Bagian 7

5.2K 373 16
                                    

Ketakutan lainnya karena wajah verrel bramasta datang membuka memorynya, seolah menampar ketololannya atas ciuman ini. Oh Tuhan... air matanya menetes, yuki sedang menyakiti perasaan verrel. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan pria itu setelah pria yang tidak mungkin untuknya ini menciumnya tanpa memberi rencana masa depan padahal verrel sudag merancang masa depan mereka dengan begitu indahnya.

Yuki ingin melepaskan diri dari pelukan Al saat pria itu malah menahannya dengan erat, yuki tidak tahu adakah alasan yang jelas pria ini tidak mau melepaskannya, tapi kegatetan itu datang lagi saat Al sudah menciumnya lagi, untuk sekali lagi dalam waktu berdekatan.

Oh yuki lupakah kau? Tidak ada pengikat apapun antara kalian dan kau membiarkan dia menciummu begitu saja. Bagaimana selama ini dengan keintiman kau dan verrel dalam hitungan NOL sementara dia adalah tunanganmu? Yuki meronta mengingatnya, berusaha melepaskan dari diri Al walaupun pria itu juga tidak mau kalah dalam menahannya erat-erat dalam pelukannya.

Bagaimana dengan verrel, bukankah ini sama saja dia sedang menghianati pria itu?

Yuki bisa merasakan tangan Al kedua-duanya sudah merengkuh tubuhnya erat-erat, pria itu juga tidak lagi bisa di bilangnya menciumnya jika mencumbu adalah penjabaran yang tepat. Jika tidak ada bayangan verrel atau jika mereka adalah sepasang kekasih yuki bersumpah akan membalas ciuman itu dengan senang hati walaupun kenyataannya dia juga tidak tahu bagaimana melakukan ciuman dengan benar.

Al masih menciumnya membabi buta. Matanya terpejam erat merasakan ciuman itu, bukan nafsu yang sedang di kejarnya tapi pemahaman agar wanita di pelukannya itu sadar Al juga sedang meronta dengan perasaannya seperti yang wanita itu lakukan. Hanya saja mereka memilih cara yang berbeda.

Al menunggu sampai yuki berhenti meronta dalam pelukannya, Al tahu fikiran wanita itu sedang terbagi- bagi seperti fikirannya yang juga terbagi- bagi selama beberapa hari belakangan ini. Dia menunggu yuki memilih.

Wanita itu akan berhenti dengan rontaannya atau tetap dengan tekadnya melepaskan diri.

Al baru melepaskan ciumannya yang kedua saat merasa wanita itu berhenti dari meronta dalam pelukannya, wanita itu meneteskan air matanya, wajahnya terlihat begitu frustasi beralasan. Al hanya bisa memperhatikan wajah itu lekat- lekat, juga memperhatikan bibir yang tadi di ciumnya.

Demi apapun Al ingin mengecapnya lagi, untuk yang ketiga kalinya. Dan untungnya kali ini yuki tidak menolaknya lagi, sudah menetapkan pilihan kah?

Al tidak lagi membabi- buta tapi mengecupnya lamat- lamat.

Al terhanyut akan ciumannya sendiri. Memakinya dalam hati saat ada keinginan yang lebih dalam hatinya. Al menginginkan yuki.

Senyumnya mengembang dari bibirnya saat merasakan balasan dari wanita itu pada bibirnya. Al sempat membuka matanya untuk melihat wajah wanita itu, wanita di pelukannya ini sedang menutup matanya. Menikmatinya kah? Di rasakanya juga kedua tangan wanita itu sudah berada di pinggangnya. Mencari pegangan.

Bagaimana rasanya ciuman ini?
Entahlah tapi ada rasa ingin meledak dalam dada karena bahagia. Rasanya tidak terjabarkan, dan mereka juga tidak terobsesi menjabarkannya jika melakukannya akan lebih menyenangkan daripada harus menerka- nerka rasa apa yang sudah timbul dihati masing- masing.

Degub jantung yang berdegup kencang itu juga terlalu di nikmatinya. Membagi rasa pada lawan. Hanya ingin mengatakan mereka tidak ingin berhenti. Setidaknya untuk saat ini, karena diwaktu yang lain mungkin mereka sudah terlepas dan kembali ke dunia masing- masing.

Kali ini Al'lah sosok yang ketakutan. Kenyataan bahwa wanita ini akan menikah dalam waktu 2 hari kedepan menarik akal sehatnya begitu saja. Sisi lain fikirannya datang untuk memberi ide buruk padanya.

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang