bagian 11

4.2K 369 18
                                    

Alghazaly terpaku. Sejak tadi dia berdiri dan melihat semuanya tanpa sebuah intrupsi.

Tidak, jeritnya dalam hati. Bukan ini yang di inginkan al, dia tidak ingin wanitanya itu menerima akibat dari perbuatan yang justru di lakukan oleh al, dia juga tidak ingin yuki merendahkan diri karenanya atau karena apapun al tidak ingin yuki dipandang rendah apalagi mengizinkan gadis itu merendahkan diri. Apalagi ini kesalahan al.

Dari kesalahan yang di lakukannya, bukan akhir seperti ini harapan al. Tidak terlintas sedikitpun tujuan hidup al untuk membuat wanita cantik itu menderita.

Al, dia hanya ingin mengukuhkan diri sebagai pemilik satu- satunya yuki, walaupun caranya salah. Tapi hanya itu saja tujuannya.

"Bangun yuki!" Suara al terdengar tajam, dingin menembus pori- pori yuki yang mendengarnya. Al tidak mau yuki bersimpuh pada pria lain, dan membunuhnya sebagai pria. Bagaimana bisa al membiarkan wanita itu merendahkan dirinya pada orang lain sementara al hanya menonton dan melewatkan hal itu begitu saja.

Tapi seberapa banyak ketakutan yang diterima yuki karena ucapan al, yuki tidak beranjak dari posisinya. Begitu juga verrel yang memandang puncak ubun- ubun yuki yang menunduk di kakinya.

Yuki tidak peduli dengan apa yang akan al lakukan jika yuki menolak perintah itu, yuki butuh maaf verrel. Biarlah jika pada akhirnya al akan melampiaskan kemarahannya, yuki tidak peduli. Jikapun itu terjadi mungkin yuki akan meminta al untuk sekalian membunuhnya.

"Maafkan aku verrel, aku meminta belas kasihmu... sekalipun aku tidak pantas, sekalipun aku murahan, verrel... kumohon.."
Yuki mengacuhkan al, tangannya memeluk lutut verrel yang masih berdiri membeku. Sementara al sudah berkilat- kilat marah.

" aku benar- benar tidak tahu diri, aku juga tidak tahu berterimakasih pada kebaikanmu, verrel... maafkan aku, maafkan aku... aku tahu aku tidak pantas menerima maafmu, aku tidak pantas, aku mengecewakanmu, tapi aku tidak ingin kau marah padaku verrel, aku tidak mau kau membenciku..."

"Apa yang kau inginkan dariku, yuki" suara verrel keluar, yuki mendongak menatap wajah verrel yang memandangnya sayu.
"Haruskah aku memaafkanmu sementara kau begitu mengecewakanku, apa aku terlihat bodoh di matamu yuki?" Verrel tidak menyumpahinya, tapi kata- kata itu lebih sakit dari sebuah kata kasar sekalipun.

" tidak... verrel, kumohon jangan berfikir seperti itu...

"Kau ingin aku berfikir apa?" Potong verrel perlahan menajam. " kau menghianatiku tepat sehari sebelum
kita menikah, apa yang bisa aku fikirkan?, seandainya kau jadi aku, bagaimana kau menghadapi ini? Bisakah kau memaafkanku?" Tanya verrel sesak.
"Aku memang menjanjikanmu kebahagiaan yuki, tapi bukan berarti kau memperlakukanku sesuka hatimu"

Yuki menangis kerasa mendengar tuduhan terakhir verrel, "aku tidak seperti itu verrel..."

"Lalu kau seperti apa?" Suara verrel menyela nyaris menjerit.

Yuki terisak dalam, tapi tidak ada yang keluar dari mulutnya, karena yuki memang tidak menemukan satu jawabanpun untuk pertanyaan verel, jadi benarkah dia seperti itu?
Verrel benar?

"Kau tidak menemukan alasannya" ucap verel untuk pertama kalinya terdengar dingin di telinga yuki, wanita itu mempererat pelukannya di kaki verel, tapi pria itu dengan seluruh tenaganya melepaskan pelukan yuki pada kakinya, nyaris menghempaskan tubuh itu, kemudian pergi tanpa sepatah kata, tanpa memberi waktu yuki untuk mengejarnya. Meninggalkan yuki yang terduduk menjerit histeris melihat verel pergi. Yuki mengisak keras saat melihat verel pergi tanpa bisa berbuat apapun untuk menahan pria itu. Terlebih rasa kecewa pada dirinya sendiri, jadi benarkah apa yang di katakan verel tadi, dia memperlakukan hati verrel sesuka hatinya, tidak mempedulikan perasaan pria itu, hanya bergelut dengan perasaannya sendiri, seburuk itukah dirinya?
Tapi verel penting untuk dirinya, verel adalah orang yang tidak pernah ingin dilihatnya menderita, dia selalu ingin verel bahagia. Tapi yuki justru yang melakukan semuanya atas semua kelukaan verel.

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang