Rando's POV
Aku memasuki sebuah klub malam untuk menenangkan pikiranku. Terlalu banyak masalah yang mengisi rongga kepalaku saat ini sampai mau meledak rasanya. Para rogue sialan itu telah mengacaukan semuanya. Mereka memaksa masuk teritoriku dan menyerang banyak penjaga disana. Bodoh. Itulah kenapa mereka dibuang dari pack pack mereka. Mereka terlalu memberontak. Terlalu bodoh dalam bertindak. Lihat saja nanti, Aku bersumpah taakan pernah memberi kesempatan mereka untuk hidup tenang selama mereka masih berada disekitar teritori pack ku! Dan kalau sampai mereka masih berani menerobos masuk teritoriku, bisa ku pastikan jantung mereka akan menjadi hiasan dinding di rumahku!!
Aku memesan sebotol vodka untuk menenangkan kekacauan otakku, dan menenggaknya sampai habis dalam sekali minum.
Ah, Tunggu! Aroma apa ini? Aromanya begitu manis. Begitu Menenangkan. Begitu memabukan. Astagaaa~ aroma vanilla dengan sedikit aroma cendana itu membuatku hampir gila!! Mabukkah aku? Tidak! Tidak mungkin aku mabuk! Bahkan aku sanggup menghabiskan puluhan botol vodka tanpa mabuk sama sekali kalau aku mau. Aku yakin, ini bukan pengaruh alkohol yang ku minum.Aku mengedarkan pandanganku demi mencari sumber aroma itu. Aroma yang sangat menusuk dan membuatku seakan mau mati kalau tak mencium aroma itu. Lebih manis dari aroma caramel yang sedang di panaskan dan lebih bisa memabukanku daripada vodka. Aku terus mengedarkan pandanganku ke sekeliling sampai aku dan mataku menemukan sumber aroma itu. seorang gadis dengan seragam pelayan yang tengah kewalahan dengan pekerjaannya. Ramainya pengunjung di tempat ini tidak membiarkannya duduk barang sedetik. Dia terus bolak balik mengantar dan mencatat pesanan pengunjung. Selain itu banyak juga di antara pengunjung pria yang menggodanya, bahkan berusaha menyentuhnya. Dia terlihat tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Dia terlihat tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan. Dia terlihat kaku dan terlalu memaksakan senyum ketika ada yang menggodanya. Sangat berbeda dengan pelayan lain yang dengan senang hati melayani lelaki hidung belang yang ada disini. Dia wanita baik baik yang terjebak di tempat ini!
'Mate!!!'. Gazelle, wolfku berteriak dalam fikiranku. Memekakkan telingaku sampai rasanya besok aku tidak akan pernah bisa mendengar lagi. Mengklaim gadis yang tengah ku perhatikan itu sebagai mateku. Gadisku. Milikku.
Aku terus memperhatikannya dari jauh. Aroma tubuhnya masih menguar mengisi seluruh ruangan ini. Sesekali geraman keluar mulus dari mulutku ketika beberapa lelaki berusaha menggodanya dan dengan sengaja meletakan tangannya dibokong wanitaku. Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam! Aku bersumpah setelah ini aku akan mematahkan lengan siapapun yang lancang menyentuh wanitaku!!
____wolf's mate___
Aku memesan minuman lagi. Bahkan aku lupa berapa jumlah botol vodka yang telah kuhabiskan dan entah sudah berapa lama aku duduk dikursi ini demi menunggu sampai para pengunjung kian lama kian habis.
Ku lirik arlojiku. Jam menunjukan pukul 04.30. Sudah tidak terlihat adanya pengunjung di tempat ini, karyawan yang lain pun mulai meninggalkan tempat ini demi untuk pulang ke rumah mereka. Tapi entah kemana perginya gadisku? Sejak satu jam lalu dia pergi ke belakang dan tidak terlihat lagi.
Aku mulai cemas kalau kalau terjadi sesuatu pada gadisku itu. Aku hendak berdiri dan pergi menerobos ruang karyawan kalau saja gadisku tidak segera keluar dengan membawa kain pembersih meja. Rupanya memang dia yang bertugas membereskan tempat ini saat akan tutup, itulah kenapa aku tidak melihatnya sejak satu jam lalu. Dia pasti sedang istirahat tadi.
Dia mulai merapihkan seluruh ruangan. Aku tak mau mengganggunya dulu, sehingga aku putuskan untuk bersembunyi selama dia merapihkan tempat ini. Setelah tempat ini rapih, aku kembali ke posisiku dan menunggu gadisku yang mungkin tengah merapihkan peralatannya untuk pulang.
Dia keluar dari ruang karyawan dengan baju kaos dan celana jeans biru panjang. Dia sudah tidak menggunakan seragam kerjanya yang membuat semua orang bisa melihat dada dan bokongnya yang seakan mau meledak dalam balutan seragam itu~ dia pasti tidak nyaman dengan seragamnya. Lihat saja, akan aku pastikan kalau dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti ini lagi. Dan aku bersumpah tidak ada lagi yang bisa melihat keindahan tubuhnya selain aku. Geraman itu lolos lagi dari mulutku. Entah mengapa dengan hanya membayangkannya saja rasanya aku akan meledak!Ah, gadisku mulai mendekat. dia tengah menuju kearah pintu keluar, dan dia melihatku. Astagaaa~ betapa cantiknya dia. Lihat!!!! Betapa indah rambut ikal cokelatnya itu! Demi seluruh wolf pack di mukabumi ini, tidak ada rambut yang seindah itu! Dan bola mata itu... bola mata itu begitu biru. Begitu teduh. Sempurna! Hukum aku kalau sampai ada air yang turun dari bola mata cantik itu!! Aku tidak akan membiarkannya terjadi !
Dia berjalan semakin mendekat. Oh astaga! Tolong hentikan degup jantungku!!!!! Aku bisa mati !
Ah! Persetan dengan apapun! Aku sudah tidak tahan lagi ! Aku bangun dari tempatku dan menghampirinya. Aku menatapnya lekat dari dekat. Mengagumi setiap inchi dari wajahnya. Tanpa sadar senyumku mengembang menyaksikan seorang gadis yang begitu cantik di hadapanku. Sejurus kemudian aku memeluknya erat. Sangat erat. Dia terdiam sesaat, dan memberontak kemudian. Aku tau ini pasti akan terjadi. Aku tau aku terlalu gegabah. Tapi tolong jangan salahkan aku! Salahkan dia yang begitu sempurna sampai aku tidak bisa menahan diriku! Pelukanku semakin mengerat padanya sampai akhirnya dia menyerah. Dia kehabisan tenaga. Aku masih memeluknya kuat. Aku takut dia meninggalkanku. Aku tak akan biarkan itu terjadi sampai kapanpun !"Maaf tuan, bisakah tuan melepaskan saya? Saya tidak bisa bernafas" katanya.
Astaga, suara itu benar benar merdu di telingaku! Tapi apa dia bilang? Dia ingin aku melepasnya? Maaf! Tapi jangan berharap banyak sayang~ aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun!
"Tidak" jawabku dingin. Sangat dingin. Sebenarnya aku tidak mau bersikap sedingin ini padanya, Tapi aku tidak bisa melepaskannya. Kalau aku lepaskan, dia pasti pergi meninggalkanku. Dan aku tak bisa membiarkan itu terjadi !
Aku menggerakkan sebelah tanganku. Kubelai lembut rambut cokelatnya yang indah. Kuhirup dalam aroma rambutnya yang memabukan. dan ku tempelkan kepalanya kedadaku agar dia tau seberapa keras degup jantungku karnanya. Ya! Dia! Hanya dia yang bisa membuat jantungku seakan memberontak untuk tetap berada di tempatnya. Dia begitu dahsyat buatku.
Aku mencium puncak kepalanya dalam. Dan lalu membisikan kata sebagai tanda klaimku padanya.
"Mate!!!"
-wolf's mate-
#edited
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf's Mate
Werewolfpertemuan seorang alpha dari dark pack dengan seorang gadis bermata biru laut membuat kehidupannya berubah drastis. WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR KEKERASAN, FIKSI DAN KHAYALAN, DAN BANYAK ADEGAN 18+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!