitu" monolog ali.

Tak beberapa lama aku dengar pintu berdenyit menandakan ada orang yang masuk dan ternyata itu kevin dan galang "makasih li udah jagain prilly" ucap kevin "santai aja kali ka" balas aku disertai senyuman tulus, tulus dari hati ya maksudnya bukan tulus penyanyi "kalo gitu gue pamit pulang ya ka" lanjutku pada dua orang tampan di depanku, tapi berani jamin aku lebih tampan dan mempesona dari dua lelaki ini kan ? "Oh iya li sekali lagi thanks ya" kali ini ka galang ya bersuara sambil menepuk pundak ku. Setelah pamit tadi aku bergegas pulang walau pun masih berat karena masih ada yang mengganjal dalam pikiran ku tentang sakitnya prilly, menurut ku dia bukan sakit biasa karena melihat sikap kakak-kakak nya yang seperti tadi, ah sudah lah aku tidak ingin tiba-tiba berubah jadi cowok rempong yang kepoan.

***

Normal Pov

Tak lama setelah kepergian ali, prilly mulai menggerakan matanya dan perlahan terbuka, kevin yang pertama melihat segera menghampirinya "dek lo udah sadar?" Tanya kevin sambil menggenggam tangan sang adik sedangkan prilly hanya tersenyum dibalik oksigennya yang menandakan dia baik-baik saja "apanya yang sakit ly bilang sama kakak" ucap galang yang berdiri di sebelah kanan prilly sekali lagi prilly hanya tersenyum sambil menggeleng lemah. "Ya udah kamu bobo lagi ya ka galang sama ka kevin temenin disini" ucap lembut galang seraya mengelus dahi prilly lembut.

Prilly nampak sudah pulas tertidur sedangkan galang masih setia duduk dikursi samping ranjang prilly sambil menggenggam tangannya, sedangkan kevin tengah duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu sambil memikirkan kata-kata dokter fadli tadi.

Flasback on
Kevin dan galang masuk kedalam ruangan dokter fadli "eh vin lang ayo duduk" suruh dokter fadli ketika melihat galang dan kevin, "jadi gimana keadaan prilly dok?" Tanya galang langsung ke inti "belum ada kemajuan yang bagus saya lihat" ucap dokter fadli "apa tetap harus cangkok hati dok ?" Tanya kevin
"Ya itu jalan satu-satunya meskipun kemungkinan keberhasilan dari cangkok hatipun belum tentu menyembuhkan pasien 100%" jelas dokter fadli
"Tapi kalian juga tahu kan mencari pendonor hati itu tidak semudah itu, sangat sulit apalagi di indonesia" lanjut dokter fadli
"Kalo gitu biar saya yang mendonorkannya dok" ucap kevin yang mebuat dokter fadli dan galang terkejut "jangan gegabah vin" galang masih mencoba tenang menghadapi sikap gegabah adiknya ini "terus gimana ka, gue rela ka donorin buat prilly biar dia sehat lagi, biar dia gak sakit lagi" ucap kevin parau "dan lo pikir gue tega liat prilly hidup sehat lagi tapi dalam bayang-bayang menyesal karena ternyata lo ngorbanin diri lo buat dia" ucap galang mulai emosi. Bukan galang tak peduli pada prilly kalau pun dia ditawari mendonorkan hatinya dia sangat rela tapi itu semua tak akan semudah yang kita ucapkan "sudahlah kalian tenang dulu saya sedang berusaha mencarikan pendonor itu, kalian cukup bersabar, berdoa dan dampingi prilly terus" ucap dokter fadli menengahi pembicaraan kakak beradik ini.

"Vin sebaiknya lo pulang ganti baju dulu" ucap galang "lo gimana ?" Tanya kevin "lo bisa kan bawain baju gue kesini, biar gue nanti ganti disini" jawab galang dan dibalas anggukan oleh kevin seraya keluar dari ruangan prilly.

***

Keesokan harinya prilly sudah izinkan pulang karena sudah lebih baik dari kemarin "ayo kita pulang tuan putri" kata galang semangat sambil memapah prilly menuju mobil, prilly memang sudah berpesan kalau dia tidak ingin menggunakan kursi roda saat keluar rumah sakit.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama merekapun sampai dirumah, galang dengan sigap memapah prilly menuju kamarnya dan membaringkan adiknya dikasur "makasih ka" kata prilly sambil tersenyum "udah kewajiban kakak" balas galang.
"Maaf ya ka selalu mgerepotin kalian"
"Ngomong apa sih kamu udah ah" kata galang bangkit dari duduknya namun tangannya ditahan prilly "ka prilly pengen liat kakak punya istri deh sebelum prilly pergi" galang tercekat dengan kata-kata adiknya barusan "biar prilly tenang kalo kakak ada yang ngurus" lanjut prilly sambil melepaskan genggaman nya pada tangan kakaknya dan tersenyum "istirahat ya ly kakak kekamar dulu" ucap galang dan berlalu. Sedangkan prilly menatap sedih punggung kakaknya yang mulai keluar dari kamar "aku tau Tuhan cepat atau lambat aku pasti akan meninggalkan mereka" ucap prilly dalam hati sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur.

Malam harinya, jam sudah menunjukan pukul 1 malam tapi kevin belum nampak pulang sejak tadi pulang sekolah. Galang masih setia menunggu adiknya sambil menonton acara tv walaupun tak fokus pada tv.

Tak lama terdengar deru motor berhenti yang menandakan kevin baru datang, ya tadi dia memang pergi menggunakan motor sportnya "dari mana lo?" Tanya galang datar ketika melihat kevin masuk melewatinya "balapan lagi" galang bangkit menghampiri adiknya masih dengan wajah datarnya "mau sampe kapan lo balapan terus kaya gini hah ? Pleas vin jangan nambah masalah" bentak galang akhirnya emosi tak juga mendapat respon dari kevin "peduli apa lo, lo gak tau rasanya jadi gue, gue stres liat keadaan adik gue satu-satunya menderita kaya gitu" teriak kevin ikut terbawa emosi "tapi dengan lo kaya gini malah bikin nambah masalah tau gak lo"
"Peduli apa lo ? Lo cuma anak panti yang dipungut, jadi mending lo diem aja" perkataan kevin barusan sontak membuat emosi galang tak tertahankan, tangannya terangkat ingin menampar kevin tapi tertahan karena teriakan seseorang "STOP KAAA" prilly berlari menghampiri dua kakaknya yang tengah bersitegang "kalian kenapa sih ? Kalian kaya gini gara-gara aku?" Tanya prilly emosi menatap kedua kakaknya bergantian "kalo kalian kaya gini lebih baik aku pergi, biar kalian puas" teriak prilly sambil menangis "tolong ka jangan kaya gini cuma kalian yang prilly punya" ucap prilly lirih sambil berlari meninggalkan kedua kakaknya masuk kedalam kamar dan menguncinya "ly maafin kakak ly" teriak kevin mencoba mengejar prilly namun ditahan galang "biarin dia tenang dulu, mening lo masuk kamar" perintah galang mulai melembut walaupun hatinya masih sakit karena ucapan kevin tadi. Kevin menurut melangkahkan kakinya menuju kamarnya karena dia juga perlu menenangkan hatinya.

LEBIH DARI INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang