"Gigi, kau kenapa?"tanya Louis bingung karena adiknya menunduk-kan kepalanya.
"Tidak, aku tiba tiba merasa tidak enak badan. Oh ya, hoodie nya kuambil nanti saja yaa, bye!" ucapnya dengan suara ceria yang dipaksakan.
Louis hanya mengedihkan bahunya lalu melanjutkan kembali perjalanannya menuju dapur untuk mengambil beberapa minuman kaleng.
Disisi lain. Zayn yang sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang telah dia perbuat pada Gigi, pun ia memasuki kamar Louis kembali.
Dengan penuh kenyamanan. Zayn merebahkan tubuhnya yang shirtless diatas kasur milik Louis, sambil memainkan ponselnya, lalu mengirim beberapa pesan berisi godaan pada beberapa teman wanitanya.
"ZAYN!" pekik Niall, "Kenapa kau selalu mengunci pintunya sih?" ujar Niall sebal di luar sana.
Langsung saja Zayn melangkah dengan gontai, kemudian membukakan pintu untuk si pirang tersebut.
"CEPAT ZAYN!!"
"IYA SEBENTAR!" Balas Zayn dengan berteriak juga. "Hanya kebiasaan, mate." jelas Zayn sambil menidurkan tubuhnya lagi di atas kasur.
"Whatever, oh ya mana Gigi?" Tanya Niall yang ikut-ikutan merebahkan dirinya di sebelah Zayn.
Zayn hanya mengedihkan bahunya sebagai pertanyaan yang temannya tanyakan.
Setelah itu, ia kembali fokus dengan ponselnya. Tak di pedulikannya Niall yang sekarang justru mengoceh karena sifat cueknya.
"Dasar pria tampan berdarah dingin huhhh." Kata Niall dengan menghela nafas, "Ya walaupun masih tampan wajahku sih."
Sementara di tempat yang berbeda, Louis berjalan menuju taman belakang rumahnya.
Awalnya dia hanya ingin mencari udara segar saja. Namun karena dia melihat adik tercintanya sedang duduk termenung seorang diri, Louis pun mulai menghampiri.
"Hey adikku yang cantik tapi tomboynya tak tertolongkan. Kemana keceriaanmu? di makan tupai kah?" Ucap Louis sambil mencubit gemas pipi adiknya tersebut.
"Aduh, Lou. Sakit tau." jawab adiknya dengan wajah yang cemberut, "You're so annoying! Lagipula kalau memang benar di makan tupai, apa urusannya denganmu?" sewot Gigi di karenakan mood-nya sedang tidak baik hari ini.
Walau adiknya terlihat kesal karena dirinya di ganggu. Bukan berarti membuat Louis jadi marah. Justru yang Louis lakukan hanya terkekeh kecil.
"Hahaha mana ada tupai yang mau mendekatimu. Kau saja galak seperti ini. Pantas saja kau masih jomblo. Ck!" Goda kakak-nya. Dan itu membuat Gigi semakin kesal
"LOU! Aku tidak berniat untuk bercanda. Dan sekarang, tarik perkataanmu itu cepat. Aku ini bukan jomblo, tapi single!"
"Bukankah itu sama saja? Sama-sama tidak memiliki kekasih." Ledek kakak-nya lagi dengan mimik muka jahil.
"LOU!" Gigi berteriak kembali hingga Louis terpaksa harus membekap mulut adiknya itu menggunakan telapak tangan.
Setelah adiknya diam. Barulah Louis melepaskan tangannya.
"Kau kenapa sih?" Tanya Louis lagi. Tapi kali ini dengan serius.
"Apanya yang kenapa?"
"Itu. Dari tadi ku lihat hanya melamun saja. Apa sih yang kamu pikirkan? Siapa tau aku bisa membantu adik kecilku
ini." Kata Louis yang menatap lekat-lekat wajah Gigi.Gigi pun malah tersenyum jahil, "Adik kecilmu? Maksudmu yang 'itu'?" Tanyanya dengan melirikan mata-nya ke arah kejantanan Louis.
Louis yang akhirnya mengerti langsung menyentil jidat adiknya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Memories● Z. M
Fanfiction[Ada beberapa cerita yg di private. Silahkan follow aku terlebih dahulu, agar bisa membacanya] Konten cerita ini bersifat dewasa (18+). Jika memang tidak suka, silahkan untuk mundur atau jangan membacanya. Ps: Cerita ini blm tamat, thanks. *** Bagi...