LEBIH DARI INDAH

5.7K 292 36
                                    

Normal Pov

Malam harinya setelah tadi prilly sadar dan kembali pingsan kini prilly sudah benar-benar sadar dan lebih baik, kevin yang setia menunggui prilly tentu sangat bahagia berbagai rentetan pertanyaan ditanyaan kevin seperti "apanya yang sakit de ?" "Mau apa ?" "Mau minum atau makan ?" Tetapi dengan kondisi prilly yang masih lemah dia hanya mampu menggeleng tanda tak ingin semua itu.

Perlahan-lahan prilly sudah bisa setengah duduk walau harus hati-hati karena selesai operasi. Tiba-tiba muncul seseorang dari arah luar sambil membawa kue beserta lilin di atas kue tersebut "happy brithday piyi happy brithday piyiii happy brithday" nyanyi alya sambil berjalan menghampiri prilly, ya orang tadi adalah alya dibelakangnya disusul seorang laki-laki berjalan perlahan dengan menggunakan tongkatnya karena kecelakaan itu kakinya cedera dan harus menggunakan tongkat semestara waktu.

"Selamat ulang tahun ya piyiku" ucap alya sambil mencium pipi kanan dan kiri prilly "tiup dulu dong lilinnya" suruh alya sambil menyodorkan kue yang tadi telah diberi lilin dan ditiuplah lilin itu dibantu alya "makasih al, makasih juga li" kata prilly pada kedua orang yang menurutnya juga berarti setelah kedua kakaknya "nih buat kamu, sekarang sengaja aku belinya mawar warna warni biar hidup kamu juga tambah berwarna diusia yang ke 17 ini" alya memberikan ruang agar ali bisa mendekat pada prilly "makasih li" prilly menerima bunga itu sambil tersenyum saat menatap mata ali entah kenapa prilly hanyut menikmati tatapan ali yang selalu membuatnya tenang. "Udah kali tatap-tatapan nya" goda alya yang membuat kedua orang tadi salah tingkah "potong dulu nih prill" alya menyerahkan pisau kue pada prilly agar prilly bisa memotong kue nya "ayo potongan pertama buat siapa ?" Tanya alya ketika satu potong kue telah berpindah pada piring kertas kecil "buat ka galang, tapi mana sih ka galang kata ka kevin ka galang lagi keluar" sontak ucapan prilly membuat ketiga orang yang ada diruangan itu berubah menjadi tegang "ka, mana ka galang ?" Tanya prilly pada kevin.

Prilly merasa ada yang tengah dirahasiakan dari ketiga orang tersebut karena ketika menyebut nama galang tadi ekspresi mereka berubah tegang ditambah lagi saat bangun tadi prilly bertanya ka galang kevin dengan ragu menjawab bahwa kakak nya itu tengah keluar sebentar "apa ada yang kalian sembunyikan dari gue" tanya prilly mulai tak sabar melihat ketiga orang itu hanya diam membisu "jawab gue tolong" lirih prilly menatap kevin, alya dan ali secara bergantian.

Kevin dengan terpaksa mengambil barang titipan galang yang ditaruhnya di lemari samping ranjang prilly. Sebenarnya galang berpesan agar barang itu diberikan saat kondisi prilly sudah benar-benar pulih tapi apa daya kevin sudah tak mampu mencari alasan lagi ketika sang adik terus bertanya dimana galang.

Flasback on
Kevin masuk menghampiri galang yang tengah tidur terlentang menatap kosong langit-langit kamar inapnya "ka galang" panggil kevin pelan, galang menengok sambil tersenyum lalu memberikan sebuah barang seperti reconder pada kevin "tolong berikan ini pada prilly tapi nanti ketika kondisinya sudah benar-benar pulih agar dia siap dan kondisinya tidak kembali drop" kata galang "apaan ini ka ?" Tanya kevin "nanti lo juga bakal tau" jawab galang sambil tersenyum

"Ka kevin" panggilan prilly sontak menyadarkan kevin dari lamunannya tentang galang, tanpa banyak bicara kevin menyerahkan recorder itu pada prilly "apa ini ka ?" Tanya prilly bingung "kakak juga gak tau dari ka galang" prilly menatap recorder itu lama sampai akhirnya dia memberanikan diri menekan tombol play.

Saat telah diputar hanya ada hening beberapa detik sampai akhirnya terdengar helaan nafas dan suara galang "hai peri kecil kakak happy brithday ya, entahlah kakak gatau kamu bakal denger rekaman ini kapan tapi kakak tetep pengen ngucapin selamat ulang tahun buat adik kecil kesayangan kakak, gak kerasa ya sekarang kamu udah 17 tahun padahal kakak masih inget dulu kamu selalu menja sama kakak selalu minta gendong kalo kamu cape jalan" hening beberapa saat "tapi yang harus kamu tau kamu tetap peri kecil kakak, gadis kecil manjanya kakak. Kamu tau memiliki dua adik luar biasa seperti kamu dan kevin adalah anugrah luar biasa yang kakak punya, kalian harus tau kakak sangat amat menyayangi kalian lebih dari yang kalian tau. Maafin kaka ya saat ulang tahunmu kakak gak bisa merayakan lagi bersama dan maaf kakak gak bisa kasih kamu hadiah apa-apa diusia kamu yang sekarang 17. Kamu pasti sekarang cari-cari kakak kan ? Gak usah dicari karena kakak sekarang akan selalu bersama kamu tepatnya hati kakak sekarang sudah menyatu dengan tubuhmu jadi kakak tetap bersama kamu. Tolong prilly adiknya kakak yang kuat jangan nangis jangan kecewa saat kamu tau ini semua karena kakak pun memberikannya dengan iklas karena kakak tau waktu kakak sudah gak lama lagi sedangkan kamu masih punya banyak waktu jadi kakak berikan sesuatu yang berharga yang tubuh kakak punya untuk orang yang sangat berharga di hidup kakak. Saat kamu tau rekaman ini kakak pasti sudah pergi bertemu mama dan papa, akan kakak ceritakan semua tentang kalian pada mama papa disini. Setelah kakak pergi kalian harus lebih mandiri ya dan sampaikan pada kevin agar dia bisa menggantikan posisi kakak di perusahaan dan juga menjaga kamu. Sekali lagi maaf ya sayang kakak gak bisa memberikan apa-apa selama kakak bersama kalian titip hati kakak jaga selalu ya dan terimakasih pernah menjadi adik-adik luar biasa untuk kakak. Kakak sayang kalian" klik rekaman itu berhenti.

Prilly yang tadi hanya diam kaget mendengar rekaman itu saat diputar kini mulai terisak "ka galang engga gak ka galang" rancau nya sambil terus terisak menyayat hati siapa pun yang melihatnya, sedangkan kevin yang juga terkejut dengan isi rekaman itu jatuh terduduk dilantai sambil menangis dalam diam begitupun alya yang tak kalah terpukulnya melihat sepupu-sepupunya seperti ini.

"Kenapa harus ka galang kenapa" teriak prilly semakin histeris sambil memukul-mukul tangannya pada bagian hatinya, ali dengan segera menahan pergerakan prilly yang bisa saja menyakitkan dirinya sendiri itu "prill sabar prill jangan kaya gini kasian ka galang" bisik ali coba menenangkan "tapi kenapa ka galang, kenapa gak aku aja yang mati" ucap prilly masih berteriak histeris "ka galang aku ikut ka" lanjut prilly "prill tolong jangan kaya gini" ali masih terus mencoba menenangkan prilly sambil terus memeluknya dari belakang menahan tangan prilly agar tidak lagi memukuli hatinya.

Kevin yang sudah bisa menguasain dirinya mulai bangkit menghampiri prilly, ali melepas pelukannya dan bergeser memberi ruang untuk kevin. Prilly yang akan mencoba memukul lagi hatinya segera ditahan kevin, digenggamnya kedua tangan adiknya itu "ka bilang sama aku kalo rekaman itu bohong, bilang ka" teriak prilly "prilly liat kakak dengerin kakak" ucap tegas kevin yang menbuat prilly terdiam walaupun masih terisak "jangan buat ka galang kecewa de tolong kita harus kuat biar ka galang tenang, dia kasih hatinya buat lo karena dia pengen lo tetep hidup" ucap kevin lembut "ka galang emang udah gak ada tapi dia akan tetep hidup dihati lo dihati kita semua buktiin ke ka galang kalo dia gak sia-sia nyerahin hatinya buat lo" lanjut kevin sambil terus menggenggam kuat kedua tangan adiknya "ka..." panggil prilly lemah, kevin yang sudah tak kuat lagi membawa prilly dalam pelukannya, dipeluknya prilly erat sambil menangis, begitupun prilly yang kembali terisak.

Alya dan ali yang menyaksikan nya pun tak mampu menahan haru melihat perjuangan prilly dan kedua kakaknya.

Prilly yang sudah lelah menangis akhirnya tertidur masih dalam pelukan sang kakak, kevin yang menyadarinya segera membaringkan prilly lalu menyelimutinya.

***

Prilly Pov

Dua hari setelah aku mengetahui hal yang menyakitkan itu, aku memaksa pada ka kevin agar dapat di antarkan ke pemakaman ka galang. Karena melihat kondisiku yang semakin membaik akhirnya dokter fadli mengizinkan nya dan disinilah aku sekarang di depan pusaran ka galang yang masih berupa gundukan tanah berbeda dengan yang lain yang sudah ditumbuhi rumput.

Aku yang masih dianjurkan menggunakan kursi roda masih teduduk menatap nisan yang tertulis dengan jelas GALANG PRADIPTA ATMAJA orang yang paling aku hormati setelah mama papa yang selalu menjaga aku seperti layaknya barang berharga yang harus dijaga tapi kini semua itu tinggal kenangan jasadnya kini sudah menyatu dengan tanah tanpa bisa aku sentu lagi.

"Makasih ka galang, untuk semua yang sudah kakak berikan seumur hidup kakak" kataku serak mencoba menahan tangis yang siap tumpah "kakak bilang kakak gak bisa ngasih aku hadiah di ulang tahun ke 17 aku kan ka" tumpah sudah kini air mataku tak bisa terbendung lagi "kakak salah, kakak tau selama ini kakak selalu memberikan yang terbaik buat aku, kakak selalu mengedepankan aku dibanding diri kakak sendiri" aku menarik nafas dulu sebelum melanjutkan ucapanku "dan bahkan sekarang kakak memberikan hati kakak untuk aku agar aku bisa tetap hidup, dan merelakan hidup kakak sendiri. aku janji ka akan selalu jaga hati kakak ini, dan terimakasih untuk hadiah ulang tahun dari kakak ini ya itu kesempatan untuk hidup lebih lama lagi. kakak harus tau kalau semua ini sudah lebih dari indah" aku merasakan tangan hangan ka kevin mengelus bahuku dari belakang "kita pamit pulang ya ka, kita janji bakal terus tengokin lo kesini" pamit ka kevin setelah itu mendorong kursi rodaku menjauh meninggalkan tempat peristirahatan terakhir ka galang.

Di depan mobil tampak alya dan ali yang sepertinya ikut menyusul aku kesini karena tadi tak ada mereka "kalian nyusul gue ?" Tanyaku pada alya "iya tadi gue kerumah sakit ketemu ali abis terapi mau jengukin lo tapi kata suster lo ke pemakaman ka galang jadi kita susul deh" jelas alya panjang lebar "li kamu udah bisa jalan lagi ?" Kali ini aku bertanya pada ali karena menyadari ali yang sudah tidak menggunakan rongkat lagi "hehe iya kan aku dulu maksa sama dokter dan mama juga biar terapi aku dipercepat jadi deh aku sekarang udah bisa jalan" kata ali sambil tersenyum "ya udah kita pulang yu" ajak ka kevin dan langsung diaetujui kita semua.

Aku menatap keatas langit sore tampak cerah hari ini dan aku tahu di atas sana ka galang sedang melihatku sekarang, termakasih ka untuk pengorbananmu sungguh ka yang telah kamu berikan LEBIH DARI INDAH dalam duniaku.

THE END

LEBIH DARI INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang