Terlihatlah seorang anak perempuan cantik, kira-kira berusia duabelas tahun sedang memainkan gitarnya di ruang musik sekolah.
Di petiknya senar-senar gitar tersebut, hingga membentuk suatu lantunan nada yang indah. Sambil memainkan jemarinya di antara senar gitar, perempuan tersebut bernyanyi kecil.
Suaranya yang halus nan jernih sangat memanjakan telinga.
Bahkan orang yang mendengarnya di jamin akan ketagihan.
Beberapa kali ia mengharumkan nama baik sekolah. Beberapa kali juga ia mendapatkan gelar siswi terbaik.
Bibirnya yang mungil mulai melantunkan sebuah lantunan lagu dari Taylor Henderson-When you were mine. Tiap-tiap bait yang ia nyanyikan sangat mempunyai arti tersendiri hingga membuatnya tersenyum tipis.
Ia makin mengembangkan senyumnya, ketika kakak kelasnya datang menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya kakak kelas tersebut sambil melipat kedua tangannya di dada.
Sementara perempuan tersebut nampak gugup, "Me-menghabiskan waktu istirahat saja. Kak Zayn, kenapa ada disini?" ia nampak memilin rok seragamnya yang berwarna biru karena saking gugupnya ada Zayn disini.
"Bukan urusanmu," Balasnya acuh. Kemudian pria itu berjalan menuju lemari dimana alat-alat musik berada.
Di Fannable International School ini memang di lengkapi dengan fasiltas yang sangat lengkap. Bahkan, kolam renang indoor maupun outdoor terdapat di dalam sekolah ini.
Dan sekarang, Zayn yang notabenenya lebih tua 2 tahun di atas Gigi sudah selesai mengambil alat musik yang di carinya.
Yap benar. Saxophone.
Zayn sangat menyukai alat musik tersebut.Sebetulnya tak hanya alat musik itu saja. Ia juga bisa drum, fiolin, bass, maupun alat musik gitar. Tapi entah kenapa Zayn akhir-akhir ini menyukai saxophone.
Ketika dia sudah mendapatkan alat musik yang di inginkannya, Zayn mulai berjalan keluar untuk meninggalkan ruang musik ini.
Tetapi Gigi Hadid menghentikannya, "Kak Zayn!" seru gadis itu dengan volume meninggi.
Zayn yang mendengarnya menggeram kesal, "Ada apa? Aku tidak setuli itu!"
"Ma-Maaf," mohonnya dengan menundukkan kepala. Gadis itu tak berani menatap kakak kelasnya.
"Cepat katakan ada apa?"
"Umm-anu-umm-" Gigi tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena dia sungguh gugup.
Karena Gigi sangat lama, maka Zayn yang sedang terburu-buru tersebut kembali berjalan.
Namun akhirnya Gigi yang melihat Zayn mau pergi dengan cepat memutuskan untuk berani berbicara pada pria tersebut.
Zayn pun menghentikan langkahnya.
"Kata Ms.Elliot, aku dan Kak Zayn disuruh ikut lomba di Festival Musik antar sekolah di seluruh New York," terlihat peluhnya sudah membasahi kening gadis itu. "Dan katanya kita harus latihan besok," Gigi pun merasa lega karena telah berhasil mengatakannya.
"Lalu, aku peduli?" kata Zayn tak mengindahkan perkataan Gigi sama sekali.
"Tapi kak, kata Ms.Elliot Kakak akan berpasangan denganku. Dan latihannya harus minggu-minggu ini."
"Ganti yang lain saja. Ada Niall kan?"
"Tapi..."
"Ah, ada Luke juga. Jadi gantikan saja. Aku sibuk dengan band-ku. Luke dan Calum sudah menungguku dari tadi," setelah itu kakak kelasnya langsung menghilang dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Memories● Z. M
Fanfiction[Ada beberapa cerita yg di private. Silahkan follow aku terlebih dahulu, agar bisa membacanya] Konten cerita ini bersifat dewasa (18+). Jika memang tidak suka, silahkan untuk mundur atau jangan membacanya. Ps: Cerita ini blm tamat, thanks. *** Bagi...