rasa ini

4.5K 316 4
                                    

Prilly Pov

Esok harinya setelah sadar dari koma aku meminta pada kakak ku agar dapat pulang, sudah bosan rasanya lama-lama di rumah sakit, dan dengan terpaksa ka galang menyetujuinya. Selesai ka galang membereskan barang-barangku dia memapahku untuk pidah ke kursi roda dan mendoronnya keluar kamar menuju pasrkiran.

Saat melewati taman tiba-tiba bayangan ali melintas begitu saja, bagaimana dia memperlakukanku kemarin dan bagaimana aku yang selalu dapat dengan mudahnya menangis di depan ali "apa hari ini ali juga akan kerumah sakit ya seperti kemarin-kemarin" pikirku sambil mengingat betapa manisnya perlakuan ali hanya dengan rutin mengirimkannya setangkai bunga mawar putih. "Ly ngelamun aja" tegur ka galang, tanpa sadar ternyata aku sudah sampai di depan mobil "engga ko ka" jawabku bohong.

Akhirnya sampai juga dirumah rasanya aku sudah lama sekali meninggalkan rumah, mungkin karena aku koma juga beberapa hari kemarin, tapi aku bersyukur ternyata Tuhan masih mengijinkan aku untuk membuka mata lagi. Bosan dikamar aku melangkah kan kaki menuju bawah bermaksud ingin duduk santai dihalaman depan rumah "mau kemana ly" tanya ka galang saat aku melewatinya yang sedang menonton tv "mau duduk di depan doang ko ka" jawabku "mau kakak temenin ?" Tanya ka galang "gak usah ka, mending kakak istirahat aja aku bisa sendiri" jawabku sambil mengusap bahunya setelah itu beranjak menuju halaman depan.

Aku duduk di salah satu kursi sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam menikmati udara sore yang tidak terlalu panas "terimakasih Tuhan masih mengijinkan ku bernafas sampai detik ini" ucapku bersyukur. Masih memejamkan nata aku mendengar ada orang yang memanggil-manggil ku "prill...prill" perlahan ku buka mata mencari sosok yang memanggil-manggilku "ali..." ucapku terkejut saat menemukan ali di balik pagar rumah sambil melambai-lambaikan tangannya "tunggu sebentar" kataku berjalan menghampirinya masuk ke pos satpam "pak iman bangun pa ada tamu" kataku membangunkan pak iman satpam dirumahku yang ternyata sedang tertidur dikursi "eh non maaf no ketiduran" katanya sambil merapihkan bajunya dan bergegas membukakan gerbang untuk ali. Setelah terbuka ali memasukan mobilnya kedalan dan menghampiriku yang sudah duduk kembali di kursi tadi "ali ngapain kesini ?" Tanyaku "huh ada tamu suruh duduk dulu kek tawarin minum dulu kek" ucapnya manyun yang membuat aku terkikik "maaf duduk deh mau minum apa" aku bangkit bermaksud mengambilkan minum untuknya namun ditahan oleh ali "gak usah nanti aja" aku pun kembali duduk.
"Darimana lo tau rumah gue ?" Tanyaku bingung karena memang sebelumnya ali tidak pernah kerumahku
"Tadi gue kerumah sakit eh kata suster sana lo nya udah pulang dari pada sia-sia gue tanya aja senior basket dimana rumah kevin nyampe deh gue disini" jelasnya
"Nih buat lo" lanjutnya sambil menyerahkan setangkai mawar putih lagi seperti biasa
"Makasih li, kayanya lama-lama gue bisa buka toko bunga nih" candaku sambil menerima bunga itu "ide bagus tuh" kamipun tertawa bersama. Entahlah kenapa aku bisa dengan mudahnya menangis bahkan tertawa seperti sekarang dengan ali padahal dulu aku selalu menutup hati aku untuk laki-laki.

"Kapan mulai masuk sekolah ?" Tanya ali
"Pengennya sih besok, tapi gatau kakak gue bakal ngizinin apa engga"
"Ya udahlah sembuh dulu lo baru masuk"
"Gue gak akan bisa sembuh" kataku yang membuat ali menoleh
"Jangan ngeduluin takdir Tuhan lo gak tau kan detik berikutnya lo bakal kaya gimana" ya aku sangat menyetujui perkataan ali barusan tapi aku aku masih bisa berharap.
"Apa gue masih boleh berharap li ?" Tanyaku
"Tentu dong semua orang boleh berharap" aku hanya tersenyum menanggapi ucapan ali. Entahlah aku masih ragu harapan itu akan ada untuk ku.

Aku terkejut karena tiba-tiba ali menggenggam tanganku "jangan menyerah sama sakit lo prill selain kakak-kakak lo ada orang lain yang berharap lo kuat dan sembuh" katanya sambil menatapku "siapa ?" Tanyaku bingung "gue" oh Tuhan matanya kenapa rasanya aku melihat banyak harapan dalam matanya, kenapa aku merasa lebih percaya bahwa aku bisa melawan sakit ini. "Ah prill lo baru sembuh harusnya pake jaket keluar rumah" ucapnya sambil berdiri membuka jaket yang sedang dipakainya dan memakaikan nya ditubuhku "makasih li" ucapku tersenyum tulus "makasih mulu lo bayar" katanya yang mbuatku mengernyit bingung apa maksudnya bayar "lo harus bayar dengan ngajarin gue fisika gue ogah kalo harus remidial lagi dan kena omel tu bapak-bapak killer ahh" jelasnya panjang lebar yang membuat aku tertawa "malah ketawa" omel ali saat melihat aku tertawa "haha lo lucu" ucapku masih tertawa
"Gue cakep prill bukan lucu, lo kira gue cherrybelle apa lucu"
"Hahaha ali sumpah lo lucu"
"Oke baiklah ali syarief besok pake bando warna warni biar tambah lucu"
"Haha bisa gue bayangin muka cantik lo"
"Prilly please gue serius, ajarin gue fisika" kata ali dengan nada bete
"Oke tapi ada syaratnya"
"Apaan ?"
"Lo nanti pas gue ajarin fisika harus pake bando warna-warni haha"
"Prillyyyy" teriakan ali sontak membuat ku tambah tertawa terbahak bahak.

Setelah lama tertawa sampai perut sakit aku menatap ali yang masih cemberut sambil melipat kedua tangannya didepan dada "oke iya gue mau ajarin lo" kataku namun ali tak merespon "mau gak nih ?" Tanyaku "tapi gak usah pake syarat yang tadi" katanya tegas "haha oke oke iya engga deh" kataku mengalah.

Tak terasa matahari tenggelam menyisakan langit kuning yang cantik "udah hampir malem, gue pulang dulu ya prill" pamit ali, aku hanya mengangguk dan tersenyum "eh jaket lo" sadar masih menggunakan jaketnya aku segera melepaskannya dan memberikannya pada ali "lumayan wangi lo nih" kata ali sambil memakai jaketnya "apaan sih lo" ucapku salah tinggah, jangan sampai pipiku bersemu "ya udah gue pulang ya" pamitnya sekali lagi sambil berlalu menuju mobilnya "hati-hati li" kataku setelah ali masuk mobil dan bersiap melajukannya keluar dari pekarangan rumahku. Setelah dirasa mobil ali tak terlihat aku segera masuk kedalam rumah "ngapain aja prill lama amat diluar" tanya ka galang yang baru keluar dari dapur membawa secangkir air teh "eh itu tadi ada temen" jawabku gelagapan "kenapa gak disuruh masuk ?" Tanya ka galang lagi "sebentar doang ko ka hehe aku ke kamar dulu ya" pamitku pada ka galang "jangan lupa makan sama obatnya ly" seru ka galang.

***

Galang Pov

Aku menatap punggung prilly yang mulai menjauh dan menghilang dibalik pintu kamarnya. Sebenarnya aku tau siapa yang tadi datang dan membuat prilly lama di teras depan, aku melihat bagaimana dia tadi tertawa lepas di depan ali. Jujur sudah lama sekali aku tak melihat tawanya yang lepas seperti tadi, sebenarnya prilly tetap gadis yang ceria walaupun dia tau dia memiliki penyakit yang mematikan tapi aku tau bahwa keceriaannya hanya untuk menutupi sakitnya dan kelemahannya saja tapi tadi aku bisa melihat dia tertawa tulus tanpa beban, siapa sebenarnya ali kenapa dia bisa membuat prilly seceria tadi.

"Ka ngapain lo bengong depan tangga, kesambet ?" Tanya kevin yang menyadarkan ku dari lamunan prilly "ah gak ko, baru pulang lo ?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan "iya sparing basket tadi" katanya lagi "buat gue ya" tanpa permisi kevin mengambil teh yang tadi aku buat yang belum sempat aku minum setelah itu pergi naik menuju kamarnya, aku hanya tersenyum bahagia bisa dapat keluarga angkat seperti keluarga atmaja ini, karena aku selalu dianggap kakak kandung oleh kedua adik ku itu, mereka seolah tak pernah membedakan apapun tentangku.

LEBIH DARI INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang