[Ada beberapa cerita yg di private. Silahkan follow aku terlebih dahulu, agar bisa membacanya] Konten cerita ini bersifat dewasa (18+). Jika memang tidak suka, silahkan untuk mundur atau jangan membacanya.
Ps: Cerita ini blm tamat, thanks.
***
Bagi...
Notes: Hai untuk readers pendatang baru di cerita ini. Cuman menginformasikan saja, jika nanti kalian tidak menemukan beberapa part alias menghilang itu di karenakan aku private.
Oleh karena itu kalian akan bisa membacanya kembali jika kalian mem-follow aku di akun ini. Berikut cara lebih jelasnya:
1. Follow aku 2. Add ceritaku ke library/perpustakaan kalian 3 . Refresh
Jika sebelumnya kalian belum memfollow aku namun sudah menamnahkan ceritaku ke daftar perpus. Maka lakukanlah hal serupa seperti yang di atas. Namun sebelum melakukannya kalian harus menghapus ceritaku terlebih dahulu.
Kurasa itu saja. Terimakasih! :)
*******
Menikmati heningnya tengah malam. Seorang pria dengan memiliki mata hitamnya yang memukau, serta rahangnya yang tegas telah ditumbuhi bulu-bulu halus itu sedang menatap langit-langit melalui balkon kamarnya. Berkali-kali ia membuang nafas dengan gusar.
Di ambilnyalah sepuntung rokok, membakarnya dengan pemantik, lalu menghisapnya di saat itu juga.
Asap yang ia hembuskan menyeruak ke udara. Kepulan-kepulan yang juga mengenai sebagian wajahnya ia tak pedulikan lagi.
Sesungguhnya, ia hanya memikirkan seseorang.
Menghisapnya kembali dengan dalam, lalu membiarkan asap tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Memang dari remaja, ia sangat menyukai rokok. Baginya, apabila tidak merokok sehari, maka ia akan mati serta mulutnya terasa sangat asam.
Tetapi berbeda untuk beberapa bulan ini. Kenapa? Karena ia jadi meningkatkan rokok per tiap hari, dua kali lipat dari sebelumnya.
Jika dulu ia hanya menghabiskan tiga rokok dalam sehari. Maka untuk kali ini, ia menghabiskan enam rokok untuk seharinya.
Ya benar. Cigarette adalah kesukaannya!
Itu semua dia lakukan karena pria itu sedang depresi karena seorang perempuan yang begitu mencintai dirinya.
Tapi sayang, ego masa lalu-nya yang membuat pria itu buta hingga tak menyadari bahwa ada sesosok rapuh yang begitu mendambakan dirinya.
Memandang langit gelap sambil menghisap nikotinnya kembali, Zayn membatin dalam hati: You're My Midnight memories, Babe! And I want you here right now!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
