bagian 10

4.2K 391 24
                                    

Al menatap yuki tajam sebelum kakinya bergerak menuju pintu keluar apartemennya. Seorang sudah menunggu wanita itu untuk membawanya pergi dari tempat ini. Mungkin. Tapi yang pasti al terihat seperti seseorang yang dengan kesadarannya sendiri menginzinkan wanitanya keluar dari tempatnya atau mungkin hidupnya.

Tidak ada kata sehubungan tentang perasaan ataupun cinta yang terlontar langsung dari mulut al sejak mengenal yuki dari 3 tahun yang lalu. Tapi manusia bodoh manakah yang tidak bisa mengartikan situasi ini begitu berhubungan erat dengan perasaannya.

Terlalu jelas bukan?

Satu kepal dari tangan verrel bramasta langsung menghujam pipi kanan alghazaly sampai pria yang masih cidera di tangan kanannya itu terhuyung ke belakang. Verrel memang tidak memberikannya barang sedetikpun kesempatan untuk menangkis pukulan itu. Al melihat pasti bagaimana amarah yang berkobar- kobar dari mata pria tunangan mantan sekretarisnya itu. Tapi al bersumpah dia tidak pernah takut pada amarah itu.

Verel terlihat murka, sejauh mana dia berfikir al pasti menyakiti tunangannya yang selama ini selalu menangis karena perasaan tak terbalas dari al. Tidak mungkin yuki akan berteriak- teriak histeris padanya di telepon kalau al tidak melakukan hal buruk padanya. Walaupun verrel tidak tahu itu apa. Belum tahu.

Lima detik, tatapan verel berubah nanar saat matanya menemukan sosok yang sedang duduk di lantai sambil menunduk dengan tangis yang tersedu- sedu terdengar begitu menyedihkan bagi verel. Pria itu berdiri lemas di tempat saat sekelebat fikiran buruk datang menerjang kemampuan daya khayal otaknya. Verel tidak bodoh untuk tidak paham apa yang telah terjadi. Hatinya tertohok menyadari bagaimana penampilan tunangannya dengan kemeja pria lain melekat pada tubuhnya. Verel tidak ingin berfikir sejauh itu, tapi bagaimana bisa.

Sesuatu yang terjadi itu, verel tidak ingin percaya bahwa semuanya ternyata lebih dari fikiran- fikirannya semacam al menahan yuki di rumahnya, nyatanya semuanya lebih buruk.

Tangan verrel mengepal erat menahan emosi yang ingin meledak karena alasan bahwa dia kecewa dan verel tersakiti. Walaupun verel tahu bahwa tidak ada perasaan lebih dari yuki padanya tapi menyadari bahwa tidak ada sedikitpun yang bisa verel miliki dari yuki membuatnya merasa sesak merutuki takdirnya. Cinta yuki, dan seluruh isi otak wanita itu, berikut tubuhnya...

Sekarang hidupnya yang terlalu menyedihkan atau alghazaly yang terlalu banyak merasakan keberuntungan.
Verel ingat bagaimana usahanya untuk menarik perhatian yuki, bagaimana juga caranya masuk kedalam dunia yuki. Bagaimana usahanya dalam menawarkan pada yuki sebuah rasa hidup bahagia dan itu dengannya. Semuanya bukanlah hal yang mudah. Sementara alghazaly juatru tidak pernah melakukan apapun, tapi pria itu begitu mudah mendapatkan semuanya.

Apakah karena al terlalu mengagumkan? Tapi apa kekurangan dari verel bramasta?

Verel yang sempat befikir bahwa mulai besok dia akan menemui kebahagiannya. Bagaimana memulai hidup setelah janji pernikahan dengan gadis yang di cintainya. Bagaimana keinginannya sudah terkabulkan. Verel tidak pernah berfikir akan ada hari seperti ini. Hari di mana verel mendapati tunangan berada dalam ruang hidup pria lain pada pagi hari setelah dia menempuh belasan jam berada di atas udara untuk menghadiri acara pernikahan dan itu acara pernikahannya dan tunangannya.

Apakah gadisnya melakukan penghianatan? Verel ingin mencoba mengerti apa yang mungkin saja menjadi alasan gadis itu sehingga pada akhirnya melakukan hal ini padanya-menyakitinya. Setidaknya mencoba mengerti mungkin semua ini terjadi dalam kata 'wajar' karena pria yang bersamanya adalah memang pria yang di cintainya.

Tapi bagaimana dengan perasaan verel, pada akhirnya haruskah dia masih mencoba mengerti setelah hatinya menelan kekecewaan yang mendalam. Haruskah verrel tetap mencoba memahami perasaan orang lain, mengabaikan betapa hancurnya dia saat ini.

Tidak bolehkah verrel egois untuk perasaannya sendiri? Tidak selalu mengerti tapi juga ingin di mengerti. Hingga pada akhirnya verel memilih pilihan yang sebenarnya justru semakin menyakitkan untuknya.

Pilihan verel bukan pada menghujamkan banyak pukulan pada al sampai yakin pria itu akan berakhir tragis dengan remuknya tulang belulang. Bukan juga menyeret yuki pergi. Pilihan verel lebih pada berbalik menuju pintu apartemen ini. Mulutnya juga hanya bisa tertutup tanpa sepatah kata yang seharusnya disampaikan dengan sewajarnya oleh seorang pria yang baru saja di khianati.

Verel sadar, pilihan yang di buatnya ini memang lebih menyakitkan dari rasa terkhianati oleh yuki, cinta terbesarnya dalam hidup, dan itu untuk selamanya. Semuanya jauh lebih sulit dari sakitnya penghianatan itu sendiri.

Tapi untuk menerima penghiatan itu juga bukanlah hal yang bisa di lambangkan kata mudah baginya.

Mungkin pilihannya adalah yang terbaik.

"Jangan pergi verel, kumohon" di dapatinya wajah memerah berlinang air mata milik yuki di hadapannya. Wanita itu berdiri menghadapnya, salahkan verel berfikir yuki sedang menghadang kepergiannya? Verel juga ingin berfikir yuki sedang menahannya untuk tidak meninggalkannya termasuk rencana pernikahan pada esok hari. Tapin teringat lagi pada fakta bahwa verel tidak punya arti apa- apa di bandingkan alghazaly yang saat ini sedang bersama yuki, sebelah hati verel berfikir yuki mungkin hanya basa- basi padanya hanya untuk mengungkapkan kata maaf karena penghiatannya.

Langit bumi verel sadar, di mata yuki al adalah nomor satu, dan layaknya manusia manapun di dunia ini, yuki sudah pasti memilih al dan meninggalkan verel yang tidak ada arti apa-apa bagi yuki. Jadi untuk apa yuki menahannya jika bukan untuk maaf.

"Aku tahu aku terlalu kotor untuk menyentuhmu, verel" verel melihat air mata yuki yang menetes semakin deras. Dan entah dadanya nyeri melihat itu. " maaf menyakitimu verrel, aku mohon maafkan aku." Aku pantas kau pandang rendah, aku juga tidak tahu diri mengharap maafmu. Tapi kumohon maafkan aku verel"

Verel benar. Tunangannya tidak menahannya, tapi meminta maafnya. Demi Tuhan verel hanya pria biasa. Mendapati fakta ini, dia sangat terluka. Kenyataan yang di terimanya sangat menyakitkan.

Wajah tampan malaikat hidup yuki mengeras menegaskan emosinya. Dan yuki tahu dia tidak termaafkan. Bagaimana akan ada pria yang akan memafaakannya setelah apa yang di lakukannya. Terlebih pada verel yang terlalu baik untuknya.

Yuki tahu verel mungkin akan memuntahkan amarahnya, malah akan tidak rasional jika verel malah tidak melakukan apapun terhadap perbuatannya.

Yuki merosot jatuh di hadapan verel, berlutut dengan terisak saat verel menepis tangannya saat yuki berusaha meraih tangan verel yang akan terbiasa menghapus air matanya itu.

Sepintas verel membeku. Mendapati tunangan seperti ini, seorang wanita kehilangan harga diri berlutut mencari maafnya. Verel terluka karena wanita itu menangis dan dia tidak bisa menghapus air mata itu lagi, sebab tangisan itu karenanya, sebab luka di hati verel lebih besar dari luka yang tumbuh di hati yuki.

Yuki tahu betapa rendahnya dia saat ini.

Yuki sudah berlutut pada dua pria berbeda dalam waktu tidak sampai satu jam, pada dua pria kaya raya yang setelah ini mungkin akan memandang jijik padanya. Tadi malam yuki mungkin sudah kehilangan kehormatannya sebagai wanita yang punya harga diri, tapi pengukuhan resmi bahwa dirinya memang wanita tanpa harga diri tecatat pada detik ini. Mungkin setelah ini yuki akan menanggung malu, mungkin akan benar- benar mati karena bunuh diri setelah tidak lagi menemukan alasan untuknya hidup.

Tapi sebelum itu terjadi, maaf verrel harapnnya.

Tidak masalah juga dia akan di pandang tak berharga asal verel memaafkannya. Setidaknya mungkin yuki akan mati dengan tidak terlalu banyak beban.

Tbc..
Hiks yuki mau bunuh diri pemirsahhh, gimana ini????
Allll kamu ngapain aja yank kok diam saja???

Makasih yang udah mau baca apalagi yang udah sempeti koment dan kasih vote tapi sedih juga, yang baca udah ribuan tapi yang kasih vote sama coment 300 pun gak ada. T,T. Bagi penulis koment para readers adalah semangat loh buat nerusin ceritanya, tapi kalau kalian pada males coment atau vote, penulisnya juga males buat terusin ini cerita. Bukan gila coment apa vote tapi kan sebagai apresiasi buat semangat para penulis.
Oke deh, sekarang gini aja, kalau koment atau vote di setiap story aku bertambah aku bakalan cepet update cerita selanjutnya tapi kalau gak ya sebaliknya, saya juga bakalan males buat upload kelanjutannya.
Oke makasih semuaaaa muachhhh

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang