Author's pov
Gadis itu mengerjapkan matanya berkali kali. Berusaha mencerna semua kalimat yang dilontarkan Rando. Mencoba menafsirkan segala bentuk keanehan yang ada dalam kalimat itu.
"Lalu, kenapa harus aku?" Hanya kalimat itu yang mampu dikeluarkan demi menanggapi penyataan Rando yang masih memenuhi rongga kepalanya.
"Karna moon goddess bilang begitu" Rando terdengar begitu yakin, sekaligus santai. Dia duduk dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang, membiarkan tubuhnya yang tidak berbalut kain menjadi sandaran bagi gadisnya, dan memainkan rambut cokelat milik gadisnya itu. Dia bahkan bersiap menjawab semua pertanyaan Vio satu persatu kalau Vio meminta. Tapi gadis itu hanya diam.
Bukan, bukan karena pertanyaannya sudah habis. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin di lontarkan Vio, namun gadis itu memilih diam. Dia sudah terlalu lelah. Perasaannya terlalu aneh. Ada rasa takut, bingung, resah, dan bahagia(?) disana. Entahlah~ untuk saat ini, mungkin diam adalah pilihan terbaik baginya untuk mengistirahatkan sejenak otak dan hatinya. Mungin membiarkan tubuhnya bersandar pada dada bidang Rando dan menikmati setiap sentuhan yang diberikan pada rambutnya adalah pilihan menarik baginya saat ini, daripada dia harus bertanya ini itu atau malah berteriak ketakutan dan meminta untuk dipulangkan. Sungguh, dia sudah sangat lelah.Rando's pov
Aku telah mengatakan segalanya. Aku telah mengungkapkan semuanya. Aku tidak mau mate ku tidak mengetahui siapa aku. Aku tidak mau mate ku pergi dariku. Cukup sudah semua penantian yang selama ini ku jalani. Aku sudah sangat lama menanti gadis mungil dihadapanku ini. Aku tidak mungkin pernah membiarkannya pergi. Tidak akan!
Sudah hampir satu jam kami berada dalam diam, dengan dia yang masih bersandar padaku, dan aku yang masih terus memainkan rambut indahnya. Ku perhatikan air wajahnya, Dia masih sedikit tegang. Aku tau dia masih takut. Aku terus membelai rambutnya, memberikan rasa nyaman sebisa mungkin. Ku pererat rengkuhanku padanya, berharap dia untuk lebih tenang dan nyaman. Namun sesaat setelah tubuhku semakin rapat padanya,dia semakin tegang.
"A... a-ku takut"
Oh tidak!! Dia tidak boleh takut!! Sungguh aku tidak pernah bisa membayangkan hidupku tanpanya. Dia gadisku. Dia milikku. Aku bisa gila jika kehilangannya! Dia tidak boleh takut padaku!!!
"Aku mohon tatap aku!"
Aku memegang lembut dagunya dan menghadapkan wajahnya padaku. Aku menatap dalam kedalam matanya. Mata biru sebiru laut itu sungguh sangat mampu mampu menenggelamkanku didalamnya. Aku menyukainya. Sangat!"Aku bersumpah tidak akan pernah menyakitimu dan membiarkanmu tersakiti ! Aku tidak mau kehilanganmu! Aku mohon jangan takut padaku! Aku sungguh mencintaimu!!" Aku berbicara dengan tetap menatap lekat kedalam bola matanya yang cantik.
"b-bagaimana kau bisa bicara seperti itu? Sedangkan kau baru saja bertemu denganku kemarin malam?" Keraguan. Itulah yang tertangkap dari tatapannya.
Aku memegang tangannya. Menuntunnya menuju dadaku agar dia dapat merasakan betapa bisingnya degup jantungku saat ini.
"Kau bisa rasakan itu? Dia yang menuntunku untuk menemukanmu. Dia selalu seperti itu saat kau berada didekatku. Gazelle. Wolf didalam diriku terus berteriak dalam fikiranku sehingga hampir membuatku gila. Dia terus menyerukan kata 'mate' ketika kau berada di dekatku. Dan kau tau? Bahkan aroma tubuhmu sudah bisa kukenali dari jarak puluhan kilo meter"
"b-bagaimana bisa???"
"Karna kau adalah takdirku. Kau yang telah ditakdirkan moon goddess untuk menjadi Luna dari pack ku. Dan kau adalah separuh rusukku yang hilang. Percayalah, aku sungguh sangat mencintaimu Raviola Zacth"
Dia hanya terdiam, mencoba mencerna semua ucapanku, kurasa. Segera ku peluk tubuh mungilnya, menempatkan kepalanya di dadaku, dan menghirup nafas sebanyak yang aku bisa agar aroma tubuh yang memabukkan ini memenuhi rongga paru-paruku. Dia tetap diam tak bergeming. Tak ada lagi perlawanan darinya seperti sebelumnya membuatku merasa sedikit lega.
Cepat tandai saja dia agar dia tidak pernah bisa pergi dari kita!
Gazelle tiba tiba berbicara padaku melalui mindlink.
'Tidak Gazelle. cukup sudah aku membuatnya takut! Aku akan menandainya saat dia siap dan mau untuk ku tandai'
Setelah percakapan singkat itu, Gazelle memblok mindlink kami. Aku tau perdebatan ini tidak pernah ada ujungnya jika di teruskan. Kurasa dia marah sepertinya~
ah sudahlah~ serigala tua itu memang pemarah. Biarlah dia diam didalam sana.__wolf's mate__
Raviola's pov
Pagi ini aku turun dari kamar megah ini.
Yahh~ setelah semua yang terjadi beberapa hari yang lalu, aku sedikit meyakini bahwa laki-laki wolf itu memang mencintaiku. dia telah membuktikan banyak hal hingga membuatku sedikit lebih meyakini kata katanya.
Aku mulai menuruni tangga dan bertemu beberapa orang dirumah ini. Asal kau tau saja, setiap kali aku berpapasan dengan siapapun dirumah ini, mereka pasti akan memanggilku dengan sebutan 'Luna' dan menunduk hormat padaku.
Itu membuatku merasa tidak nyaman. Sungguh! Ini sangat amat menggangguku!!"Tolong jangan panggil aku dengan nama itu! Aku bukan Luna! Aku Raviola! Panggil aku Vio. Rasanya aneh saat aku dipanggil dengan nama yang bukan merupakan namaku! Itu sangat mengganggu, kau tau? Kalian cukup memanggilku dengan nama Vio bukan Luna, mengerti?"
Aku menggerutu ketika orang ke-8 yang bertemu denganku pagi ini memanggilku dengan sebutan itu. Aku mengerucutkan bibirku sampai aku tiba di kursiku dan perempuan paruh baya yang ku temui itu hanya tersenyum.
"Heyy! Jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu!! Itu membuatku ingin melumat dan menghabiskannya tanpa sisaa~"
Rando yang duduk di sisi kananku berbisik tepat di telingaku membuat seluruh romaku menegang. Aku menoleh dan membulatkan mataku seketika. Dia terkekeh geli dan lalu mengecup singkat bibirku dan kembali duduk dikursinya sambil merengkuh pinggangku.
Ah, jangan tanya apa aku risih atau tidak, aku bahkan selalu memarahinya dan mencubit tangannya yang dengan lancang berada di pinggulku. Tapi dia bahkan tak pernah sedikitpun mengalihkan tangannya dariku."Jangan lakukan itu lagi ya" katanya.
"Lakukan apa?"
"Memarahi orng orng yang memanggilmu Luna. Luna adalah sebutan bagi Ratu di kaum kami. Itu adalah kehormatan. Dan biarkan mereka menghormatimu. Kau pantas di hormati, kau tau?"
Aku hanya mengendikan bahu malas. Kau tau? Perdebatan dengannya tak pernah bisa berakhir baik.
"Sekarang, habiskan makananmu! Aku tidak mau memiliki pasangan yang lebih terlihat seperti kerangka daripada manusia!"
__ wolf's mate__
Aku kini tengah berada dikamarku. Merebahkan tubuh dan meluruskan kaki setelah merapihkannya.
Ah, apa aku tadi bilang Kamarku?
Tidak~ jangan harap laki laki over protective itu mau memulangkanku ke apartemen kecilku itu. Aku bahkan tidak di izinkan menjejakan kakiku keluar dari pintu tempat ini.Jadi yang kumaksud Kamarku saat ini adalah kamar yang aku tempati sejak awal aku dibawa kesini. Kamar ini telah menjadi tempatku beraktivitas selama ±2 minggu ini. Yaahhhh~ kurasa Aku mulai merasa terbiasa dengan semua ini. Semua perlakuan Rando yang begitu romantis namun arrogan, semua panggilan aneh itu, dan semua aktivitas yang dilakukan di rumah-yang lebih pantas disebut istana- ini. Aku mulai mendapati beberapa fakta mengejutkan disini. Beberapa nama seperti Daniel, Melvin, Feli, Rick dan Gladys yang merupakan teman temanku bekerja dan teman temanku semasa SMA ternyata adalah bagian dari kaum ini. Bahkan tuan Black yang merupakan boss-ku ditempatku bekerjapun termasuk bagian dari kaum ini. Entahlah~ ternyata selama ini aku dikelilingi banyak manusia serigala dan aku tidak pernah menyadarinya(?) bagaimana aku bisa sangat bodoh sih?
Kalian tau? Saat ini amat sangat banyak hal yang mengisi ruang dikepalaku. entahlah~ tapi segala hal tentang laki laki itu selalu membuat ku bingung. Aku masih menunggu dengan waspada akan apa yang mungkin mereka lakukan padaku. AKu juga masih mencari cara agar bisa segera meninggalkan tempat ini.
Yahh~ aku memang mulai terbiasa dengan semuanya disini, tapi bukan berarti aku tidak ingin keluar dari tempat ini kan?! Dan sekarang yang ku bisa hanya menunggu tanpa tahu apa yang harus aku lakukan.__ wolf's mate__
#edited

KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf's Mate
Werewolfpertemuan seorang alpha dari dark pack dengan seorang gadis bermata biru laut membuat kehidupannya berubah drastis. WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR KEKERASAN, FIKSI DAN KHAYALAN, DAN BANYAK ADEGAN 18+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!