Bagian 3

5.4K 407 16
                                    

Dunia terlalu menyembunyikan banyak hal...

Dunia tempat penuh kejutan...

Dan setiap orang mendapatkan kejutan itu dengan adil...

Yuki cukup panik, dia baru selesai dengan semua treatment sebelum pernikahannya di salon kecantikan bertepatan dengan sebuah telpon yang membuat darahnya berdesir sampai tubuhnya terasa lemas.

Hanya sebuah nama dan dia sampai beberapa saat tidak kunjung mengangkat panggilan dari nomor tersebut sampai sambungan yang di lakukan oleh sosok pemilik nomor yang meneleponnya itu terputus.

Dia sedikit berfikir apakah ini halusinasinya, tapi panggilan kedua membuatnya sadar. Terlalu nyata. Panggilan di telponnya bukan halusinasinya walaupun dia sudah sering berharap hal seperti ini akan terjadi hingga dia sadar bahwa itu tidak mungkin.

Yuki masih takut untuk mempercayainya, dan dengan ragu juga dia mengangkat telpon itu. Yuki tidak mengeluarkan suara apapun, entah mengapa dia tidak mampu membuka mulut. Ada rasa bahagia, bingung, dan pengharapan lagi yang timbul hanya karena telpon ini. Sosok penelpon pun tidak mengucapkan sepatah katapun. Apakah handphonenya melakukan panggilan tanpa di sengajai? Rasanya tidak mungkin.

Hampir sepuluh detik.

Seharusnya mereka membicarakan sesuatu, setidaknya saling mengucapkan 'hallo'

Yuki masih duduk di kursi kemudi mobil verrel yang di pakainya untuk pergi kesalon, tempat dia mengangjat telpon itu. Dan sambungan masih berlangsung. Entah apa yang terjadi dengan orang di seberang panggilan, yuki berusaha membuka suaranya untuk menyapa penelponnya, hanya di ujung lidah saja...

"Yukiii..." Deg. Suara itu terdengar begitu lemah di telinga yuki, lebih bisa di sebut gumaman kecil. Dan helaan nafas pendek yang terdengar oleh telinganya. Bukan masalah itu yang begitu membuat hatinya bergetar kencang, tapi pada sapaan itu. Suara dari pemilik yang sangat di kenalnya itu baru saja memanggilnya dengan non formal. Yuki tahu betul tidak pernah sekalipun terdengar olehnya orang itu pernah memanggilnya tanpa panggilan hormat. Tidak ada sekalipun. Baik dalam ranah formal atau non formal dia akan selalu menggunakan panggilan formal dengan menyebut sebatas nona yuki atau nama panjangnya.

Untuk sesaat dia terpaku dengan handphone yang tetap berada di telinganya, yuki terlalu menyukai panggilan itu. Suara itu.

"Bisakah kau bicara sesuatu padaku?" Suara itu keluar lagi, lirih dan sedikit frustasi. Mengingat lagi bagaimana sikap pemilik dari suara ini, yuki tau ada yang salah dengan pria ini. Dia sedang tidak baik-baik saja. Seharusnya ada sepatah kata dari yuki, tapi mulutnya terkunci. Suaranya pun entah hilang kemana. Mendadak kelu untuk alasan yang tidak jelas. Atau malah terlalu jelas.

"Apakah kau bahagia yuki?" Semakin lirih. Pria itu jelas meracau, jelas-jelas dia begitu terkenal tidak suka banyak bicara kecuali dalam hal mengamuk yang sudah menjadi hobinya. Dengan suara yang bukan dirinya itu di tambahnya dengan seringnya dia mengucapkan kalimatbterlebih kalimat yang sebenarnya termasuk kategori tidak penting.

"Aku tidak bahagia.." pria itu berbicara lagi dan kali ini suaranya sarat akan kesedihan, walau tidak ada isakan tapi suara itu terasa bergetar, yuki tidak tahu apa yang sudah terjadi dalam kehidupan pria ini setelah dia pergi, setelah mereka tidak bertemu selama 4 hari, apakah pria itu sedang kesulitan karena suatu masalah? Tidak. Jika itu masalah perusahaan dia tidak akan terlihat se-tidak masuk akal begini. Jadi..
Ataukah berhubungan dengan naydira,tunangannya. Apakah mereka sedang bertengkar? Bisa saja, naydira adalah kekasihnya dalam rentang 5 tahun,dan mereka akan menikah, alasan yang masuk akal jika dia 'hancur' saat sedang mempunyai masalah dengan kekasihnya. Tapi adakah alasan pria itu menghubunginya??

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang