diantara dua pilihan

3.7K 292 15
                                    

Normal Pov

Hari ini hujan tampak turun sangat deras disertai petir yang berkilatan dilangit, tetapi suasana rumah sakit tetap ramai dilalui orang-orang yang akan berobat ataupun menjenguk sanak saudara dan temen mereka.

Ali dan galang yang menjadi korban tabrakan kemarin masih dirawat dirumah sakit yang sama, prilly pun masih tampak tertidur pulas entah sampai kapan. "Ka..." panggil seorang gadis pada kevin sambil menepuk bahunya "eh lo al" kevin menengok melihat siapa yang memanggilnya yang ternyata adalah alya "istirahat gih ka biar gue yamg jagain prilly sama ka galang" ucap alya perhatian karena tak tega melihat kakak sepupunya itu yang sudah amat terlihat kacau karena terlalu memikirkan prilly dan galang membuatnya lupa memikirkan diri sendiri, bahkan tubuhnya nampak lebih kecil dan ada kantung mata karena kurang tidur. "Gak al gue tadi disuruh nemuin dokter fadli, gue titip prilly sama galang ya" kata kevin "iya ka" ucap alya menyetujuinya. Kevin memang meminta agar ruang rawat galang berdekatan dengan ruangan prilly agar lebih mudah mengontrol keduanya.

Setelah mendapat persetujuan alya kevin pun bergegas menemui dokter fadli karena ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan, saat tengah berjalan tiba-tiba saja kevin bertemu dengan mama ali "kevin" sapa mama ali "iya tante" balas kevin tersenyum, mama ali merasa iba melihat kevin yang sendirian harus berjuang mengurus kakak serta adiknya "mau kemana ?" Tanya mama ali ramah "ini saya mau ke ruang dokter fadli tan" jawab kevin "ya sudah, kamu yang sabar ya jangan lupa selalu berdoa" nasehat mama ali sambil mengelus bahu kevin. Tiba-tiba saja perasaan kevin menghangat mendapat nasihat dari mama ali, betapa kevin sangat merindukan sosok ibu nya yang sangat lebut, betapa kevin sangat merindukan sentuhan hangat ibunya. Kevin mengangguk sambil tersenyum pada mama ali setelahnya pamit meneruskan langkahnya menemui dokter fadli.

Alya yang tengah duduk ditempat yang tadi ditempati kevin bangkit berdiri bermaksud ingin menemui prilly. Sampai di dalam alya duduk dikursi yang tersedia disebelah prilly tertidur "hai piyii" kata alya mengambil tangan prilly dan menggenggam nya "lo tau selama lo tidur banyak banget kejadian yang menimpa orang-orang disekitar lo" alya mulai bercerita "lo tau ka galang sama ali kecelakaan dua orang yang selalu jagain lo, mereka kecelakaan ditempat yang sama ly menurut berita yang gue denger mobil ka galang bermaksud ngehindarin perempuan yang tiba-tiba menyebrang tapi naasnya saat ka galang banting stir ke kiri justru dia nyerempet motor ali dan ada satu motor lagi yang jadi korban" cerita alya panjang lebar "lo tau ly mereka kecelakaan saat sama-sama mau nemuin lo disini, dirumah sakit" entah kenapa alya tiba-tiba merasa sedih menetes lah perlahan air matanya.

Tanpa sadar prilly ternyata mengeluarkan air matanya walaupun masih terlelap tidur dari komanya "ly lo nangis, lo ngerespon cerita gue ?" Ucap alya terkejut saat menyadari ada air mata yang jatuh dari mata terpejam prilly "jangan nangis ly, yang harus lo lakuin sekarang cuma bangun" ucap alya terisak "ayo bangun omelin ka galang, lo kan suka ngomel tuh kalo liat ka galang ngelakuin kesalahan" alya berkata sambil menghapus air mata prilly "kalo lo lagi bangun gue yakin lo bakal teriak-teriak ngomelin ka galang dan lo juga bakal lari ngakhawatir nyamperin ali sama kaya waktu lo liat ali jatoh waktu lagi latihan basket lo inget lo reflek nyamperin ali dengan wajah khawatir lo" alya mencoba tersenyum dalam tangisnya mengingat memori-memorinya bersama prilly. "Eh bentar lagi lo ulang tahun yang ke 17, lo bilang mau ngadain party pas umur lo 17" ucap alya tiba-tiba setelah tadi terdiam cukup lama "bangun ya ly kita rayain ulang taun lo bareng-bareng" kata alya sedih.

Disisi lain kevin yang telah selesai berbicara dengan dokter fadli keluar ruangan dengan wajah yang pucat, karena mendengar dua berita sekaligus yang entah itu adalah berita baik atau malah berita buruk. Tiba-tiba saja kevin berlari keluar rumah sakit menaiki mobilnya dan melajukannya dengan kencang dalam rintiknya hujan hingga sampai disebuah pemakaman umum yang sore itu terlihat sepi.

Kevin berjalan melewati gundukan-gundukan tanah yang diatasnya ditanami rumput hijau sampai ia berhenti pada dua gundukan tanah yang tertulis pada batu nisan LILIANA WIDYASTUTI dan BARKA SATRANATA ATMAJA. yang ternyata dua gundukan itu adalah tempat peristirahatan kedua orangtua nya "mah pah kasih tau kevin, kevin harus apa ?" Tanya kevin bermaksud bertanya pada kedua orangtua nya "ka galang kecelakaan dan dia dirumah sakit prilly koma mah pah" cerita kevin "kevin sendirian kevin bingung prilly butuh donor hati tapi apa kevin harus mempertaruhkan orang lain demi prilly walaupun orang itu iklas mendonorkan hatinya" kevin terduduk ditengah-tengah pusaran makam kedua orangtua nya menunduk sambil menangis "prilly emang membutuhkan pendonor tapi kenapa harus dia, apa yang bakal kevin katakan kalo prilly bangun nanti" ucap kevin frustasi, lelah sudah kevin menghadapi semuanya sendirian tanpa galang sang kakak yang selalu bisa bijak dan menenangkan. Ditambah dengan obrolan nya dengan dokter fadli tadi menambah kekalutan yang kevin rasakan, dia memang senang saat mendapat kabar bahwa sudah ada yang mau mendonorkan hatinya tapi saat tau orang itu yang mendonorkan nya kevin tak mampu menerima nya karena dia tau prilly tak akan terima jika dia mengetahui semua ini.


Ampun cobaan kevin banyak ya, peluk kevin wkwk
Btw siapa ya orang baik yang donorin hatinya buat prilly ? Yang tau komen deh hehe

LEBIH DARI INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang