Gadis itu kemudian melangkah dengan tertatih. Rasa perih yang menjalar dibagian bawahnya membuatnya berusaha menahan rasa sakit.
Pelan-pelan dia membuka pintu. Sekuat mungkin Gigi tidak mau menimbulkan suara karena takut membangunkan abangnya.
Ketika sudah sampai di dalam, Gigi langsung pergi ke kamar mandi. Dia lalu menyalakan air wastafel sehingga menimbulkan suara air yang berisik. Dari situ dia kemudian mengeluarkan tangisannya dengan kencang.
Dia menangis tersedu-sedu sampai-sampai pundaknya turun naik. Air matanya yang sudah membanjiri pipi membuat wajahnya memerah.
Setelah merasa puas menangis. Gigi akhirnya membasuh wajahnya dengan air, mematikan keran, kemudian kembali melangkah keluar untuk beristirahat dari segala pemikirannya.
***
"Hei, G! Goodmorming," seru abangnya ketika baru saja selesai membasuh diri.
Gigi yang merasa terpanggil langsung mengangguk sambil mengucek kedua matanya. Ia kemudian menyingkapkan selimut, sebelum akhirnya menapakki kaki ke lantai.
Memakai sandal hotel. Gigi melangkah mendekati Louis. Tanpa sadar jalannya menjadi sedikit aneh karena selangkangannya masih terasa perih.
Gadis itu bahkan hampir terhuyung kalau saja Louis tidak menangkap lengan adik perempuannya itu.
"Ada apa denganmu? Apakah kamu sakit?" tanya Louis panik. Gigi menggeleng sebagai jawaban.
"Kapan kita check out?"
"Mungkin nanti siang, sist. Why?"
"Aku ingin pulang sekarang sehabis sarapan. Karena ada urusan penting yang harus ku kerjakan."
Louis menggeleng dengan cepat, "aku tidak mengijinkanmu untuk pulang tanpa adanya orang yang menemanimu. Lagipula, tidak bisakah kamu menunggu beberapa jam lagi? Kurasa sehabis sarapan selesai semuanya akan bersiap-siap untuk pulang."
Mendengar penuturan Louis, Gigi langsung menundukkan kepalanya.
Seandainya saja Louis tau penyebab Gigi ingin cepat-cepat pulang di karenakan adiknya tidak mau melihat Zayn untuk saat ini.
Karena biar bagaimanapun dia sudah cukup kecewa serta sakit hati ketika mengingat kejadian kemarin malam. Oleh sebab itu Gigi tidak mau berlama-lama melihat pria pakistan tersebut.
Tapi apa daya? Sepertinya dia memang tidak bisa menghindari Zayn. Oleh sebab itu Gigi hanya mengangguk pasrah ketika Louis pada akhirnya menyuruh dia untuk ikut sarapan bersama.
Tidak lama kemudian abang dan adik tersebut sampai di Restaurant yang di sediakan hotel yang mereka tempati.
Ruangannya yang luas serta terbuka, serta dapat melihat langsung sebuah pemandangan pantai membuat suasananya terlihat teduh dan tenang.
Belum lagi di setiap meja makan tersebut memiliki penudung kain di atasnya, serta bangku berbentuk bantal membuat mereka dapat merasakan terpaan angin pantai.
Kali ini makanan yang di sajikan berbentuk prasmanan. Oleh sebab itu setelah selesai memilih sarapan pagi yang di inginkan, Gigi beserta dengan Louis langsung duduk di tempat bergaya cozy tersebut.
Mereka dengan santai menyantap makanan sambil memandang deru ombak yang bergerak kesana-kemari.
Lagi asik menyantap makanan. Beberapa crew serta anggota onedirection terlihat berdatangan.
Kemudian Gigi dapat melihat bahwa Liam sedang melambaikan tangan pada abangnya.
Louis mengangguk kemudian menoleh pada adiknya, "Aku ingin kesana sebentar sekaligus mengambil bread toast lagi. Apa kamu ingin di ambilkan sesuatu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Memories● Z. M
Fanfiction[Ada beberapa cerita yg di private. Silahkan follow aku terlebih dahulu, agar bisa membacanya] Konten cerita ini bersifat dewasa (18+). Jika memang tidak suka, silahkan untuk mundur atau jangan membacanya. Ps: Cerita ini blm tamat, thanks. *** Bagi...